Cara Mudah

Cara Mudah Sembuhkan Luka Batinmu dan Kendalikan Hidupmu

Cara Mudah Sembuhkan Luka Batinmu dan Kendalikan Hidupmu – Patah hati dan kesedihan adalah pengalaman yang paling bikin kita mikir dalam hidup, dan pasti pernah kita alami suatu saat. Kalau kamu cuma dapat satu hal dari buku ini, aku berharap kamu bisa mengerti kalau kamu harus bisa bersikap lembut sama diri sendiri saat kamu melewati tahap-tahap rumit dari luka emosional.

Dengan lebih paham tentang proses berduka, yang penting banget buat sembuhin luka batin, dan dengan belajar alat serta cara yang ada di buku ini, kamu bakal sadar kalau kamu bisa mengurangi rasa sakit dan penderitaan secara signifikan saat menjalani proses penyembuhan luka emosional.

Kabar baiknya, saat kita menghadapi hal yang nggak bisa dihindari, kita mungkin merasakan emosi yang sangat kuat yang sebelumnya nggak pernah kita bayangkan. Dan emosi-emosi ini bisa jadi semacam proses pembersihan — membantu kita melepaskan keterikatan dan kenangan yang sudah nggak mungkin kita selesaikan sama orang yang terkait.

Kabar baik lainnya, kita mungkin mengalami pertumbuhan emosional dan spiritual yang besar saat melewati patah hati dan kesedihan. Belajar merasakan dan memisahkan rasa sedih, marah, dan rasa bersalah—yang semuanya bagian dari proses berduka—bisa sangat berguna untuk perjalanan hidup kita ke depannya.

Kabar buruknya, pengalaman ini seringkali menyakitkan, sampai kita mungkin ingin menghindarinya kalau bisa. Tapi tantangan-tantangan ini memang nggak bisa dihindari dalam hidup, dan kadang sakitnya sampai kita nggak bisa mengabaikannya. Kalau kita mencoba menolak atau menghindar, kita bisa jadi lemah secara emosional dan fisik, dan beban patah hati itu malah makin berat untuk ditanggung. Kadang kita tergoda untuk mengubur dan menyingkirkan perasaan itu. Memang, kadang hal ini perlu supaya kita bisa tetap menjalani tugas dan tanggung jawab, tapi kalau terus-terusan, ini berisiko besar.

Patah hati yang terus kita pendam sering kali berubah jadi “bom waktu” emosional yang bisa semakin membahayakan hidup kita dalam berbagai aspek. Butuh tenaga ekstra supaya perasaan dan kenangan yang nggak diundang itu nggak muncul ke permukaan. Ini bikin kita cepat capek. Kita juga sering menghindari orang atau tempat yang bikin luka itu muncul, karena bawah sadar kita takut hal-hal itu akan memicu ledakan emosi yang nggak bisa kita kendalikan. Hidup kita jadi terbatas dan sempit karena cara kita melindungi diri seperti ini.

Bagian lain dari bawah sadar kita tahu kalau “bom waktu” itu jadi beban nggak sehat yang harus kita bawa. Ada sinyal-sinyal yang dikirim dari bagian bawah sadar yang ingin kita perhatikan perasaan dan kenangan yang terpendam dan perlu kita selesaikan. Sinyal itu bisa berupa mimpi yang mengganggu, gejala fisik, atau reaksi yang berlebihan terhadap hal-hal di hidup kita sekarang.

Di e-Book ini kamu bisa coba banyak cara untuk menghadapi masalah psikologis dan fisik yang sulit lewat afirmasi holistik untuk penyembuhan diri. Kamu bisa pilih untuk menjalani hidup dengan cara yang baru dan menyenangkan. Gejala dan masalahmu nggak harus jadi kutukan yang harus dihilangkan. Menggunakan obat untuk meredakan gejala duka bisa jadi cuma cara untuk “menenangkan” pesan dari dalam dirimu yang memberitahu kalau ada sesuatu yang nggak seimbang, atau buat mematikan reaksi terhadap pesan itu.

Buku ini membawa cara baru yang luar biasa buat mempermudah prosesmu. Mungkin memang terasa berat, tapi banyak orang yang sudah pakai cara ini bilang kalau cara ini benar-benar mengubah proses dan hidup mereka.

Cara-Mudah-Sembuhkan-Luka-Batinmu-dan-Kendalikan-Hidupmu-683x1024 Cara Mudah Sembuhkan Luka Batinmu dan Kendalikan Hidupmu
Cara Mudah Sembuhkan Luka Batinmu dan Kendalikan Hidupmu

Kesempatan untuk Tumbuh

Luka lama dan rasa berduka karena hal itu sering bikin kita berhenti di tengah jalan. Rasa sakit yang dalam, depresi, marah, malu, dan perasaan lain memaksa kita untuk merenung dan introspeksi, hal yang biasanya kita hindari. Justru proses itu yang mulai menyembuhkan kita, memaksa kita keluar dari kebiasaan masa kecil untuk menolak dan menghindari perasaan yang menyakitkan.

Melihat dari Sudut Pandang yang Berbeda

Kemampuan dan cara yang kita pelajari untuk menghadapi perasaan itu akan sangat berguna saat kita mengalami emosi kuat lain di masa depan.

Saat kita lagi proses penyembuhan luka, kita juga punya kesempatan bagus buat “bersihin lemari dalam diri” kita — tempat kita menyimpan masalah lama yang terlupakan, bersembunyi bersama masalah baru yang masih segar. Cara-cara ini sangat membantu untuk mengurangi beratnya perasaan lama sekaligus perasaan baru yang masih mentah.

Kita juga belajar rasa empati lewat pengalaman penderitaan kita sendiri. Banyak yang bilang, perawat terbaik sering kali adalah mereka yang juga pernah terluka dan menyembuhkan diri sendiri. Penutupan (closure) bukan soal kapan kamu berhenti merasakan luka, tapi dimulai saat kamu menerima kenyataan kalau hal itu memang terjadi. Setiap langkah yang kamu ambil dalam proses penyembuhan itu membawa kamu ke penutupan yang lebih dalam dan bermakna.

Banyak orang salah paham, mengira mereka sudah selesai dengan proses penutupan ketika mereka masih diliputi gelombang kesedihan, kemarahan, dan rasa malu. Padahal, penyembuhan itu punya cara, waktu, dan jalannya sendiri yang berliku-liku menuju penutupan yang lebih baik. Ini adalah pemahaman tentang proses berduka dan penyembuhan; makin mengenal bagaimana pikiran dan perasaan kita bereaksi dan menghadapi luka emosional.

Patah hati karena kehilangan dan luka bikin kita berhenti dan berpikir ulang. Tapi di sisi lain, hal itu membantu kita menyadari banyak kebenaran yang selama ini terlupakan dan belajar banyak pelajaran hidup yang berharga.

Kalau kamu percaya pada ketahanan jiwa dan kemampuanmu untuk sembuh, kamu bakal lebih sedikit cemas dan bahkan bisa sampai pada titik menghargai semua kesempatan, berkat, dan pelajaran yang sudah dan akan kamu dapatkan dalam hidup ini. Kamu akan melewati proses penutupan dengan rasa terima kasih atas pengalaman hebat yang pernah kamu jalani, pelajaran yang kamu dapat, dan antisipasi yang penuh harapan untuk hal baik yang akan datang.

Dalam hidup ini, semua hal bersifat sementara. Menyadari bahwa semua hubungan kita akan berakhir—termasuk hubungan kita dengan semua yang kita jalani dalam hidup—membuat kita lebih menghargai setiap pengalaman. Kesadaran ini mungkin salah satu manfaat terbesar dari menjalani proses penyembuhan.

Setelah melewati tantangan berat seperti ini, masalah lain dalam hidup terasa kecil dibandingkan. Saat kita bersih-bersih masalah dan perasaan yang sedang terjadi, kita sering menemukan masalah lama yang masih tersembunyi. Masalah itu mungkin sudah lama disimpan, saat kita belum punya kemampuan untuk menghadapinya.

Sekarang, setelah berhasil mengatasi duka dan proses penyembuhan, kamu bisa membersihkan semua “beban” yang nggak perlu yang tersimpan dalam bawah sadarmu. Ini adalah penerimaan bahwa berduka adalah bagian dari penyembuhan; sesuatu yang memberi makna dalam hidup; kesempatan untuk menyelesaikan hal-hal yang belum jelas; dan guru hebat yang bisa kita pelajari.

Ini adalah perkembangan kesadaran positif kita. Maksudnya, saat kita tahu kita aman dan nggak perlu takut sama pengalaman masa lalu—yang sebenarnya susah buat banyak orang—semua stres dan ketakutan yang kita punya cuma jadi pelajaran tambahan. Kita paham kalau semua yang kita jalani bisa dihadapi; nggak ada yang perlu kita khawatirkan atau takutkan.

Kita bisa menerima semua hal dalam hidup sebagai pelajaran. Daripada bilang, “Ya ampun! Gimana aku bisa ngadepin masalah ini?” kita bisa bilang, “Hmm! Aku penasaran pelajaran menarik apa yang akan aku dapat dari tantangan ini buat lebih mengenal diriku sendiri?” atau “Aku penasaran apa yang akan aku temukan untuk aku bersihkan dari lemari ingatan saat rintangan ini menuntunku ke sana?”

Baca Juga:  Tips untuk Meningkatkan Performa dalam Olahraga

Penyembuhan Umum

Kita semua dibentuk oleh program yang dibuat waktu kita masih kecil. Karena ini nggak bisa dihindari, kita sering salah jalan dan terus menjalankan program-program itu hampir sepanjang hidup kita. Waktu kecil, kita sering nggak ngerti kenapa bisa ada kejadian buruk atau menakutkan. Anak-anak nggak bisa ubah situasi yang nggak enak, nggak bisa kabur, nggak bisa melawan atau ganti orang tua. Kita jadi stuck dalam kesedihan dan dari sudut pandang anak kecil, nggak terlihat jalan keluar. Di situasi kayak gini, biasanya kita cenderung kabur ke tempat aman supaya nggak ngerasa sakit, atau malah melupakan perasaan itu dengan menimbunnya di bawah sadar.

Waktu masih kecil, ini cara yang cukup oke buat menghindari rasa sakit, karena kita nggak bisa melawannya. Setelah itu, bawah sadar kita dengan cepat belajar buat melindungi kita dengan menyembunyikan perasaan-perasaan itu di dalam “lemari arsip” bawah sadar supaya kita nggak merasakannya dan nggak terluka. Kenangan perasaan itu disimpan di bagian kanan otak yang bawah sadar. Bagian kanan otak ini kayak kasih tanda di lemari arsip, “Jangan dekat-dekat!” kepada bagian kiri otak yang sadar, dan bagian kiri otak setuju buat menjauh dari kenangan dan perasaan yang menyakitkan itu. Jadi, kita pura-pura kalau perasaan itu nggak ada.

Memahami itu Membantu Penyembuhan

Meski cara ini membantu melindungi kita waktu kecil dari rasa takut dan sakit, tapi lama-lama jadi program bawaan kita seumur hidup. Bawah sadar masih takut sama perasaan-perasaan itu yang terkunci rapat di lemari bawah sadar. Dia percaya kalau rasa takut dan sakit asli itu masih bisa menguasai kita seperti waktu pertama kali kita mengalaminya.

Kalau kita sudah dewasa, program ini jadi ketinggalan zaman. Bawah sadar masih kerja seperti program anak kecil, padahal kita sekarang bisa menghadapi perasaan itu lebih baik sebagai orang dewasa. Contohnya: bagian kanan otak mungkin memberi peringatan kecil di bawah tanda “jangan dekat” di lemari tempat menyimpan kenangan dari pertengkaran orang tua, teriakan, atau perlakuan menyakitkan lain. Tanda itu mungkin berbunyi, “Jangan dekat-dekat dengan pertengkaran atau orang yang marah-marah.”

Karena itu, kita sering menghindari merasakan emosi yang nggak nyaman di kehidupan sekarang (yang sebenarnya berkaitan sama rasa takut waktu kecil), tapi kita juga akhirnya menutup diri dari pengalaman dan hubungan yang sebenarnya bisa kita jalani lebih baik kalau kita dewasa dan berani menghadapinya. Misalnya, kita bisa menghindari orang yang suaranya keras atau orang yang mirip sama orang tua kita.

Kalau ada sesuatu di hidup sekarang yang “mengusik” kenangan lama itu, bisa jadi pintu lemari kenangan itu sedikit terbuka dan kita mulai merasakan perasaan lama yang tersembunyi. Makanya kadang kita bereaksi berlebihan kalau ada orang di hidup kita sekarang yang mengingatkan kita sama seseorang yang dulu pernah menyakiti atau menakuti kita.

Aku tahu seseorang yang waktu kecil sangat marah sama ibunya, tapi dia menelan rasa marah itu karena ibunya seorang diri dan dia nggak merasa aman untuk meluapkannya, dan dia juga nggak punya tempat lain untuk melepaskannya. Sampai dewasa, dia gampang banget marah sama orang yang berkuasa, terutama perempuan yang tegas.

Sebagai orang dewasa, kita tetap menyimpan perasaan nggak nyaman di dalam diri, menutup pintu mental supaya perasaan itu jauh dari kesadaran kita. Bawah sadar kita dengan hati-hati menjaga emosi-emosi itu yang terkunci rapat di lemari bawah sadar, tetap menolak membiarkannya keluar — bahkan saat kita nggak lagi berada di situasi menyakitkan itu, dan saat kita sebenarnya sudah jauh lebih siap untuk menghadapinya.

Misalnya, kita mungkin punya sakit hati, kecemasan, ketakutan, dan kemarahan yang tersembunyi dari waktu kecil. Bisa jadi karena kita sedih waktu keluarga harus pindah; salah satu orang tua harus jauh dari rumah lama banget (karena kerja atau urusan keluarga); sakit hati karena orang tua berpisah; atau karena kehilangan orang yang dicintai. Kalau perasaan sedih itu kita simpan sendiri tanpa diungkapkan, kita bisa punya program bawah sadar yang bikin kita menumpuk semua perasaan sedih di masa depan juga.

Kalau kita dewasa dan lagi sedih lagi, kita mungkin merasa sangat nggak nyaman — bahkan nggak proporsional sama apa yang kita alami sekarang. Kita bisa bereaksi dengan sedih atau marah banget karena kenangan lama itu tiba-tiba bangkit di lemari bawah sadar kita. Terus, apa yang biasanya kita lakukan? Kita kembali menyimpan perasaan baru yang nggak enak itu ke dalam lemari bawah sadar, persis seperti waktu kita masih kecil yang belum tahu cara lain.

Kalau luka batin yang dialami sangat berat, seperti yang dialami tentara saat perang, penolakan perasaan ini bisa makin parah, sampai muncul gejala PTSD (post traumatic stress disorder). Selain kecemasan dan kesedihan, bisa juga muncul kilas balik luka lama; ketakutan dan kemarahan yang sangat kuat; menangis terus-menerus; depresi parah; susah tidur; tidak tahan suara bising atau keramaian, tidak nyaman dengan orang lain, dan hal-hal yang mirip dengan situasi traumatis itu; bahkan pikiran atau perilaku yang berbahaya untuk diri sendiri. (Banyak orang dengan PTSD perang juga mengalami stres dan kehilangan berat sejak kecil.)

Sering juga muncul kecemasan yang sangat tinggi, karena tanda-tanda di tubuh dan pikiran yang membuat kita takut melepaskan perasaan dan kenangan yang terkubur dalam-dalam. Wajar banget merasa kalau emosi lama itu akan sangat kuat menguasai kita — seperti saat kita pertama kali mengalaminya.

Semakin berat penyiksaan atau luka yang dialami, reaksi kita terhadap sesuatu yang mengingatkan kenangan itu juga bisa makin parah. Laporan soal trauma berat biasanya berkaitan dengan tentara di zona perang, pemadam kebakaran, polisi, tim medis darurat, korban kejahatan atau kekerasan, anak-anak yang pernah disiksa, dan lain-lain yang juga mengalami penyiksaan atau menyaksikan kejadian mengerikan.

Ada banyak cara penyembuhan dan terapi yang bisa membantu melepaskan trauma-trauma lama yang terkubur, tapi program bawah sadar kita sering menolak. Biasanya baru ketika luka batin itu menyebabkan sakit fisik dan emosional yang sangat parah, kita mulai sadar ada sesuatu yang mengganggu di dalam diri kita dan mau berusaha menghadapi dan menyembuhkannya.

Kalau trauma yang dialami sangat berat, sering kali sangat dianjurkan dan berguna untuk mendapatkan bimbingan dan dukungan dari konselor atau terapis yang ahli dalam terapi duka — sampai kita belajar cara pakai metode ini dan percaya kalau perasaan dan kenangan yang dilepaskan nggak akan membuat kita kewalahan.

Kenangan negatif dan menyakitkan kamu sebenarnya bisa berubah jadi pengalaman yang sangat menyembuhkan dan bisa bikin kamu berkembang.

Buang Semua Hal Negatif

Pengalaman masa kecil kita sering banget mempengaruhi sisa hidup kita. Kalau kita pernah mengalami pengabaian, luka fisik atau emosional, atau perlakuan buruk, biasanya kita bawa beban emosi masa kecil yang tersembunyi itu sampai bertahun-tahun setelah kejadian itu. Soalnya, kita menyimpan perasaan itu jauh di bawah kesadaran kita, bareng sama ingatannya, supaya waktu kecil kita nggak terus-terusan merasakan sakitnya.

Berhenti Menyimpan Perasaan

Meski menyimpan memori itu bikin kita terlindungi waktu kecil, tapi akhirnya kita jadi membawa banyak “barang” tersembunyi yang tersimpan rapat di bawah sadar dan di hati kita. Pikiran bawah sadar kita yang masih seperti anak kecil itu bikin mekanisme supaya kita nggak terluka lagi oleh beban-beban tersembunyi itu: dia bikin kita menghindar dari apa pun yang mirip dengan pengalaman buruk dulu, supaya kita nggak kena luka lagi seperti dulu.

Baca Juga:  Pengenalan Tentang Kesehatan Kamu dan Orang Kamu Sayangi

Sebagai orang dewasa, kita juga masih bawa perasaan negatif dari pengalaman masa lalu. Kita semua pasti pernah mengalami hal-hal yang seandainya nggak pernah kejadian itu bakal lebih baik. Siapa sih yang nggak pernah pengen ngulang atau memperbaiki?

> Misalnya ngomong kasar waktu marah ke orang yang kita sayang, terus bikin sakit hati yang lama banget sembuhnya?
>
> > Lewat jalan yang pernah terjadi kecelakaan?
> > Nggak sempat bilang cinta atau hal penting sebelum orang yang kita sayang meninggal?

Banyak cara kita sadar kalau kita masih bawa kebiasaan dan keyakinan negatif itu. Kadang kita cuma bosan aja sama cara kita berperilaku yang malah bikin masalah dalam hidup sekarang. Suatu hari kita bangun dan sadar kalau semua itu bukan cuma terjadi begitu saja ke kita, tapi kita juga yang tanpa sadar bikin hal itu terjadi.

Sering kali keluarga atau teman yang bilang hal-hal yang bikin kita mikir, kayak:
“Kenapa kamu selalu bisa dapat orang yang nggak baik, padahal awalnya kelihatannya baik?” atau “Apa kamu sadar, gaya kamu di kerja itu bikin orang gampang kritik kamu? Ini sudah kerjaan ketiga yang sama aja masalahnya.”
Awalnya itu mungkin kedengeran kayak kritik, tapi kalau dikasih dengan cinta dan kita bisa lihat, itu sebenarnya buat kita supaya sadar kalau kebiasaan lama kita bikin kita dapat reaksi yang nggak enak, kita bisa mulai mikir ulang tentang cara kita yang selama ini nahan kita supaya nggak maksimal dan menikmati hidup.

Kalau kita mulai periksa keyakinan dan cara kita bertindak, kita bakal nemu hal-hal seperti, “Aku nggak pantas dicintai.” Atau, “Aku yakin pasti ada yang salah dengan aku,” atau, “Kalau aku nggak sempurna, pasti orang bakal ngatain aku.”

Kalau kita sadar itu semua cuma pola pikir lama, sebenernya nggak susah kok buat berubah jadi lebih baik. Kalau kita nggak takut ditolak atau gagal, kita nggak bakal berperilaku yang malah bikin kita masuk ke situasi yang kita takutkan.

Kalau kita merasa stuck atau nggak bisa nikmatin hidup, baik dalam hubungan, karier, atau kehidupan spiritual, coba deh lihat lagi keyakinan dan cara kita bertindak. Dari situ kita bisa mulai ubah pikiran negatif dan ekspektasi kita, terus barulah kita bisa ubah perasaan dan tindakan, dan juga cara kita berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain.

Memanfaatkan Spiritualitas

Ada banyak manfaat dari spiritualitas, terutama buat menyembuhkan masalah emosional. Semua manfaat itu dijelaskan di bab ini.

Manfaat dan Cara Menggunakan

Dengan membangun koneksi spiritual, kamu akan merasa lebih aman karena yakin kalau kamu nggak sendirian di dunia ini, walaupun kadang-kadang kamu merasa terpisah dari orang lain. Kamu akan semakin merasa aman karena percaya ada sumber kekuatan yang selalu bisa kamu andalkan saat sedang mengalami masalah.

Rasa tenang itu muncul dari perasaan aman yang dalam dan tahan lama. Semakin kamu percaya dan bergantung pada spiritualitas, semakin gampang kamu menghadapi tantangan hidup tanpa takut atau khawatir. Ini bukan berarti kamu harus menghilangkan diri atau menyerahkan sepenuhnya kehendakmu ke kekuatan itu; kamu cuma belajar “melepaskan” dan percaya saat kamu merasa buntu dan nggak tahu harus gimana. Belajar melepaskan saat jawaban atas masalah nggak jelas bisa sangat membantu mengurangi rasa cemas dan khawatir. Rasa tenang muncul saat rasa cemas itu hilang.

Saat kamu membangun hubungan spiritual, kamu akan mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang besar dalam dirimu. Kamu bagian dari alam semesta. Kamu hebat, layak dicintai, dan berharga hanya karena kamu ada di sini. Kesadaran ini bisa mengubah cara kamu melihat dirimu sendiri, membantu kamu membangun rasa percaya diri dan penghargaan pada diri sendiri. Kamu tetap baik dan berharga secara bawaan. Penilaian diri kamu yang negatif sebenarnya nggak penting, karena kamu adalah ciptaan alam semesta sama seperti segala sesuatu lainnya.

Salah satu hal terpenting dari spiritualitas adalah kamu mengalami cinta tanpa syarat. Ini jenis cinta yang beda dari cinta romantis atau persahabatan biasa. Cinta tanpa syarat berarti kamu peduli sepenuhnya sama orang lain tanpa syarat apapun. Jadi, nggak peduli bagaimana orang itu bersikap atau terlihat, kamu tetap punya rasa sayang dan menghargainya tanpa menghakimi. Semakin dalam hubungan spiritualmu, kamu makin sering merasakan cinta tanpa syarat itu. Hatimu jadi lebih terbuka untuk orang lain dan kepentingan mereka. Kamu jadi lebih bebas dari kebiasaan menghakimi atau membanding-bandingkan. Cinta tanpa syarat ini keluar dari kemampuanmu untuk memberi cinta ke orang lain dan juga menerima cinta masuk ke hidupmu. Kamu jadi lebih sedikit rasa takut dan lebih banyak rasa bahagia. Kamu juga bisa menginspirasi orang lain untuk merasakan kemampuan mereka sendiri dalam mencintai tanpa syarat. Cinta jenis ini juga bikin kamu merasa segala sesuatu yang kamu butuhkan untuk melakukan hal yang kamu inginkan sudah tersedia dalam hidupmu.

Memiliki hubungan spiritual juga memberi kamu panduan untuk mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah. Spiritualitas punya kebijaksanaan universal yang lebih tinggi dari apa yang bisa kamu pikirkan sendiri. Dalam banyak agama, ini disebut sebagai “kecerdasan ilahi.” Dengan berhubungan dengan spiritualitas, kamu bisa memanfaatkan kebijaksanaan itu untuk membantu menyelesaikan berbagai masalah. Kalau kamu belajar memohon panduan, kamu akan terkejut karena permohonan yang tulus biasanya dijawab. Dan jawaban itu biasanya jauh lebih baik daripada yang kamu pikirkan sendiri dengan logika atau kemauanmu.

Ikuti panduan ini supaya hubungan spiritualmu berjalan baik:

1. Tetap tenang, sabar, dan terbuka.
2. Yakinlah komunikasi akan terjadi.
3. Jangan menguji atau memberi syarat. Kamu harus benar-benar menyerahkan diri agar bisa mendapatkan kebebasan sejati yang berharga.
4. Terimalah apa yang diberikan dengan lapang dada.
5. Mintalah bantuan, jangan memberi perintah.

Ini adalah beberapa ciri yang menandai hubungan dekat dengan spiritualitas. Semua ini bisa sangat membantu proses penyembuhan dirimu. Seberapa dalam dan sungguh-sungguh kamu berkomitmen akan menentukan seberapa besar penyembuhan yang kamu alami. Kamu bisa memperkuat komitmen spiritualmu dengan cara seperti:

1. Rutin ikut kegiatan di gereja atau komunitas spiritual favoritmu.
2. Rutin baca bacaan inspiratif yang kamu suka, minimal sekali sehari, misalnya pagi setelah bangun, waktu istirahat, atau sebelum tidur.
3. Rajin meditasi.
4. Rajin berdoa atau mengulang afirmasi spiritual.
5. Minta bantuan dari orang lain, seperti praktisi penyembuhan, doa bersama, dan sebagainya.

Penutup

Spiritualitas bisa dilihat berbeda dari agama. Banyak agama di dunia punya ajaran dan kepercayaan berbeda soal Tuhan dan hubungan manusia dengan Tuhan. Tapi spiritualitas itu lebih ke pengalaman umum di balik semua pandangan itu. Ini pengalaman yang bikin kamu sadar dan berhubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari dirimu sendiri dan dari dunia fana ini. “Sesuatu” itu punya banyak nama (Tuhan adalah yang paling umum di dunia Barat) dan dijelaskan dengan berbagai cara yang sangat banyak. Kamu bebas menentukan sendiri arti itu buat kamu, dengan cara yang menurutmu paling berguna. Tuhan bisa kamu artikan sebagai “kesadaran kosmis” yang abstrak, atau sesuatu yang nyata seperti keindahan laut atau gunung. Bahkan kalau kamu merasa agnostik atau ateis, kamu mungkin tetap merasakan sesuatu yang menginspirasi saat berjalan di hutan atau melihat matahari terbenam yang indah. Atau senyuman seorang anak kecil bisa memberi rasa bahagia dan membantu proses penyembuhanmu.

Sekian Cara Mudah Sembuhkan Luka Batinmu dan Kendalikan Hidupmu, Semoga Bermanfaat. Baca Juga Jangan Pernah Keluarkan Uang untuk Rokok Lagi

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *