Cara Mudah Menyapih Tanpa Stres
Cara Mudah Menyapih Tanpa Stres – Cari tahu kapan waktu ideal menyapih bayi dan bagaimana cara menyapih yang benar. Tips praktis dan fakta penting agar proses menyapih berjalan lancar tanpa tekanan.
Daftar isi
- 1 Kapan Harus Menyapih Bayi?
- 2 Sumber Informasi Tentang Menyapih Bayi
- 3 3 Kesalahpahaman Tentang Menyapih Bayi
- 4 3 Cara Memulai Menyapih Bayi
- 5 7 Tips Biar Proses Menyapih Bayi Jadi Lebih Gampang
- 6 Membiarkan Anak Menyapih Sendiri Secara Alami
- 7 Kapan Terlalu Tua Untuk Menyusui?
- 8 Apa yang Harus Dilakukan Sekarang
- 9 Menyapih Bayi: Sertakan Waktu Pelukan
- 10 Menyapih Bayi Satu Makan Sekaligus
- 11 Manfaat Menyusui Lebih Lama
- 12 Cara Menyapih Bayi
- 13 Menghadapi Orang yang Menyuruh Kamu Menyapih
- 14 Berhenti Menyusui dan Mulai Pakai Gelas
- 15 Kenapa Gak Boleh Langsung Berhenti Menyusui
- 16 Tips Menyapih Bayi dengan Cara Alami
- 17 Tips Menyapih Menyusui di Malam Hari
- 18 Menyapih Balita Karena Ada Bayi Baru di Jalan
- 19 Apa yang Terjadi pada Payudara Saat Kamu Berhenti Menyusui?
- 20 Kenapa Menyapih Itu Sulit?
- 21 Apa yang Membuat Menyapih Jadi Sulit?
- 22 Kapan Harus Menyapih Bayi?
- 23 Kapan Harus Menyapih di Malam Hari?
Kapan Harus Menyapih Bayi?
Kapan sih waktu yang tepat untuk menyapih bayi? Banyak teori tentang proses ini, dan ini sering jadi pertanyaan yang paling sering ditanyakan ke dokter anak. Bahkan dokter anak pun kadang nggak bisa kasih jawaban pasti kapan harus mulai menyapih. Faktanya, banyak ibu butuh panduan yang jelas kapan harus berhenti menyusui. Tapi sayangnya, nggak ada panduan pasti soal itu. Proses menyapih bayi ini memang butuh waktu, dan nggak ada yang bisa bilang kapan kamu harus berhenti menyusui.
Di Amerika Serikat, cuma sekitar 20 persen bayi yang masih disusui saat usia enam bulan. Angka ini cukup rendah. Kalau dibandingin sama negara lain, perbedaannya cukup mencolok. Contohnya, di kebanyakan budaya Eropa, Asia, dan Afrika, bayi biasanya disusui sampai umur dua sampai empat tahun. Banyak ibu di negara-negara tersebut melihat berhenti menyusui terlalu dini — kayak yang umum di Amerika Serikat — itu sesuatu yang kurang tepat.
Kenapa harus terus atau kenapa harus berhenti? Sampai sekarang, nggak ada bukti kalau menyusui lama itu berbahaya buat anak. Malah, banyak manfaat kalau kamu terus menyusui lebih lama. Bayi dapat nutrisi yang dibutuhkan, dan walaupun kamu hanya menyusui sekali sehari, itu tetap ada manfaatnya. Di Amerika Serikat, ada stigma negatif kalau menyusui lebih dari beberapa bulan, tapi sebenarnya itu nggak harus begitu.
Sebagai orang tua, ingatlah alasan kenapa kamu memilih menyusui sejak awal. Nutrisi yang didapat bayi dari ASI itu paling ideal. Ikatan antara ibu dan bayi jadi sangat kuat. Yang paling penting, bayi jadi merasa menyusui itu bikin dia nyaman dan aman.
Proses menyapih bayi itu nggak ada batas waktu pasti. Pikirkan apa yang terbaik buat anakmu secara individual, jangan cuma ikut-ikutan standar orang lain. Pada akhirnya, kamu harus dorong anakmu untuk membuat keputusan sendiri dengan memperhatikan apa yang dia butuhkan, bukan cuma berdasarkan apa kata teman atau orang lain.
Sumber Informasi Tentang Menyapih Bayi
Kalau soal menyapih bayi, banyak orang punya pendapatnya masing-masing. Kamu bakal denger banyak wanita yang sebenarnya nggak punya pengalaman tapi suka kasih saran soal berapa lama bayi harus disusui. Bahkan teman-teman kamu pun mungkin punya pendapat yang beda-beda soal kapan harus berhenti menyusui. Memang umum begitu, tapi yang penting adalah kamu harus buat keputusan sendiri berdasarkan kebutuhan kamu dan bayi.
Lalu, kamu bisa cari bantuan dari mana?
Yang paling penting, dokter anak kamu adalah orang yang tepat buat tanya soal ini. Dokter anak itu orang yang kamu percaya untuk urusan kesehatan anak. Kalau kamu nggak percaya, coba cari dokter lain yang kamu nyaman diajak bicara. Kamu perlu tahu apa yang anak kamu butuhkan saat ini, nggak peduli berapa usianya. Bicarakan soal menyusui dengan dokter kapan pun kamu merasa perlu. American Academy of Pediatrics merekomendasikan bayi disusui sampai minimal umur satu tahun, tapi bukan berarti dokter kamu harus nyaranin itu.
Selain dokter anak, ada banyak tempat lain yang bisa kasih informasi dan saran soal menyusui. Tapi hati-hati, jangan terlalu percaya sama orang yang opininya nggak berdasarkan pengalaman atau fakta. Misalnya, kalau temanmu yang belum pernah menyusui kasih pendapat, itu bukan dari pengalaman langsung. Mending tanya ke ibu-ibu yang pernah menyusui, dan cari tahu bagaimana mereka menjalani prosesnya. Kamu juga bisa cari grup dukungan menyusui di internet. Ini bisa jadi sumber yang bagus buat ibu yang pengen tahu kapan harus mulai menyapih secara objektif. Tapi ingat, keputusan tetap ada di tangan kamu.
Menyapih bayi bukan cuma soal kapan harus berhenti menyusui, tapi juga bagaimana caranya. Proses ini bisa butuh waktu lama, tapi kalau memang perlu, biarkan proses itu berjalan. Kamu bakal lebih menikmati dan merasakan manfaatnya setelah kamu dapat informasi yang benar dan terpercaya.

3 Kesalahpahaman Tentang Menyapih Bayi
Menyapih bayi itu proses di mana bayi berhenti menyusu dari ibunya dan mulai makan makanan padat atau minum dari botol. Proses ini memang pasti akan terjadi, tapi nggak ada jadwal pasti kapan harus dimulai. Apalagi karena tiap bayi unik, kebutuhan fisik dan emosionalnya beda-beda. Karena menyusui itu bukan cuma soal makan, tapi juga banyak hal lain, penting untuk lihat semuanya dari berbagai sisi. Nah, ada beberapa kesalahpahaman yang sering terjadi soal menyapih bayi. Ini tiga yang penting kamu ingat:
1: Waktu 6 Bulan Itu Patokan
Kesalahan besar adalah mikir kalau bayi harus berhenti menyusui saat umur 6 bulan. Padahal, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar ibu terus menyusui sampai minimal bayi umur satu tahun. Di banyak negara lain, berhenti menyusui sebelum ulang tahun kedua bayi itu dianggap aneh. Sebenarnya, keputusan menyapih harus dari bayi itu sendiri. Kalau dia belum siap, dia pasti kasih tahu. Nggak mungkin maksa bayi berhenti menyusu.
2: Ibu Terlalu Lama Membiarkan Bayi Menyusu
Sebenarnya, nggak ada alasan buat berhenti menyusui terlalu cepat. Banyak bayi yang pengen terus menyusu karena alasan tertentu dan itu harus dihargai. Bayi memang harus mulai makan makanan padat di umur 6 bulan, tapi mereka tetap bisa minum ASI beberapa tahun lagi tanpa masalah. ASI itu sangat bergizi dan bantu jaga sistem imun serta tumbuh kembang bayi tetap bagus.
3: Menyapih Itu Susah Banget
Memang, menyapih bayi butuh waktu dan proses. Lama prosesnya tergantung bayi. Kalau bayi nggak mau berhenti menyusu, pasti ada alasannya. Kalau begitu, mending konsultasi sama dokter anak dan cari tahu penyebabnya. Banyak orang salah paham soal kenapa ibu memilih menyusui lebih dari satu tahun. Intinya, nggak ada yang salah dengan menyusui lama. Malah, itu bagus buat kesehatan dan sistem imun anak.
3 Cara Memulai Menyapih Bayi
Kalau kamu sudah putusin buat menyapih bayi, apa langkah selanjutnya? Ada banyak cara buat mulai proses menyapih dari ASI, dan kamu bisa pilih yang cocok buat kamu. Tapi, hal pertama yang harus kamu pastiin adalah bayi kamu sudah siap. Pastikan juga dia udah cukup umur dan dapat kalori yang cukup dari makanan. Kalau sudah, coba tiga cara ini:
1: Lewatkan Sesi Menyusui
Cara paling simpel adalah dengan melewatkan satu sesi menyusui. Coba nggak menyusui di sesi itu, dan lihat bagaimana reaksi bayi. Sebagai gantinya, kasih ASI dari gelas atau susu formula. Cara ini efektif karena kamu cuma kurangi satu sesi menyusui setiap minggu. Lama-lama, bayi dan tubuh kamu juga bakal beradaptasi dengan perubahan ini.
2: Untuk Bayi yang Sudah Bisa Diajak Ngobrol, Alihkan Perhatiannya
Kalau bayi kamu sudah cukup besar dan bisa diajak bicara, coba alihkan perhatian dia saat waktunya menyusui. Misalnya, ajak jalan-jalan di luar rumah saat jadwal menyusui. Jadi, dia sibuk dan nggak fokus ke menyusui. Kalau dia minta menyusui, bilang nanti dulu, dan terus alihkan perhatian dia.
3: Kurangi Waktu Menyusui
Cara terakhir adalah dengan perlahan-lahan mengurangi durasi menyusuinya. Pastikan bayi sudah dapat makanan lain yang cukup, seperti cemilan sehat. Lalu, mulai kurangi lama menyusu, misalnya dari 5 menit jadi 3 menit, terus 2 menit, dan seterusnya. Kalau bayi masih di bawah 6 bulan, penting untuk mulai pemberian botol agar nutrisi tetap terpenuhi.
Ketiga cara ini cuma beberapa contoh, masih banyak cara lain juga. Tujuan utamanya adalah menyapih secara perlahan supaya nggak tiba-tiba berhenti yang bisa bikin bayi sedih atau stres. Kalau kamu berhasil, kamu dan bayi bakal sama-sama lebih siap untuk berhenti menyusui tanpa rasa cemas.
7 Tips Biar Proses Menyapih Bayi Jadi Lebih Gampang
Menyapih itu kadang susah dan bikin ibu sama bayi pengen prosesnya bisa lebih lama lagi. Tapi saat waktunya tiba buat menyapih, sebenarnya ini bisa jadi momen yang baik kalau kamu jalani dengan benar. Kalau kamu sabar dan tahu cara yang pas, semua akan senang dan prosesnya lancar. Ini beberapa tips supaya proses menyapih lebih gampang:
1. Pas waktu biasanya menyusui, coba alihkan perhatian bayimu dengan hal yang seru atau baru.
Mending ajak dia main di luar rumah saat waktu menyusu itu. Kalau dia sibuk main, pasti nggak mikirin susu.
2. Jangan pakai baju yang biasa kamu pakai waktu menyusui.
Baju itu bisa jadi tanda buat bayi minta menyusu. Selain itu, jangan duduk di tempat yang biasa kamu pakai menyusui. Cari tempat lain supaya bayi nggak langsung teringat menyusu.
3. Kalau bayimu masih di bawah satu tahun, biasanya kamu ganti sesi menyusui dengan botol atau cangkir.
Lakukan ini saat waktu makan biasanya, supaya bayi bisa mulai ngerti kalau sekarang waktunya minum dari botol, bukan dari payudara.
4. Kalau bayi sudah lebih dari satu tahun, kamu perlu kreatif cari cara supaya dia nggak menyusu.
Misalnya, tawarin camilan sehat atau jus yang baik buat dia. Atau bisa juga langsung ajak pelukan sambil santai aja tanpa makanan.
5. Siapkan banyak gangguan di waktu-waktu yang biasanya dia menyusu.
Ayah bisa bantu nih, ajak bayi main atau lakukan hal seru supaya dia nggak mikirin menyusu.
6. Jangan mulai menyapih saat bayi sedang tumbuh gigi atau lagi ada perubahan besar dalam hidupnya.
Kalau dipaksain, bayi bisa stres dan trauma secara emosional. Jadi, biarkan dulu dia beradaptasi dengan perubahan yang lain baru mulai menyapih.
7. Perhatikan kalau bayi mulai punya kebiasaan baru untuk menenangkan diri, misalnya mengisap jempol atau pegang selimut.
Itu wajar kok, jangan dilarang. Bayi cuma cari rasa aman dan nyaman. Biarkan dia perlahan lepas dari kebiasaan menyusu dengan cara ini.
Membiarkan Anak Menyapih Sendiri Secara Alami
Menurut American Academy of Paediatrics, bayi sebaiknya tidak dipaksa untuk berhenti menyusui. Mereka juga menyarankan supaya ibu menyusui minimal selama satu tahun penuh. Sementara itu, World Health Organization (WHO) punya pandangan agak berbeda, mereka menganjurkan supaya anak disusui sampai umur dua tahun. Tapi intinya, nggak ada batasan waktu pasti kapan kamu harus berhenti, dan nggak ada alasan untuk berhenti sebelum anaknya siap.
Kamu sebaiknya membiarkan anakmu yang memutuskan kapan dia mau berhenti menyusu, secara alami. Kebanyakan bayi biasanya berhenti menyusui antara umur 12 sampai 18 bulan, tapi ada juga yang butuh waktu lebih lama.
Ini beberapa manfaat dari membiarkan proses menyapih alami ini:
Kalau bayi sudah mulai makan makanan padat dan nggak keberatan melewatkan waktu menyusu, biarkan saja. Itu tandanya dia sudah percaya diri dan nggak lagi butuh rasa aman dari menyusu.
Kalau kamu membiarkan anak menyusu lebih lama, kamu bisa langsung lewati waktu pakai botol. Banyak anak langsung dari menyusu ke minum pakai gelas. Jadi nggak perlu susah-susah belajar pakai botol dan kamu juga bisa hemat biaya beli botol.
Kalau anak yang menentukan kapan berhenti menyusu, kamu juga nggak akan merasa seperti kehilangan sesuatu secara tiba-tiba. Saat anak mulai ganti makan dari payudara ke makanan biasa, kamu juga akan terbiasa perlahan. Banyak ibu yang sulit melepas karena merasa kehilangan, tapi kalau prosesnya alami, semuanya jadi lebih mudah.
Jalani proses ini pelan-pelan saja. Bisa jadi anakmu mulai suka rasa baru waktu sarapan dan jadi lebih senang makan makanan yang sama dengan kakak atau adiknya. Banyak anak bisa tetap menyusui lebih dari satu tahun tanpa masalah.
Kalau kamu membiarkan anak berhenti menyusui secara alami, kalian berdua sama-sama diuntungkan. Anak terhindar dari risiko-risiko yang bisa muncul kalau berhenti menyusu secara tiba-tiba, dan mereka juga lebih nyaman saat proses transisi. Kamu juga mungkin jadi lebih siap dan rela untuk berhenti menyusui.
Kapan Terlalu Tua Untuk Menyusui?
Banyak pendapat tentang kapan sebaiknya berhenti menyusui. Pada akhirnya, keputusan itu harus kamu dan anak yang tentukan bersama, tapi pasti ada waktunya anak harus berhenti menyusui dan mulai fokus makan makanan yang lebih “dewasa”. Pertanyaannya, kapan itu?
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan kalau anak kamu masih menyusui lebih dari umur satu tahun. Di Amerika Serikat, ini masih dianggap normal, tapi di banyak negara lain, anak bisa menyusui sampai umur empat tahun. Jadi, kamu perlu membuat beberapa rencana dan penyesuaian.
Apa yang Harus Dilakukan Sekarang
Kalau anak kamu belum siap berhenti menyusui, selama usianya belum lebih dari empat tahun, nggak ada alasan buat memaksa berhenti. Tapi, kamu harus mulai mengurangi frekuensi menyusui, jadi bukan setiap saat tapi lebih ke “sekali-kali saja.” Penting juga diingat, anak umur enam bulan harus mulai makan makanan padat. Secara kesehatan, mereka harus mulai makan makanan padat secara bertahap sejak umur enam bulan.
Setelah itu, sebagian besar kebutuhan kalori mereka sebaiknya datang dari makanan, bukan dari menyusui lagi. Ini supaya mereka nggak perlu terus-terusan menyusu supaya tetap kenyang.
Di waktu ini, kamu juga boleh memberikan susu ASI ke anak, tapi mereka nggak harus menyusu langsung. Susu itu bisa kamu campur ke sereal atau makanan lain, atau anak bisa minum dari gelas. Ini masih boleh dilakukan sampai masa taman kanak-kanak kalau kamu merasa penting. Tapi mereka nggak boleh bergantung pada susu ASI untuk kalori.
Akhirnya, kamu harus benar-benar berhenti menyusui. Penting untuk diingat bahwa menyusui terlalu lama bisa bikin anak susah berhenti nantinya. Anak yang terlalu lama menyusui biasanya jadi lebih berat untuk lepas dari kebiasaan itu. Jadi, kamu harus pastikan anak secara emosional sudah siap dan sudah cukup makan makanan lain selain menyusui.
Kalau kamu merasa anak kesulitan dalam proses berhenti menyusui atau bingung bagaimana cara melakukannya, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter anak ya.
Menyapih Bayi: Sertakan Waktu Pelukan
Menyapih bayi itu proses supaya bayi berhenti menyusu dan mulai makan dari botol kalau masih kecil, atau minum dari gelas dan makan makanan padat. Waktu untuk melakukan ini sebenarnya tergantung pada ibu dan bayi, karena menyapih yang alami selalu jadi tujuan orang tua. Tapi ketika sudah saatnya mulai menyapih, kamu mungkin ingin tahu kenapa anak menolak. Bisa jadi dia lapar, jadi kamu perlu atur makanannya supaya kalori yang didapat lebih banyak. Tapi banyak juga anak yang menyusu bukan karena lapar, tapi karena ingin dekat dan waktu bersama ibu.
Banyak ikatan emosional yang terbentuk antara ibu dan anak selama proses menyusui. Ikatan ini membuat anak merasa nyaman dan aman saat masih kecil dan saat tumbuh. Nanti pasti ada saatnya anak harus berhenti menyusu, tapi kadang anak jadi susah lepas karena butuh banget waktu dekat seperti itu dengan orang tua. Kabar baiknya, kamu bisa bantu mereka lewat proses ini dengan sukses.
Kamu harus ingat, menyapih itu juga soal kesiapan emosional bayi. Membantu bayi menyapih sering berarti kamu tetap harus kasih waktu bonding yang mereka butuhkan. Biasanya cuma ibu yang bisa, tapi ayah juga harus merasa terlibat. Misalnya, karena anak butuh kedekatan, mungkin kamu bisa luangkan waktu setiap hari untuk pelukan, bukan menyusui. Misalnya anak biasanya menyusu jam 11 pagi. Setelah dia makan makanan padat, kamu duduk dan nonton acara TV favorit bareng dia sambil pelukan. Perut anak sudah kenyang, yang dia butuhkan sekarang cuma rasa aman yang biasanya didapat dari menyusu. Dengan pelukan, mereka bisa berhenti menyusu tanpa kehilangan rasa aman itu.
Jadi, proses menyusui itu melibatkan banyak hal. Kamu harus memenuhi kebutuhan fisik anak supaya dapat cukup kalori, tapi juga harus penuhi kebutuhan emosional mereka untuk rasa aman dan nyaman. Kalau dua kebutuhan ini terpenuhi, semua akan lebih baik.
Menyapih Bayi Satu Makan Sekaligus
Ada banyak cara supaya proses menyapih bayi berjalan lancar. Tapi suatu saat kamu harus mulai mengambil langkah pertama. Kalau sudah waktunya, kamu bisa lakukan prosesnya perlahan, satu makan sekaligus. Cara ini membantu kamu dan bayi supaya bisa jalani proses ini dengan baik.
Pilih Satu Makan
Langkah pertama, pilih satu waktu makan yang kamu gak terburu-buru dan merasa nyaman untuk mulai berhenti menyusui di waktu itu. Tidak ada aturan khusus mau pilih makan apa, yang penting pilih yang paling gampang buat kamu. Setelah tahu makan yang dipilih, hentikan menyusu di waktu itu. Ganti dengan makanan padat yang sehat untuk anak. Sesuaikan dengan umur anak, mungkin mulai dari makanan yang mudah dicerna seperti sereal, lalu sayur dan buah, dan seterusnya.
Kalau anak sudah makan makanan padat, kamu cukup ganti salah satu waktu menyusui dengan makanan padat.
Selanjutnya
Lakukan ini selama minimal seminggu. Jangan langsung hentikan menyusu dengan cepat karena anak bisa merasa kehilangan dan sedih. Jadi selama seminggu, berikan makanan padat di waktu makan yang sudah dipilih itu. Jangan duduk di tempat yang biasa kamu duduk waktu menyusui juga.
Kalau sudah berhasil selama seminggu penuh, kamu bisa lanjut ke waktu makan berikutnya. Pilih waktu menyusui berikutnya dan ganti dengan makanan sehat. Tidak masalah mau makan apa, yang penting prosesnya dijalani dengan bertahap. Jadi kamu cuma mengganti satu waktu menyusui lagi dengan makan di meja.
Terus lakukan seperti ini, beri jeda seminggu antara perubahan setiap kali. Mungkin akan ada penolakan di beberapa waktu, tapi kebanyakan proses ini berhasil kok. Santai saja dan lakukan sesuai kecepatan yang nyaman untuk kamu dan bayi.
Manfaat Menyusui Lebih Lama
Buat para ibu yang masih bingung kapan harus mulai menyapih bayi, coba deh pikirin dulu beberapa manfaat dari menyusui lebih lama, alias menyusui anak setelah usia 6 bulan. Ingat ya, keputusan kapan berhenti menyusui itu sebaiknya diserahkan ke anak, kapan dia sudah nyaman berhenti dan lebih suka makan makanan padat.
Memang tidak semua ibu harus menyusui lebih lama, tapi buat beberapa anak, itu yang mereka inginkan. Gak ada salahnya kok kalau kamu menyusui anak lebih lama dari yang biasa dianggap “normal”. Malah, ada beberapa manfaatnya, seperti:
1. Menyusui memberi bayi manfaat untuk sistem kekebalan tubuhnya. Jadi, bayi dapat perlindungan alami dari susu ibu yang membantu mereka tetap sehat lebih lama dan melawan berbagai infeksi yang biasa dialami anak kecil. Anak yang menyusui lebih lama biasanya lebih sehat.
2. Banyak bayi merasa menyusui itu bukan cuma soal makan. Tapi juga jadi waktu mereka cari kenyamanan dari ibu. Kalau mereka takut, sedih, atau lagi sakit, menyusu adalah cara terbaik untuk membuat mereka merasa lebih baik.
3. Menyusui lebih lama juga menghindarkan anak dari masalah alergi yang sering muncul kalau minum susu formula. Bahkan, ada penelitian yang bilang menyusui lama bisa turunkan risiko kanker pada anak.
Manfaat terbesar dari menyusui lebih lama sebenarnya membantu anak buat memutuskan sendiri kapan dia mau berhenti. Banyak orang salah paham dan mikir kalau anak yang menyusui terlalu lama bakal terlalu tergantung sama ibu. Padahal gak begitu. Anak justru biasanya jadi lebih sehat dan punya ikatan yang kuat sama orang tua. Mereka juga bisa berhenti saat sudah siap secara fisik dan emosional.
Menyusui lebih lama itu pilihan yang bisa diambil lebih banyak orang tua daripada yang mereka kira. Hampir gak ada alasan penting untuk berhenti menyusui lebih awal. Malah biasanya lebih diterima kalau proses menyusui ini dipanjangkan sedikit.
Cara Menyapih Bayi
Sudah siap berhenti menyusui anak? Kalau iya, mungkin kamu bingung harus mulai dari mana dan gimana caranya. Setiap anak berbeda, jadi penting banget orang tua buat ambil keputusan yang tepat buat anaknya. Berikut langkah-langkah yang bisa kamu ikuti untuk menyapih bayi:
Langkah 1: Pastikan Anak Sudah Siap
Kalau anak masih di bawah 6 bulan dan sudah tidak menyusui, sebaiknya kasih susu formula. Kalau anak sudah lebih dari 6 bulan, dia harus mulai makan makanan padat. Setelah dia mulai makan makanan padat dan sebagian besar kalori didapat dari situ, kamu bisa mulai latih dia minum dari gelas, bukan menyusu lagi.
Langkah 2: Jaga Rasa Aman Anak
Saat mulai kurangi menyusu, coba hapus satu sesi menyusu dalam seminggu. Tapi ingat, anak masih butuh rasa aman. Selama waktu itu, lakukan hal-hal yang bikin dia nyaman dan sibuk, seperti pelukan, main bareng, supaya dia tetap kuat secara emosional. Pastikan dia bisa melepas kebiasaan menyusu dengan cara yang lembut.
Langkah 3: Buat Prosesnya Positif
Setiap anak beda-beda dalam berhenti menyusu. Ada yang masih minta menyusu, ada yang nggak masalah. Kalau dia minta, alihkan perhatiannya dengan hal menyenangkan, misalnya ajak main di luar atau kegiatan lain. Kalau dia bilang mau menyusu, bilang nanti aja, sekarang kita main dulu yuk.
Langkah 4: Ajak Ayah Ikut Terlibat
Ini saat yang bagus supaya ayah mulai bantu kasih makan makanan padat dan juga main sama anak saat biasanya menyusu. Supaya anak gak mikir cuma ibu yang bisa kasih makanan dan kenyamanan.
Langkah 5: Siapkan Waktu Malam yang Paling Susah
Biasanya menyusui sebelum tidur adalah yang paling susah dihentikan. Coba ganti dengan baca buku atau pelukan dulu. Berikan camilan ringan sebelum tidur supaya perut anak kenyang.
Proses menyapih harus dilakukan secara bertahap. Kalau anak masih butuh menyusu, boleh kok selama proses ini berlangsung, tapi pelan-pelan biasakan dia berhenti. Kalau kamu jalani cara ini, kamu dan anak pasti akan lebih menikmati prosesnya.
Menghadapi Orang yang Menyuruh Kamu Menyapih
Banyak keluarga pasti punya beberapa orang yang suka menyuruh ibu menyusui untuk berhenti menyusui. Entah kenapa, mereka merasa proses menyusui harusnya dihentikan lebih cepat dari yang kamu mau. Padahal kamu sebagai ibu pasti tahu apa yang terbaik buat anakmu, kan? Situasi kayak gini sering banget terjadi di banyak keluarga. Kalau kamu ibu yang masih menyusui, ada baiknya kamu punya informasi dan tips buat menghadapi orang-orang yang nyuruh kamu berhenti menyusui.
Tahukah kamu kalau American Academy of Pediatricians (Organisasi Dokter Anak Amerika) menyarankan supaya anak disusui minimal sampai usia 12 bulan? Jadi, gak ada alasan atau manfaat buat berhenti sebelum usia itu.
Tahukah kamu juga kalau WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) malah menyarankan ibu menyusui sampai anak usia dua tahun? Bahkan di banyak negara di Eropa, Asia, dan Afrika, anak-anak disusui sampai umur antara 2 sampai 4 tahun.
Gak ada bukti kalau anak yang disusui itu tumbuhnya kurang baik. Justru anak yang minum ASI dapat nutrisi yang lebih baik, tumbuh lebih sehat, dan lebih jarang sakit, mulai dari infeksi sampai risiko kanker.
Bayi sebaiknya hanya dihentikan menyusu kalau dia sudah siap. Kamu gak perlu merasa salah kalau masih menyusui lebih lama dari kebanyakan orang di Amerika atau tempat lain. Itu hal yang sangat wajar dan alami.
Anggap dokter anak sebagai teman terbaik buat kamu dalam mengambil keputusan kapan berhenti menyusui. Dokter anak tahu kamu, tahu anakmu, dan tahu kondisi kesehatannya. Jadi, mereka yang paling tepat membantu kamu menentukan waktu yang pas buat berhenti menyusui.
Setiap anak itu beda-beda. Ada yang memang mau berhenti menyusui lebih cepat. Kalau anakmu kayak gitu, ya biarin aja dia berhenti. Gak usah dipaksa. Tapi di sisi lain, jangan pernah biarkan orang lain yang tentuin kapan anakmu harus berhenti disusui. Faktanya, anakmu sendiri yang akan kasih sinyal kapan waktunya berhenti secara alami. Proses ini paling baik kalau berjalan alami supaya ibu dan anak sama-sama siap, secara fisik dan emosional.
Berhenti Menyusui dan Mulai Pakai Gelas
Saat kamu mulai berpikir untuk berhenti menyusui, mungkin kamu bingung gimana caranya biar si kecil gak langsung pakai botol dulu, tapi langsung pakai gelas. Sebenarnya, gak harus pakai botol kalau kamu mau berhenti menyusui sebelum anak usia sekitar satu tahun. Kalau memang harus berhenti sebelum itu, mungkin botol bisa jadi pilihan beberapa bulan, atau sampai dokter bilang anakmu gak perlu botol lagi.
Langkah pertama buat mulai beralih dari menyusui ke gelas adalah dengan memperkenalkan gelas ke aktivitas sehari-hari si kecil. Contohnya, saat anak umur antara 6 sampai 9 bulan, kamu bisa kasih gelas minum (sip cup) yang isinya beberapa ons ASI, jus, atau air setiap hari. Beri itu sepanjang hari, buat bantu anak merasa gak haus, bukan buat ganti makan. Gelas ini jangan sampai menggantikan waktu menyusui, kalau sampai menggantikan, berarti kamu kasih gelasnya terlalu sering.
Selama beberapa bulan ke depan, terus pakai gelas minum ini. Sambil kamu mulai perkenalkan lebih banyak makanan padat ke anak, biarkan dia berhenti menyusui di siang hari. Kalau mau, biarkan dia tetap minum ASI pakai gelas saat makan makanan padat. Ini tergantung juga umur anak, tapi kebanyakan anak di usia 9 bulan harus sudah makan makanan padat. Tapi ingat, ikuti juga saran dari dokter anak ya. Teruskan menyusui di malam hari, misalnya sebelum tidur. Ini penting supaya anak tetap merasa nyaman dan aman.
Saat kamu berusaha mencapai tujuan berhenti menyusui, biarkan anak menghentikannya secara alami. Kamu pengen proses ini berjalan nyaman buat anak. Misalnya, anakmu bisa saja mau berhenti menyusui karena dia pengen nonton film bareng kakaknya, bukan duduk di pangkuan ibu.
Kalau kamu biarkan prosesnya berjalan alami, kamu dan anak bakal merasa lebih puas. Plus, anak juga jadi gak perlu pakai botol sama sekali. Ini jadi keuntungan buat semua orang yang terlibat.
Alasan Medis untuk Menyapih Bayi
Kadang ada kondisi di mana kamu harus berhenti menyusui karena alasan medis. Contohnya, kamu dan anak sudah menyusui dengan baik selama berbulan-bulan, lalu kamu harus minum obat yang nggak cocok dengan menyusui. Apa yang harus dilakukan? Sebaiknya jangan langsung berhenti menyusui secara mendadak, tapi jalani prosesnya dengan hati-hati.
Ada Pilihan Lain Gak?
Kalau dokter bilang kamu harus berhenti menyusui karena obat yang kamu konsumsi, penting banget kamu kasih tahu dokter kalau itu mungkin bukan pilihan terbaik buat kamu. Misalnya, kalau anakmu masih menyusu rutin dan belum makan banyak makanan padat, sampaikan hal ini ke dokter. Banyak dokter yang nggak paham betul soal proses menyapih dan pentingnya proses ini berjalan bertahap. Coba tanyakan apakah ada obat lain yang aman buat ibu menyusui. Dalam banyak kasus, biasanya ada pilihan lain.
Kalau kamu gak yakin obat yang kamu pakai aman buat menyusui, lebih baik cari tahu dulu. Kadang dokter yang ragu-ragu langsung nyuruh berhenti menyusui. Jadi, lakukan riset sendiri dari sumber yang terpercaya. Kamu bisa pakai Physician’s Desk Reference atau hubungi dokter anakmu untuk tanya apakah kamu boleh tetap menyusui sambil minum obat yang diresepkan. Dokter anak biasanya lebih paham soal ini.
Kadang memang harus langsung berhenti menyusui, entah karena kondisi bayi atau hal lain. Kalau ada risiko untuk bayi, jangan dipaksakan, dan mulai proses menyapih. Kalau bisa menyapih perlahan, lebih baik ambil cara ini. Jarang sekali harus langsung berhenti mendadak. Biasanya, lebih baik proses ini dilakukan perlahan supaya bayi gak stres dan kamu juga terhindar dari masalah.
Kenapa Gak Boleh Langsung Berhenti Menyusui
Beberapa orang tua kadang tiba-tiba memutuskan untuk berhenti kasih ASI sama sekali. Mungkin kamu sudah menyusui dengan lancar selama beberapa bulan terakhir. Tapi masalahnya, jangan tiba-tiba langsung berhenti seperti itu. Kalau dipaksa langsung berhenti mendadak, bisa bikin kamu dan anak sama-sama jadi stress dan malah bermasalah.
Sebaiknya proses berhenti menyusui itu dilakukan secara perlahan, bukan karena ibu atau ayah yang maksa, tapi karena anaknya sendiri yang mulai gak mau lagi. Dengan cara ini, kamu dan anak bisa melalui prosesnya dengan lebih lancar.
Kalau langsung berhenti mendadak, ini bisa bikin masalah buat ibu. Pertama, pasti ada rasa sedih dan kehilangan karena waktu bersama anak yang biasa menyusui jadi hilang. Banyak ibu gak nyangka kalau proses menyapih itu bakal susah secara emosional. Bahkan yang paling kuat pun akan merasa kehilangan momen itu. Selain itu, kalau kamu berhenti menyusui tiba-tiba, payudara bisa bengkak dan terasa sakit banget. Ini disebut engorgement dan kalau parah bisa bikin infeksi atau bisul di payudara.
Dampak Buruk buat Bayi Juga
Selain buat ibu, berhenti menyusui secara mendadak juga bisa berdampak buruk buat bayi. Trauma emosional yang dialami bayi biasanya yang paling berat. Bayi gak cuma menyusui karena makanannya, tapi mereka merasa aman dan nyaman di pelukan ibu. Kalau tiba-tiba dilepas begitu saja, bayi bisa merasa takut dan sedih. Ingat, bayi belum ngerti omongan kita, jadi gak bisa dijelaskan kenapa harus berhenti menyusui.
Proses Menyapih yang Lebih Baik
Daripada berhenti menyusui secara langsung, lebih baik lakukan secara bertahap. Cara ini bikin bayi siap berhenti menyusui dan mengalihkan perhatian mereka ke hal lain. Juga tubuh ibu bisa menyesuaikan diri pelan-pelan supaya gak sakit.
Bagaimana Proses Menyapih Itu?
Proses menyapih itu panjang dan kadang rumit, tapi intinya adalah perlahan-lahan. Kamu dan bayi harus santai dan pelan-pelan menuju tujuan yang sama, yaitu berhenti menyusui dan bayi cukup makan makanan padat untuk nutrisinya. Proses ini juga butuh waktu supaya kalian berdua siap secara fisik dan mental.
Memulai Proses Menyapih
Saat bayi makin besar, perutnya juga makin besar. Dia gak bakal kenyang cuma dengan ASI doang. Ini bisa bikin dia pengen menyusu terus, dan kamu bisa jadi capek. Nah, saat itulah waktunya mulai kasih makanan padat. Biasanya, makanan pertama yang diperkenalkan adalah bubur bayi (baby cereal), yang bisa dicampur dengan ASI supaya bayi lebih suka.
Begitu dokter bilang boleh kasih makanan padat, coba deh mulai. Ini langkah pertama dalam menyapih. Jangan langsung kasih banyak jenis makanan baru, cukup satu jenis dulu dan tunggu tiga hari untuk lihat apakah ada alergi. Lama-lama, kamu bisa kasih tiga kali makan makanan padat sehari, sambil mengurangi sesi menyusui. Biasanya, makin besar bayi, makin dia mau makan makanan padat.
Menyelesaikan Proses Menyapih
Gak ada cara cepat buat berhenti menyusui sepenuhnya. Prosesnya memang harus perlahan, biar bayi terbiasa makan makanan padat dan perlahan-lahan mulai kurang tertarik sama ASI. Nanti, saat bayi sudah cukup umur, kamu bisa mulai kasih susu sapi sebagai pengganti ASI. Untuk anak yang sudah lebih besar, ini bisa langsung menggantikan ASI.
Saatnya Mulai Menyapih Malam
Buat kebanyakan anak, berhenti menyusu di malam hari itu susah banget. Kalau kamu masih menyusui di malam hari, mungkin bayi nempel terus dan terlihat seperti kelaparan. Tapi, kamu juga butuh tidur, lho! Kalau kurang tidur terus, kamu bisa kelelahan banget.
Kalau bayi sudah umur 4 sampai 6 bulan, biasanya dia sudah cukup makan kalori dari makanan di siang hari, jadi gak perlu menyusu di malam hari lagi. Kalau bayi bangun malam, bisa jadi karena kebiasaan tubuhnya yang sudah terbiasa bangun, bukan karena lapar.
Apakah Kamu Sudah Siap Berhenti Menyusui di Malam Hari?
Bayimu sudah minimal 4 bulan?
Bayimu sudah cukup makan dan minum di siang hari? Tanyakan ke dokter anak tentang kebutuhan nutrisi bayi sesuai umur dan ukuran tubuhnya.
Apakah kamu sudah cukup tidur? Kalau belum, mulai pertimbangkan untuk berhenti menyusui di malam hari.
Kalau masih bingung, coba diskusi sama dokter anak. Kamu mungkin kaget kalau ternyata bayimu sudah siap untuk berhenti menyusui di malam hari dan kamu bisa tidur lebih nyenyak tanpa bikin bayimu kekurangan nutrisi.
Tips Menyapih Bayi dengan Cara Alami
Sebagai ibu, tugas kamu adalah memberikan yang terbaik untuk anak. Kamu sudah memutuskan untuk membiarkan anak berhenti menyusui secara alami. Proses ini disebut natural weaning, artinya anak yang nantinya sendiri yang memilih kapan dia sudah gak perlu menyusui lagi. Ini salah satu cara terbaik karena membuat ibu dan anak sama-sama siap saat waktunya berhenti menyusui.
Supaya proses menyapih alami berjalan lancar, coba beberapa tips ini:
Ajak anak makan tiga kali sehari dengan makanan padat, plus camilan di sela-sela hari. Seiring anak makin besar, kamu bisa dorong mereka supaya lebih bergantung ke makanan padat daripada ASI. Saat anak umur sekitar 1 tahun, idealnya sudah makan seperti ini.
Pisahkan waktu menyusui dengan waktu makan lain. Lakukan menyusui hanya di satu tempat tertentu saja dan jangan sampai anak mengira tempat itu juga tempat makan biasa, tapi memang khusus buat menyusui. Semakin jarang kamu duduk di situ untuk menyusui, anak juga akan semakin jarang mikirin ASI.
Berikan anak lebih banyak waktu untuk dipeluk dan dielus. Kalau anak masih menyusui karena butuh waktu dekat sama kamu, itu tanda mereka butuh perhatian dan kedekatan lebih banyak di waktu lain. Jadi, luangkan waktu khusus buat pelukan dan kehangatan, bukan cuma waktu menyusui.
Kalau perlu, kamu masih bisa kasih ASI pakai gelas. Ini bisa membantu anak merasa nyaman selama proses menyapih dan juga membantu mengurangi ketergantungan mereka pada menyusu langsung.
Sabar ya, proses ini butuh waktu. Kadang butuh beberapa bulan sampai anak benar-benar siap berhenti menyusui. Tapi gak perlu sering-sering dibahas, biarkan prosesnya berjalan alami. Kalau anak bisa mulai lupa soal menyusui, itu tandanya prosesnya berhasil dan kalian berdua merasa baik-baik saja.
Menyapih bayi secara alami sangat penting supaya anak bisa tumbuh dengan baik. Yang paling penting, biarkan proses ini berjalan perlahan dan beri anak kesempatan untuk ikut memilih kapan berhenti menyusuinya.
Tips Menyapih Menyusui di Malam Hari
Untuk ibu yang siap berhenti menyusui di malam hari, ada harapan kok. Tidur nyenyak itu artinya kamu gak harus bangun setidaknya selama 6 jam tiap malam. Semua orang tua pasti menunggu hari di mana bayi mereka gak bangunin tengah malam dan bisa tidur tenang di kasur. Tapi kadang kamu perlu usaha supaya proses ini bisa berjalan.
Berikut beberapa tips untuk membantu kamu menyapih menyusui malam hari:
1: Perlahan tapi pasti
Proses menyapih malam harus dilakukan pelan-pelan. Mulailah dengan mengurangi waktu menyusuinya sedikit demi sedikit. Misalnya, kurangi beberapa menit setiap kali menyusu supaya anak dapat ASI lebih sedikit.
2: Perpanjang waktu sebelum menyusui
Kalau bayi biasanya bangun jam 2 pagi untuk menyusu, coba tunda dulu waktunya. Jangan langsung kasih ASI begitu dia bangun. Coba deh tenangkan dia dulu dengan tepukan lembut atau digendong selama 10-15 menit. Kadang dia bisa balik tidur tanpa harus menyusu.
3: Beri anak lebih banyak makanan di siang hari
Pastikan anak kamu makan cukup kalori dan nutrisi selama hari supaya tidak lapar saat bangun di malam hari. Anak juga kadang malas makan sesuai jadwal karena pengen main, tapi tetap dorong mereka makan tepat waktu. Ini bisa bantu anak tidur lebih nyenyak di malam hari.
Ingat, menyapih malam gak berarti kamu harus langsung berhenti menyusui sama sekali. Manfaat menyapih malam adalah supaya anak gak bangun untuk makan di malam hari lagi, dan ini membantu membentuk pola tidur yang baik sepanjang hidup mereka.
Menyapih Balita Karena Ada Bayi Baru di Jalan
Sebagai ibu, kamu sering harus mengurus dua anak sekaligus. Kalau kamu sedang hamil atau siap punya bayi lagi, tapi balita kamu masih menyusu, ini bisa jadi agak ribet. Soalnya, kamu perlu bisa kasih ASI penuh buat bayi baru, tapi juga harus memenuhi kebutuhan balita kamu.
Sebenarnya kamu bisa kok lakukan dua-duanya, tapi mungkin sudah saatnya mulai menyapih balita supaya kamu bisa lebih fokus untuk persiapkan bayi baru nanti.
Supaya proses ini lancar, coba ikuti beberapa langkah berikut. Kamu mungkin bakal kaget, ternyata proses pindah ini bisa lebih mudah dari yang kamu kira, apalagi kalau balita kamu sudah umur 12 sampai 16 bulan ke atas.
Ajak balita minum dari gelas lebih sering. Balita butuh belajar ini. Mulai kasih gelas waktu makan dan pastikan dia bisa minum dari gelas dengan baik sebelum kamu berhenti menyusui.
Dorong balita makan makanan padat sesuai anjuran dokter anak. Kamu pengen balita belajar makan semua jenis makanan padat supaya gak terlalu bergantung ke ASI.
Penuhi kebutuhan emosional balita. Sebenarnya balita lebih butuh waktu dekat sama kamu daripada cuma ASI-nya aja. Luangkan waktu buat main dan peluk dia. Waktu seperti ini tanpa menyusui bisa bantu mereka merasa nyaman dan aman.
Minta bantuan ayah. Ayah bisa bantu supaya balita lebih terbuka sama makanan baru, dan kalau perlu, bisa mulai kasih susu pakai botol.
Konsultasi ke dokter kalau ada masalah. Kebanyakan anak gak masalah saat disapih, tapi ada juga yang susah. Bisa jadi tanda anak kurang nutrisi di siang hari.
Kalau mau, kamu juga bisa menyusui dua anak sekaligus. Tapi ini bisa bikin kamu capek banget dan bikin anak-anak berebut perhatian. Daripada begitu, lebih baik mulai menyapih balita dulu. Ini juga membantu balita siap kalau nanti bayi baru yang disusui sama ibu. Memberi kenyamanan dan rasa aman ke balita dengan cara lain adalah bagian penting dari proses menyapih ini.
Apa yang Terjadi pada Payudara Saat Kamu Berhenti Menyusui?
Menyusui itu nggak berlangsung selamanya. Suatu saat nanti, anak kamu pasti berhenti menyusu, entah kamu yang menyapihnya atau memang prosesnya berjalan alami. Banyak ibu yang mikir, “Kalau sudah berhenti menyusui, gimana ya payudaraku nanti?” Karena bayangannya payudara jadi kendur dan lembek, yang jelas bukan hal yang disukai banyak perempuan.
Memang, payudara kamu bakal berubah setelah berhenti menyusui, tapi nggak selalu jadi nggak bagus kok.
Banyak faktor yang memengaruhi perubahan payudara setelah berhenti menyusui, misalnya umur, berat badan, gravitasi bumi, bahkan kehamilan sebelumnya juga ngaruh. Jadi, bentuk dan rasa payudara setelah berhenti menyusui bisa beda-beda setiap orang.
Pas lagi hamil, payudara kamu membesar supaya bisa nyiapin ASI buat bayi. Puting dan area sekitar puting (areola) juga bisa jadi lebih gelap dan lebih besar sebagai bagian persiapan menyusui. Setelah melahirkan, payudara biasanya terasa lebih berat dan penuh karena ASI mulai keluar, biasanya dalam 1 hari setelah melahirkan.
Beberapa minggu pertama, payudara bisa terasa sangat besar, tapi itu cuma sementara. Biasanya dalam 2-3 minggu payudara mulai mengecil dan akan tetap seperti itu sampai kamu menyapih anak.
Kalau kamu menyapih anak, payudara biasanya kembali ke ukuran normal seperti sebelum hamil. Tapi, bentuknya mungkin nggak akan se-kencang atau sekencang dulu waktu muda. Ini hal yang wajar dan nggak bisa dihindari kecuali kamu nggak pernah hamil.
Apa Itu Menyapih Bayi?
Sebagai orangtua baru, kamu pasti fokus banget supaya bayi bisa menyusu dengan baik. Tapi, nggak lama setelah itu, kamu bakal mulai mikirin proses menyapih bayi. Menyapih itu proses alami yang harus dilalui semua hewan menyusui supaya mereka bisa mulai makan makanan padat dan belajar makan sendiri.
Banyak orang tua yang takut sama proses ini, tapi sebenarnya ini hal yang positif dan nggak bisa dihindari.
Kenapa Menyapih Itu Sulit?
Pertanyaan yang sering muncul, kenapa sih menyapih bayi bisa terasa sulit banget? Ada banyak alasan, salah satunya karena menyusui itu bukan cuma soal memberi makan anak. Ada ikatan khusus yang terbentuk antara ibu dan bayi selama menyusui, yang nggak bisa dibayangin sama orang yang nggak pernah ngalamin.
Waktu menyusui itu jadi momen spesial buat ibu dan anak. Selain itu, proses menyapih juga nggak selalu gampang karena tiap anak beda-beda reaksinya. Kadang anak nggak langsung bisa terima kalau harus berhenti menyusu.
Apa yang Harus Dilakukan?
Sebelum mulai menyapih, kamu harus cari tahu dulu berbagai cara yang bisa dilakukan. Pilih cara yang paling kamu nyaman dan sesuai dengan kamu dan anak. Karena tiap ibu dan anak berbeda, nggak semua cara cocok buat semuanya.
Yang penting, siapin diri secara emosional dulu karena biasanya ibu yang paling sulit melepas kebiasaan menyusui, bukan anaknya. Jangan lupa minta dukungan dari suami, keluarga, dan teman. Untungnya, sekarang banyak juga sumber info dan tips bagus di internet yang bisa membantu kamu selama proses menyapih ini.
Apa yang Membuat Menyapih Jadi Sulit?
Kalau kamu kayak kebanyakan orangtua, pasti pengen anaknya tetap bayi lebih lama, ya kan? Tapi, seiring mereka tumbuh, kamu harus buat keputusan, termasuk soal menyapih. Menyapih anak itu memang tantangan, dan buat sebagian orang, tantangannya lebih berat. Apa sih penyebabnya?
Banyak hal yang bisa bikin menyapih jadi sulit. Penting buat kamu tahu apa yang sedang terjadi sama anak supaya kamu bisa pastiin mereka siap secara emosional.
Kalau kamu ngerasa kesulitan menyapih, coba deh luangkan waktu buat cari tahu penyebabnya. Biasanya anak memang akan menolak sedikit, apalagi kalau mereka lapar. Jadi, pastiin anakmu makan cukup dan dapat kalori yang dibutuhin. Tanyakan ke dokter anak soal kebutuhan kalori sesuai umur, ukuran, dan berat badan anak.
Kalau kalori anak sudah cukup, coba cek hal-hal lain yang mungkin jadi alasan susah menyapih:
1. Apakah anak kesulitan karena kurang waktu sama ibu? Misalnya, kalau kamu tiba-tiba bilang nggak boleh nyusu lagi dan anak jadi jarang dapat waktu dekat sama kamu, mereka mungkin kangen momen itu.
2. Apakah ada perubahan jadwal yang bikin mereka belum bisa menyesuaikan? Usahakan ubah satu hal aja dulu supaya anak nggak bingung dan stres.
3. Apakah kamu sudah mulai kerja lagi? Kalau anak kurang waktu sama ibu, mereka bisa jadi nyusu lagi supaya dapat pelukan dan perhatian lebih.
4. Apakah anak sedang sakit? Anak yang sakit biasanya pengen lebih dekat sama ibu untuk kenyamanan, jadi mereka nyusu lebih sering.
5. Ada perubahan besar di rumah? Misalnya pindah rumah, anggota keluarga baru, dan lain-lain. Ini juga bisa bikin anak susah lepas nyusu.
Kalau nggak ada tanda-tanda lain, mungkin anak cuma butuh waktu lebih lama. Kasih waktu mereka. Kadang kamu bisa berhenti nyusu dulu beberapa minggu, lalu coba lagi. Anak pasti akan berhenti nyusu kalau mereka sudah siap.
Kapan Harus Menyapih Bayi?
Banyak pendapat tentang kapan waktu yang tepat untuk menyapih anak. Tapi sejujurnya, ini proses yang spesifik buat kamu dan anakmu. Setiap anak berbeda cara mereka merasakan dan merespon proses menyapih.
Kalau boleh saran, cara terbaik tahu anak sudah siap menyapih atau belum adalah dengan membiarkan proses itu berjalan alami. Kebanyakan ibu dan anak memang menjalani proses ini dengan cara alami, dan ini biasanya cara terbaik juga buat kamu dan anak.
Idealnya, bayi berhenti menyusu karena memang sudah nggak butuh lagi — yang disebut baby-led weaning atau menyapih alami. Penting untuk paham kebutuhan anak, karena tiap anak unik. Mungkin anak kedua kamu butuh waktu lebih lama daripada anak pertama.
Kalau kamu perhatikan perkembangan lain anak, kamu bisa tahu apa yang mereka butuhkan. Contohnya, ada anak yang suka digendong terus, ada yang suka main sendiri. Kamu nggak akan maksa anak berkembang beda di area lain, jadi jangan maksa mereka juga untuk cepat menyapih.
Jangan bikin aturan soal berapa lama anak harus nyusu. Usahakan proses ini fleksibel dan alami, supaya kamu dan anak nggak merasa tertekan atau ada risiko.
Langkah pertama menyapih itu sesederhana mulai kasih anak makanan pertama mereka.
Ingat, menyapih itu bukan cuma satu hari saja. Berbeda dengan makanan pertama, proses ini biasanya butuh waktu beberapa bulan, pelan-pelan. Kasih anak kesempatan berkembang sesuai ritme mereka. Dengan begitu, proses menyapih jadi lebih menyenangkan untuk kalian berdua.
Kapan Harus Menyapih di Malam Hari?
Menyapih di malam hari berarti bantu bayi yang masih menyusu supaya berhenti minta nyusu saat malam. Sama kayak bayi yang minum susu botol, ini penting supaya bayi bisa tidur nyenyak tanpa bangun untuk makan.
Setiap anak beda-beda, ada yang cepat bisa tidur nyenyak sampai pagi, ada yang butuh waktu lebih lama. Biasanya, sekitar usia 4-6 bulan, bayi sudah dapat kalori cukup selama siang hari sehingga nggak perlu makan malam selama 5-6 jam berturut-turut. Tapi ada juga bayi yang masih butuh makan malam lebih lama atau bahkan berhenti lebih cepat.
Kadang bayi nyusu malam bukan cuma karena lapar, tapi karena butuh rasa nyaman dan dekat dengan ibu. Contohnya, kalau kamu sudah mulai kerja dan anak jadi jarang ketemu, mereka bisa bangun malam cuma pengen nyusu supaya dapat pelukan dan perhatian lebih. Ini kebutuhan emosional yang wajar.
Jangan paksa menyapih malam kalau belum waktunya. Anak bakal terus bangun sampai merasa cukup diperhatikan. Menyapih malam bisa mulai dilakukan kalau anak sudah cukup umur, sekitar 4-6 bulan, dan sudah siap untuk proses ini.
Sekian Cara Mudah Menyapih Tanpa Stres, Semoga Bermanfaat. Baca Juga Semua Tentang Merencanakan Anak Dalam Pernikahan