Cara Mudah

6 Aturan Sederhana untuk Menjadi Kuat

6 Aturan Sederhana untuk Menjadi Kuat – Temukan 6 kebiasaan sederhana yang bisa kamu terapkan dan mengubah hidupmu selamanya.

Bayangan Mental Orang Sukses

Bentuk dan tanamkan kuat-kuat di pikiranmu bayangan dirimu sendiri sebagai orang sukses. Pegang terus gambar itu, jangan pernah lepas. Jangan biarkan hilang dari kepala kamu. Otakmu akan berusaha mewujudkan apa yang kamu bayangkan. Jangan pernah membayangkan gagal, dan jangan ragu apakah itu bisa jadi kenyataan atau tidak. Ini penting banget, karena otak kita akan terus mencoba menyelesaikan apa yang sudah dibayangkan. Jadi, selalu bayangkan keberhasilan, walaupun kondisi saat ini kelihatan nggak mendukung.

Lihat & Bayangkan
Untuk bisa menemukan tujuan atau arah hidupmu yang jelas, ada tiga hal yang perlu kamu lakukan:
1. Tentukan dulu seperti apa kesuksesan buat kamu.
2. Buat gambaran yang kuat di kepala tentang dirimu yang berhasil.
3. Pahami dan tegaskan nilai-nilai pribadi kamu.

Kalau kamu sudah tahu apa arti sukses buat kamu pribadi, coba bentuk bayangan mental tentang dirimu yang sudah berhasil. Gambarnya harus jelas dan se-detail mungkin.

Waktu saya umur dua puluh, saya membayangkan diri saya jadi pembicara sukses, pelatih pribadi, konsultan bisnis, dan penulis. Saya kerja dari rumah—di mana saya bikin dan nyusun program yang nanti saya presentasikan ke klien. Kantor saya punya dinding penuh rak buku yang bisa saya akses kapan aja. Waktu itu saya masih pakai mesin tik dan telepon besar yang berat. Komputer pribadi dan internet belum ada di awal tahun 70-an.

Saya juga membayangkan ngobrol langsung dengan pimpinan-pimpinan perusahaan, ngisi pelatihan dan kegiatan team building di ruang rapat kantor mereka. Lucunya, banyak dari mereka ngerokok saat sesi! Saya punya bayangan jelas banget berdiri di depan banyak orang di pertemuan sales, kasih presentasi. Saya juga membayangkan menandatangani buku saya sendiri di toko buku. Bahkan saya bisa lihat diri saya naik pesawat ke berbagai tempat buat ngisi pelatihan, pidato, atau jadi konsultan.

Anehnya, semua bayangan itu jadi kenyataan. Kantor saya sekarang mirip banget sama yang dulu saya bayangin—bedanya sekarang ada dua komputer dan HP, bukan mesin tik dan telepon besar. Rak bukunya masih penuh. Dari 20 buku yang ada di rak, semuanya saya yang tulis. Sekarang udah nggak ada yang ngerokok di sesi pelatihan saya, dan saya pakai slide daripada kertas tulis tangan, tapi inti kegiatannya masih sama seperti yang saya impikan dulu. Saya udah pernah bicara di hadapan audiens di berbagai negara, dan punya banyak poin frequent flyer karena sering naik pesawat.

Saya hidup sesuai mimpi saya—dan itu terjadi karena dulu saya berani bermimpi. Sekarang giliran kamu. Apa mimpimu? Bisa nggak kamu bayangin dengan jelas di kepala?

Saya saranin kamu luangkan waktu buat diri sendiri dan coba jawab tiga pertanyaan ini:
– Di mana kamu ingin berada 10, 20, atau 30 tahun dari sekarang?
– Seperti apa rasanya kalau kamu udah sampai di situ?
– Gimana kehidupanmu nanti?

Tanya juga pertanyaan lain yang bisa bantu kamu membentuk gambaran jelas tentang kesuksesanmu. Ini bukan sekadar mimpi siang bolong. Ini kerja sungguhan. Kamu sedang merancang masa depanmu lewat pikiran.

Simpan terus gambaran ini di pikiran setiap hari saat kamu menjalani aktivitas. Sesekali, coba tanya ke diri sendiri: “Apa yang aku lakuin hari ini bawa aku lebih dekat ke gambaran suksesku?”

Dengan begitu, kamu tetap menjaga mimpimu tetap hidup—dan terus melangkah ke arah yang kamu tuju.

Inti pesannya sederhana:
Orang-orang sukses tahu apa arti sukses buat mereka. Lalu mereka buat gambaran jelas dan kuat tentang kesuksesan itu. Gambaran mental ini jadi bahan bakar buat jaga semangat dan terus bergerak menuju kehidupan dan karier yang mereka inginkan. Ngebayangin kesuksesan itu bukan mimpi kosong. Itu kerjaan penting—kerja merancang masa depan kamu, supaya kamu bisa ambil langkah-langkah nyata buat mewujudkannya.

6 Aturan Sederhana untuk Menjadi Kuat
6 Aturan Sederhana untuk Menjadi Kuat

Hapus Pikiran Negatif

Ringkasan
Kalau muncul pikiran negatif yang bikin kamu merasa nggak punya kekuatan atau jadi ragu sama diri sendiri, lawan dengan sengaja—ucapkan dalam hati atau langsung—pikiran positif untuk menetralkannya.

Pikiran
Banyak orang biasanya pakai afirmasi positif, meditasi, visualisasi, atau latihan lain buat ngusir pikiran negatif, supaya mereka bisa menarik hal-hal baru ke dalam hidup mereka—entah itu uang, kesuksesan, cinta, dan sebagainya.

Sayangnya, sekitar 95% dari pikiran kita itu isinya hal-hal negatif, dan sebagian besar tersimpan di alam bawah sadar. Jadi butuh waktu bertahun-tahun kalau cuma mengandalkan itu buat benar-benar mengubah hidup. Kita harus bisa sadar dan kenali apa aja yang jadi penghalang atau hambatan, supaya kita bisa menciptakan kesuksesan yang kita mau.

Memang nggak mudah buat ganti fokus, apalagi kalau masalahnya penting banget buat kamu, atau rasanya terlalu berat buat dihadapi.

Contohnya soal berat badan.
Waktu kamu ngerasa gemuk, biasanya kamu malah makin sulit untuk jadi langsing. Kenapa? Karena saat kamu merasa gemuk, kamu jadi sedih, mungkin juga stres. Lalu kamu jadi makan lebih banyak atau tidur lebih lama buat ngilangin rasa nggak enak itu. Nah, kalau kamu terus-terusan fokus ke perasaan “gemuk” itu (masalahnya), bisa-bisa kamu malah makin menarik masalah itu dan makin susah turun berat badan.

Tapi kalau kamu alihkan fokus ke solusinya—misalnya mulai olahraga, makan lebih sehat—kamu akan merasa lebih semangat buat bertindak. Dan kamu akan lebih mudah menemukan dukungan dan alat yang kamu butuhin buat capai tujuanmu.

Jadi, dengan menggeser fokus dari masalah ke solusi, kamu akan lebih mudah menarik hal-hal yang kamu inginkan dalam hidup, bukan hal-hal yang kamu nggak mau.

Hadapi Masalah

Ringkasan
Jangan membesar-besarkan masalah di pikiranmu sendiri. Jangan langsung percaya bahwa suatu hambatan itu besar. Coba lihat secara realistis dan sederhana. Masalah memang harus dihadapi dan diselesaikan dengan baik, tapi jangan dilebih-lebihkan oleh rasa takut.

Masalah
Masalah itu nggak bisa dihindari dalam hidup sehari-hari. Bahkan, kalau kita lagi nggak punya masalah, otak kita bisa-bisa malah nyiptain masalah baru. Jadi, waktu ada masalah datang, jangan buru-buru menghindar. Sebaliknya, lihat itu sebagai kesempatan buat memperbaiki diri. Dengan mengatasi masalah, kita bisa jadi lebih kuat dan belajar hal-hal penting dalam hidup.

Berikut beberapa tips buat menghadapi masalah:

1. Jangan merasa jadi orang paling sial
Punya masalah bukan berarti kamu harus merasa sial atau malu. Memang sih, kadang masalah muncul karena kesalahan kita di masa lalu. Tapi menyesal terus-menerus nggak akan menyelesaikan apa-apa. Lagi pula, banyak juga masalah yang muncul bukan karena kita. Jadi, kalau kita merasa malu atas masalah yang bahkan bukan salah kita, itu malah bikin kita rugi dua kali.

Baca Juga:  100 Tips Kencan Pertama: Panduan Ampuh Bikin Kesan Pertama Tak Terlupakan

2. Anggap sebagai kesempatan, bukan beban
Banyak hal yang kita anggap sebagai masalah, sebenarnya adalah kesempatan buat belajar atau memperbaiki kelemahan. Kita mungkin nggak pengen punya masalah, tapi kalau kita bisa melihatnya dengan sudut pandang yang positif, kita bisa dapat pelajaran berharga dari situ.

3. Tetap teguh dan nggak goyah
Kalau masalah datang dari orang lain, kita harus kuat supaya nggak kebawa suasana negatif mereka. Coba bayangin kayak bikin tembok tak terlihat di sekeliling kita biar aura buruk mereka nggak masuk. Contohnya, kalau orang lain lagi stres berat, tanpa sadar mereka bisa “nularin” stres itu ke kita. Kalau kita nggak cukup kuat, kita bisa ikut kepikiran. Tapi kalau kita bisa menjaga jarak secara mental, kita bisa tetap tenang.

4. Bayangkan solusinya, bukan fokus ke masalahnya terus
Kalau kita cuma mikirin masalahnya doang, kita bisa jadi putus asa dan ngerasa masalah itu terlalu besar. Akhirnya malah nggak ngapa-ngapain. Sebaliknya, kita harus fokus ke solusinya. Bayangkan jalan keluarnya. Jaga pola pikir tetap positif dan mulai ambil langkah-langkah kecil untuk menyelesaikan masalah itu, pelan-pelan tapi pasti.

5. Ubah cara pandang
Kadang ada masalah yang muncul berulang kali. Itu biasanya karena pola pikir atau sikap kita yang belum berubah. Kalau terus-terusan ngadepin masalah dengan cara yang sama, hasilnya juga bakal sama. Coba lihat dari sudut pandang yang baru. Kalau perlu, minta pendapat dari orang lain. Siapa tahu mereka bisa kasih masukan yang bisa bikin kamu melihat masalah itu dengan cara yang berbeda. Kuncinya adalah ubah cara berpikir. Masalah nggak akan hilang sampai kita menyelesaikan akar penyebabnya—dan itu biasanya ada di cara kita berpikir.

6. Gunakan humor
Humor bisa jadi obat mujarab buat banyak masalah, terutama yang berhubungan sama pikiran. Kalau kamu lagi pusing atau banyak pikiran, coba deh senyum atau ketawa. Kadang hal sesederhana itu bisa jadi solusi terbaik.

Jadilah Dirimu Sendiri

Ringkasan
Jangan terlalu kagum sama orang lain sampai kamu malah pengen jadi seperti mereka. Nggak ada orang yang bisa jadi dirimu sebaik kamu sendiri. Ingat juga, banyak orang yang kelihatannya percaya diri, padahal sebenarnya mereka juga punya rasa takut dan keraguan yang sama kayak kamu.

Jadi Diri Sendiri
Jadi diri sendiri artinya kamu mengenal dan menerima siapa kamu sebenarnya—mengekspresikan diri dengan jujur dan nyaman dengan apa adanya kamu.
Buat sebagian orang, itu artinya belajar mencintai diri sendiri. Buat yang lain, itu soal berhenti menyembunyikan jati diri cuma demi terlihat cocok sama orang lain.

Kenali dan pahami dirimu.
Kamu nggak bisa jadi diri sendiri kalau kamu belum benar-benar kenal siapa dirimu. Luangkan waktu buat merenung—apa yang kamu suka, apa yang kamu nggak suka, hal-hal apa yang pengen kamu capai. Jalanin aja pelan-pelan, coba-coba juga nggak masalah. Dari situ kamu bisa belajar banyak.
Boleh aja ikut tes kepribadian, tapi ambil yang berguna aja ya—jangan sampai hasilnya jadi nentuin seluruh hidupmu.

Terima kesalahan dan keputusan masa lalu.
Udah kejadian, udah lewat. Nggak usah nyesel terus-terusan. Nggak ada gunanya mikirin “andai dulu…”
Kita semua pernah salah. Yang penting sekarang kamu belajar dan nggak ngulangin hal yang sama.

Berhenti terlalu mikirin pendapat orang lain.
Jujur aja, pendapat orang lain tentang kamu itu bukan hal paling penting. Kamu nggak akan bisa jadi diri sendiri kalau terus kepikiran:
“Mereka kira aku lucu nggak ya?”
“Dia mikir aku gendut nggak ya?”
“Jangan-jangan aku keliatan bodoh?”

Lepasin semua itu. Jalani hidup dengan tulus, tetap peduli sama orang lain, tapi jangan sampai hidupmu dikendalikan oleh pandangan mereka.

Kamu nggak bisa nyenengin semua orang.
Kalau kamu berubah demi nyocokin diri ke satu kelompok, bisa aja kelompok lain jadi nggak suka. Akhirnya kamu capek sendiri ngejar-ngejar penerimaan orang lain yang nggak ada habisnya.
Tapi kalau ada orang yang kamu percaya kasih kritik tentang dirimu, coba dengerin. Nggak harus langsung diterima mentah-mentah, tapi pikirkan dengan jujur: ada benarnya nggak?

Jujur dan terbuka.
Kamu nggak harus nutupin bagian dari dirimu yang kamu anggap kurang. Semua orang punya kekurangan, dan semua orang lagi belajar.
Kalau ada bagian dari diri kamu yang bikin kamu malu, coba pelan-pelan berdamai dengan itu. Bisa jadi itu bukan kekurangan, tapi justru keunikan kamu.

Santai aja.
Jangan terlalu takut sama kemungkinan terburuk. Misalnya kalau kamu salah ngomong, atau makanan nyangkut di gigi—ya udah, ketawain aja. Belajar buat ngakak bareng orang lain, dan nggak terlalu serius menanggapi diri sendiri.
Orang yang bisa menertawakan diri sendiri itu biasanya justru lebih menarik.

Tunjukkan gaya dan keunikanmu sendiri.
Mau itu cara kamu berpakaian, cara bicara, atau cara kamu ngelakuin sesuatu—kalau itu memang gaya kamu dan nggak nyakitin diri sendiri atau orang lain, ya jalanin aja.
Kamu nggak harus ikut arus cuma buat diterima. Berbeda itu keren, dan justru bisa bikin orang tertarik sama kamu.

Percaya sama diri sendiri.
Kalau kamu terus-menerus berusaha jadi orang lain, kamu nggak akan pernah ngerasa puas. Jadi diri sendiri dan tunjukkan ke dunia bahwa kamu bangga jadi kamu.
Nggak ada yang lebih tahu tentang dirimu selain kamu sendiri, dan seharusnya kamu jadi pendukung nomor satu untuk dirimu sendiri.

Bayangin deh, kalau kamu harus ngabisin waktu seharian bareng diri kamu sendiri, kamu pengennya jadi versi diri yang kayak apa? Yang seru? Yang jujur? Yang asik tapi tetap jadi diri sendiri?
Mulailah dari situ.

Hiduplah sebagai dirimu hari ini, bukan versi yang kamu rasa “harusnya” jadi.
Jangan terus nyontek gaya orang lain cuma karena kamu pengen kelihatan cocok. Justru, bukankah lebih keren kalau kamu bisa tampil beda?

Misalnya kamu suka duduk di teras sambil dengerin hujan, suka strawberry cake dibanding cokelat, atau punya pandangan yang beda dari orang lain—ya udah, terima aja. Itu kamu.
Berbeda itu indah, dan justru bikin kamu unik dan disukai.

Cari Bantuan Konseling

Ringkasan
Temui konselor yang benar-benar paham, supaya kamu bisa ngerti kenapa kamu sering melakukan hal-hal tertentu. Cari tahu akar dari rasa minder dan kurang percaya diri kamu—biasanya sih dimulai dari masa kecil. Semakin kamu kenal diri sendiri, semakin gampang juga kamu cari jalan keluarnya.

Cari Bantuan
Tanyakan beberapa hal ini ke diri sendiri dulu:
– Kamu butuh terapi individu atau kelompok? Atau mungkin terapi pasangan? Atau terapi keluarga?
– Mau terapi yang fokus ke solusi jangka pendek, atau yang lebih dalam dan jangka panjang?
– Masalah apa yang mau kamu bahas? Tujuan kamu apa? Kamu lebih nyaman dengan terapi ngobrol, terapi seni, terapi gerak, atau yang lain?
– Kamu lebih nyaman ngobrol sama terapis laki-laki atau perempuan? Atau nggak masalah?
– Kamu bisanya terapi di jam kerja atau butuh jadwal malam/weekend? Lokasi yang enak buat kamu di mana?
– Budget kamu berapa? Perlu tarif yang bisa disesuaikan (sliding scale)?

Baca Juga:  100 Tips Jitu Membuat Cover Letter Menarik agar Dilirik HRD

Cari daftar terapis yang mungkin cocok:
Coba tanya ke teman, keluarga, atau siapa pun yang mungkin bisa rekomendasiin terapis. Bisa juga cari dari iklan, layanan rujukan, sekolah/kampus, atau internet.

Kalau udah nemu nama yang menarik, hubungi terapisnya. Kasih tahu aja kamu masih cari-cari yang cocok.

Beberapa terapis bersedia ngobrol dulu lewat telepon supaya kamu bisa “ngeh” gaya mereka kayak gimana. Ada juga yang langsung ngajak sesi percobaan. Bahkan, ada yang kasih sesi pertama gratis.

Apa pun kebijakan awal si terapis, kamu tetap bisa cari yang paling pas buatmu.
Kamu berhak tanya-tanya dulu, misalnya:

– Kamu lulusan dari mana?
– Udah berapa lama jadi terapis?
– Tarifnya berapa?
– Praktek di hari dan jam apa aja?
– Biasanya berapa lama tunggu buat dapat jadwal?
– Kamu sendiri pernah ikut terapi?
– Biasanya nangani masalah apa aja?
– Spesialisasimu di bidang apa?
– Kamu punya pengalaman menangani masalah seperti yang aku alami?
– Kalau kamu nggak bisa bantu, bisa rujuk ke terapis lain nggak?
– Nanti kita akan kerja bareng seperti apa?
– Kira-kira butuh waktu berapa lama?

Pas udah mulai konseling, percaya sama intuisi kamu.
Nggak peduli seberapa tinggi pendidikan atau banyak sertifikat si terapis—yang paling penting adalah perasaan kamu sendiri.
Tanya ke diri sendiri:
– “Aku nyaman nggak ya sama dia?”
– “Kayaknya bisa nyambung dan kerja bareng nggak ya?”
– “Dia bisa dengerin dan nggak nge-judge aku?”

Kalau kamu ngerasa nggak nyaman, wajar kok. Tapi kalau kamu ngerasa nggak aman, itu tanda bahaya—lebih baik cari terapis lain.

Ingat: kamu tetap yang pegang kendali.
Kamu bisa tanya apa pun ke terapis, dan kamu juga berhak nggak setuju dengan pendekatan mereka. Kalau kamu ngerasa nggak cocok, kamu bisa ganti terapis kapan pun.

Yang penting banget:
– Terapis nggak boleh punya hubungan pribadi sama klien (pacaran, bisnis bareng, nongkrong bareng, dll).
– Kalau itu terjadi, proses terapinya bisa rusak dan jadi nggak sehat.

Akhir kata:
Kalau kamu ngerasa cocok dan aman dengan terapismu, terusin. Tapi kalau enggak, jangan takut buat cari yang lain. Proses terapi itu tentang kamu. Kamu berhak punya tempat yang nyaman buat tumbuh dan sembuh.

Bangun Rasa Hormat pada Diri Sendiri

Ringkasan
Kenali kemampuan diri kamu secara jujur, lalu dorong sedikit lebih jauh—naikin 10% lagi. Tapi jangan jadi orang yang sombong, ya. Cukup punya rasa hormat dan kepercayaan diri yang sehat. Percaya bahwa kamu punya kekuatan dari Tuhan yang bisa kamu andalkan.

Hormat Sama Diri Sendiri
Rasa hormat sama diri sendiri itu penting banget buat hidup yang sehat dan bahagia. Kalau kita gak punya itu, kita bakal gampang minder dan ngerasa harus jadi orang lain. Bangun rasa hormat ini artinya kita punya keberanian buat hadapin apa pun yang hidup lempar ke kita.

Berikut beberapa cara buat ningkatin rasa hormat pada diri sendiri

1. Jujur sama diri sendiri
Tekanan sosial itu nyata banget—dari orang tua, pekerjaan, lingkungan—semuanya kayak ngarahin kita jadi “orang tertentu” dan ngelakuin hal tertentu. Tapi, rasa hormat diri yang sejati cuma bisa muncul kalau kita jujur sama apa yang bener-bener kita inginkan.

Penting buat percaya sama nilai-nilai kamu sendiri dan inget hal-hal yang emang penting buat kamu. Cuma karena orang lain bilang kamu harus begini atau begitu, gak berarti mereka benar.
Tanya aja ke diri sendiri:
> “Aku hidup buat nyenengin orang-orang, atau buat hidupin hidupku sendiri?”

2. Belajar nerima kritik
Kita semua sensitif. Gak ada yang suka dikritik. Tapi kalau kamu pengen punya rasa hormat diri yang kuat, kamu harus belajar ngadepin kritik dengan kepala dingin.

Coba lihat kritik dari sisi netral:
– Kalau gak benar, ya tinggal diabaikan.
– Kalau ada benarnya, ambil sebagai pelajaran buat berkembang.

Ingat, cuma karena kamu gak jago di satu hal, bukan berarti kamu gak berharga.

3. Tampil rapi, tapi gak perlu ikut-ikutan tren
Penampilan bisa bikin kita lebih percaya diri, tapi gak usah juga jadi budak fashion. Rawat diri dan berpakaianlah sesuai situasi.
Pakai baju yang bikin kamu nyaman dan percaya diri, bukan buat nyari pujian dari orang lain.

4. Jangan iri sama orang lain
Iri itu racun buat kebahagiaan dan rasa hormat diri. Kadang kita iri liat orang lain sukses, padahal kita gak tau perjuangan mereka. Iri juga bisa bikin kita jadi nyinyir, dan malah ngerusak diri sendiri.

Kalau kamu terus bandingin dirimu dengan orang lain, kamu nyatanya lagi ngukur nilai dirimu berdasarkan orang lain. Padahal, selalu aja ada orang yang lebih “hebat” dari kita.
Belajarlah buat ikut senang saat orang lain sukses. Kesuksesan orang lain gak ngurangin nilai diri kamu.

5. Hormati orang lain juga
Gimana kamu bisa hormatin diri sendiri kalau gak bisa hormatin orang lain?
Rasa hormat diri bukan tentang ngerasa lebih baik dari orang lain, tapi tentang punya keyakinan dan kepercayaan diri tanpa ngerendahin siapa pun.
Kalau kamu bisa liat hal baik di orang lain, kamu juga lebih gampang liat hal baik di diri sendiri.

6. Jangan benci diri sendiri
Kita semua pernah bikin salah. Tapi jangan jadiin kesalahan itu alasan buat ngejatuhin diri sendiri.
Kalau kamu terus nyalahin diri sendiri, lama-lama bisa jadi benci sama diri sendiri—dan itu bahaya banget.
Dengerin hati nurani kamu, iya. Tapi jangan terlalu keras sama diri sendiri.

7. Belajar memaafkan
Maafin orang lain, dan maafin diri sendiri juga. Jangan terus-terusan hidup di masa lalu.
Kalau kamu terus mikirin kesalahan yang udah lewat, kamu bakal terus ngerasa bersalah dan gak layak.
Jangan biarkan harga diri kamu ditentukan oleh masa lalu.

8. Jadilah pribadi yang gak egois
Rasa hormat diri itu bukan datang dari kesombongan atau pujian orang lain.
Kadang kita ngerasa dipuji itu bikin kita semangat, tapi kalau terlalu bergantung sama pujian, harga diri kita jadi rapuh banget.
Rasa hormat diri yang sehat itu datang dari dalam diri sendiri, bukan dari pengakuan orang lain.

Penutup
Terus kejar tujuan, mimpi, dan harapan kamu dengan semangat, keyakinan, dan sikap positif.
Kalau kamu punya itu semua, gak ada yang bisa ngalahin kamu.
Sikap positif akan ngebuka jalan dan ngasih kamu kekuatan pribadi yang luar biasa.

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *