Cara Mudah

Cara Memulai Network Marketing Tanpa Harus Patah Semangat

Cara Memulai Network Marketing Tanpa Harus Patah Semangat – Ada teknik dan caracara tertentu dalam network marketing (pemasaran jaringan) yang perlu kamu tahu kalau kamu mau menghasilkan uang dari internet. Teknikteknik ini juga penting banget supaya kamu nggak rugi atau buangbuang uang yang sebenarnya nggak sanggup kamu kehilangan.

Sama seperti bidang bisnis lainnya, orangorang yang sudah ahli biasanya pakai “jurusjurus rahasia” yang sudah jadi kebiasaan mereka. Kamu mungkin merasa sudah tahu jurusjurus ini secara teori, tapi menerapkannya dalam praktik itu hal yang berbeda. Ibaratnya, beda antara belajar bahasa Prancis di sekolah sama tinggal langsung di Paris selama lima tahun.

Dan inilah perbedaan utama antara orang yang sukses cari uang online dan yang nggak. Orang yang memang benarbenar hidup dari internet biasanya otomatis menerapkan “jurusjurus rahasia” ini dalam semua yang mereka lakukan — bahkan kadang mereka sendiri nggak sadar kalau itu kunci sukses mereka.

Cara Memulai Network Marketing Tanpa Harus Patah Semangat – Aku sendiri udah lumayan sukses di bidang pemasaran, tapi awalnya aku juga nggak sadar soal rahasiarahasia ini. Aku benarbenar menemukannya secara nggak sengaja. Iya, aku tahu banyak halaman penjualan juga ngomong kayak gini, tapi aku beneran nemu tanpa sengaja.

Teknik 1

Aku sendiri nggak yakin, tapi banyak orang bilang “nggak ada hal baru di bawah matahari”, dan itu benar juga di dunia network marketing.

Kebanyakan produk cuma berisi informasi yang sebenarnya sudah lama, cuma dibikin tampak baru dengan sudut pandang berbeda, lalu dikasih judul yang menarik (sekarang ini emang zamannya bikin judul yang catchy). Meskipun tulisannya mungkin lebih rapi, atau linklinknya lebih update, isinya ya ituitu juga. Tapi bukan berarti nggak berguna.

Sebagai pembeli, kamu cuma perlu sadar bahwa kamu mungkin nggak bakal dapat informasi yang benarbenar baru di peluncuran produk besar. Bisa jadi kamu belum pernah dengar infonya sebelumnya, tapi bukan berarti info itu benarbenar baru untuk semua orang. Ini juga berlaku di banyak hal dalam hidup — bedanya, di dunia network marketing, banyak hal lama dikemas seolaholah itu penemuan luar biasa atau rahasia besar yang baru dibongkar.

Cara-Memulai-Network-Marketing-Tanpa-Harus-Patah-Semangat-683x1024 Cara Memulai Network Marketing Tanpa Harus Patah Semangat
Cara Memulai Network Marketing Tanpa Harus Patah Semangat

Awal Mula
Informasi yang disampaikan bisa saja tetap berguna — cuma bukan hal baru.

Karena itu, para pemasar top sadar bahwa kalau mereka mau jualan, mereka perlu bikin kemasan baru.

Biasanya prosesnya begini: seseorang bikin produk, lalu jual produk itu. Lamalama produknya basi dan dilupakan, bahkan sama pembeli pertamanya. Lalu, ada orang yang nemu lagi produknya — bisa jadi orang yang sama. Dia sadar produknya udah lama, tapi memutuskan untuk “makeover”. Jadi produk lama yang sebenarnya masih berguna, dikemas ulang dan kembali dipasarkan sebagai produk baru.

Contohnya, file ebook lama diganti sampulnya, isinya sedikit diedit, dan… jadi deh produk “baru” yang bisa laku keras — bahkan menghasilkan puluhan ribu dolar.

Ibaratnya kayak cowok yang habis cerai — mulai olahraga, tampil keren, potong rambut baru, gigi patah diperbaiki — siap “dipasarkan” lagi.

Intinya sih, produk itu masih yang lama, tapi dengan tampilan, promosi, dan kesan yang lebih segar. Cara ini sangat efektif, terutama untuk produk berlisensi Private Label Rights (PLR). Bahkan bisa lebih efektif daripada produk baru.

Kenapa?
Karena kamu bisa ubah seluruh isi produk kalau mau. Ganti judulnya biar menarik.

Tambahin nama kamu sebagai penulisnya.
Masukin link afiliasi kamu sendiri supaya produk ini bisa jadi sumber penghasilan ganda (multiple revenue streams).

Apa itu “Multiple Revenue Streams”?

Itu artinya satu produk bisa menghasilkan uang dari beberapa sumber. Misalnya selain dari penjualan produknya, kamu juga bisa dapat uang dari linklink afiliasi yang kamu tanam di dalam produk itu.

Gampang kok prosesnya:

1. Pastikan kamu punya hak legal untuk mengubah produk itu (kalau kamu sendiri yang bikin ya bebas).
2. Kalau kamu beli produk dengan hak jual ulang (resell rights), biasanya kamu boleh tambahkan bonus sendiri lalu kemas bareng file PDFnya. Aku sering lakukan ini. Makanya aku suka heran kalau ada orang bilang hak jual ulang udah nggak berguna.
3. Aku pribadi suka banget produk dengan hak jual ulang. Biasanya kamu boleh tambahin apapun ke paketnya (cek dulu lisensinya ya) dan jual lagi. Banyak penjual ulang nggak mau repot ubah apa pun — bahkan nggak baca isi filenya — jadi mereka ikut nyebarin link afiliasi kamu, bonus kamu, iklan situs kamu… tanpa sadar.
4. Tapi kalau bisa, pakai produk PLR (Private Label Rights), karena kamu bisa ubah isinya langsung dan masukin link kamu di bagian dalam teksnya.

Sekarang ini, sayangnya, banyak juga PLR yang kasih syarat anehaneh. Jadi baca baikbaik lisensi produk. Kalau ragu, pilih yang unrestricted PLR — artinya kamu bebas ubah sesukamu.

Intinya

Kalau kamu bikin produk baru dari produk lama, pastikan kamu:

Boleh legal mengubahnya.
Tambahkan link afiliasi atau promosi produk kamu di dalamnya.
Buat judul baru yang menarik.
Ubah desain dan tampilan kalau perlu.
Pastikan produk ini bisa kasih penghasilan lebih dari satu sumber.

Kalau cuma jual satu kali dan selesai, ya uangnya juga berhenti. Tapi kalau kamu bisa bikin produk itu terus menghasilkan lewat linklink di dalamnya, maka tiap penjualan bisa jadi penghasilan terusmenerus.

Triknya: ubah produk lama jadi kelihatan baru. Tambahkan gaya kamu sendiri. Kasih sentuhan pribadi. Bikin grafis baru. Ganti nama. Pasarkan ulang.

Aku percaya bahwa tren di dunia network marketing itu berulang setiap 10 tahun.

Coba cari produk lama — biasanya kamu bisa dapat PLRnya dengan harga sangat murah. Kalau kamu malas menulis ulang sendiri, kamu bisa sewa penulis bayangan (ghostwriter) atau freelancer.

Banyak penjual besar punya koleksi produk lama yang tinggal dimodifikasi. Pikirkan ini: kamu harus sudah aktif di dunia internet marketing selama 10 tahun untuk bisa ingat kapan produk aslinya diluncurkan. Aku pernah aktif saat itu, tapi memoriku juga nggak sehebat itu. Aku udah pernah jual ulang produk dari lima tahun lalu setelah aku ubah besarbesaran, dan… nggak ada yang sadar!

Takut-takutin Mereka

Teknik ini sering banget dipakai di dunia pemasaran secara umum — dan sangat efektif di network marketing.

Baca Juga:  Mencintai Diri Sendiri Cukup Untuk Melindungi Kekuatan Pribadi

Kalau seseorang merasa dia bisa “ketinggalan kereta”, maka kemungkinan besar dia bakal ambil tindakan segera.
Makanya kamu sering lihat halaman penjualan yang nulis besarbesar, “Penawaran berakhir tengah malam!” atau yang sejenisnya. Tujuannya cuma satu: bikin kamu langsung bertindak.

Tapi sebenarnya, bukan cuma soal batas waktunya saja. Yang lebih penting adalah cara kamu menyampaikannya — pilihan kata yang kamu gunakan bisa benarbenar bikin orang panik.

Contohnya, kamu nulis surat penawaran yang menurutmu udah mantap banget. Tapi pas sampai bagian “ajakan bertindak” kamu cuma tulis:

> “Buruan! Penawaran ini akan segera berakhir!”

Tapi… “segera” itu kapan, sih?

Yang Efektif Seperti Apa?

“Kapankapan” bisa berarti dua hari lagi, atau bahkan dua minggu lagi.
Kata “segera” terlalu nggak jelas — jadi orang nggak merasa itu penting atau mendesak.

Sebagian pemasar memang sengaja membiarkan penawaran mereka tetap terbuka tanpa batas waktu tertentu, supaya bisa terus jualan. Tapi, dalam jangka panjang, ini justru bisa merugikan mereka. Karena orang jadi nggak percaya lagi sama katakata mereka.

Makanya, kalau aku jual produk dengan kuota terbatas atau batas waktu tertentu, aku langsung tutup begitu waktunya habis atau lisensinya habis terjual.

Gunakan “Faktor Ketakutan” dengan Serius

Kalau kamu mau pakai trik “takuttakutin” ini, kasih batas waktu yang jelas dan patuhin itu.
Teknik ini baru berhasil kalau kamu benarbenar menepati janji kamu.

Iya, mungkin kamu akan kehilangan beberapa penjualan dari orang yang telat. Tapi sisi baiknya, di penawaran berikutnya, orangorang akan belajar untuk nggak nundanunda lagi. Karena mereka tahu kamu beneran serius soal batas waktu.

Aku sendiri sering bilang ke pembaca:

> “Begitu lisensinya habis, penawarannya aku cabut.”

Dan itu ampuh banget untuk meningkatkan penjualan. Aku cuma kasih tahu fakta bahwa penawaran ini terbatas, tapi ternyata itu bikin orang cepat ambil keputusan.

Contoh Call to Action (Ajakan Bertindak)

Beberapa copywriter menyebut teknik ini sebagai “call to action berbasis ketakutan”. Misalnya kayak begini:

> “Cepat! Ini adalah Penawaran Meledak yang Akan Hilang Otomatis
> pada Selasa, 14 pukul 00.00 WIB tepat!”

Kalau mau lebih ekstrem, kamu bisa tambahkan hitung mundur pakai javascript di halaman penawaran. Jadi pengunjung bisa lihat waktu terus berjalan mundur di depan mata mereka — dan itu bikin mereka makin panik, haha 😄

Lalu tutup halaman kamu dengan kalimat seperti ini:

> “Kalau kamu datang lagi ke halaman ini setelah tanggal di atas,
> kamu TIDAK akan bisa mendapatkan penawaran ini.
> Kamu HARUS ambil sekarang atau kehilangan selamanya!”

Begitulah Cara “Faktor Ketakutan” Bekerja

Kamu tawarkan sesuatu yang menarik, kasih batas waktu yang jelas (biasanya 3–7 hari efektif banget), pasang harga terbaik, lalu cabut penawarannya pas waktunya habis — seperti “pencuri di malam hari”.

Cara ini efektif banget buat hasilkan uang cepat.
Kalau kamu kasih batas waktu seminggu, pembaca kamu akan bertindak dalam rentang waktu itu — artinya, kamu juga akan terima uangnya dalam waktu itu juga.

Teknik ini juga bagus banget kalau kamu mau rekrut affiliate dengan cepat.

Bahkan, ini salah satu cara terbaik untuk memastikan peluncuran produk kamu sukses besar.
Bikin penawaran yang hanya berjalan seminggu, lalu tutup benarbenar. Aktivitas dan penjualan selama seminggu itu bisa bikin kamu terkejut.

Nilai (Worth)

Topik ini agak rumit. Tapi untungnya, buat kita para pemasar, hal ini biasanya justru menguntungkan.

Sekarang coba tanya ke diri sendiri:
Kamu mau bayar Rp1,5 juta (sekitar \$97) untuk sebuah buku di Amazon?
Mungkin iya, kalau bukunya gede, tebal, penuh foto keren, atau buku teknis khusus yang berhubungan dengan kerjaan kamu. Tapi kebanyakan orang punya batasan harga di kepala mereka — dan untuk buku fisik, biasanya mentok di Rp150 ribuan (sekitar \$10). Dan susah buat ngubah pola pikir itu.

Tapi begitu buku itu berubah jadi ebook, entah kenapa kita bisa rela bayar hampir sejuta untuk file PDF 30 halaman. Kenapa bisa gitu? Jawabannya: nilai yang dirasakan (perceived value).

Tentang Nilai

Kalau kamu jual ebook, nilainya bukan dari bentuk fisiknya, tapi dari isi informasinya. Dan yang paling menarik, nilai informasi itu nggak bisa diukur pasti. Karena setiap orang bisa punya penilaian yang bedabeda tergantung kebutuhan dan keinginan mereka.

Dan ini nggak ada hubungannya sama jumlah halaman.
Coba bayangin:
Kamu dikasih pilihan antara ebook 600 halaman tentang cara menghasilkan uang dari Adsense,
atau dokumen 1 halaman yang isinya nomor undian lotre minggu depan — kamu pilih yang mana?

Menentukan Nilai Produk Digital

Karena produk digital (seperti ebook) nggak bisa dipegang atau ditimbang, maka tugas kita adalah membantu pembeli memahami nilainya.
Caranya? Ya, kita sendiri yang harus menyampaikan nilainya secara jelas ke calon pembeli.

Sebenarnya ini nggak serumit yang kamu kira. Di dunia internet marketing, orang udah tahu kalau harga ebook itu bisa mulai dari \$5 sampai \$1000 (biasanya \$997), tapi ratarata harga normalnya di bawah \$100.

Cara Meningkatkan Nilai yang Dirasakan (Perceived Value)

Beberapa hal yang bisa bikin ebook kamu terasa lebih “berharga”:

Ebook dengan 300 halaman terlihat lebih mahal dari ebook 20 halaman.
(Meski nggak selalu begitu ya — kalau yang nulis udah dianggap guru, dia bisa aja jual mahal.)

Tapi saat orang baca halaman penawaranmu dan mulai tertarik beli ebooknya, biasanya mereka udah punya harga bayangan di kepala. Kalau harganya antara \$19 – \$47 (Rp300 ribuan – Rp700 ribuan), kemungkinan besar mereka langsung beli. Tapi kalau lebih mahal dari itu, bisa jadi mereka ragu dan batal beli — padahal sebelumnya udah niat.

Intinya:

Buat nilai ebook kamu setinggi mungkin,
tanpa membuat pembeli harus mikir panjang.

Soal Jumlah Halaman

Minimal ebook kamu harus sekitar 25 halaman.
Kalau lebih sedikit, calon pembeli bakal mikir:

> “Ah, ini cuma selembar dua lembar doang, beneran layak beli nggak ya?”

Kita nggak mau mereka mikir terlalu banyak. Kita mau mereka kebawa arus promosi dan langsung klik beli.

Beberapa ebook aku yang paling laku justru cuma 30–40 halaman. Kenapa? Karena aku nggak suka ngasih isi yang isinya cuma mutermuter doang. Semoga dari bab ini kamu juga ngerasa begitu.

Aku bisa aja nambahin isinya jadi 100 halaman dan jual \$97, tapi aku hargai pembaca dan pelanggan. Aku lebih milih ngasih informasi padat, jelas, dan berkualitas tanpa omong kosong.

Baca Juga:  101 Tips Menghemat Uang: Cara Cerdas Mengelola Keuangan Sehari-hari

Karena aku tahu, pembaca itu nggak bodoh. Mereka bisa tahu mana ebook yang isinya berguna dan mana yang cuma panjangpanjangan doang.

Tips Biar Nilainya Terasa Tinggi dan Tetap Laku:

1. Jual dengan harga standar industri, maksimal sekitar \$49 (Rp700 ribuan).
2. Kalau bisa, buat isinya lebih dari 30 halaman. Tapi jangan naikin harga hanya karena jumlah halaman — kecuali kamu udah tembus 100 halaman.
3. Jangan biarkan harga atau jumlah halaman yang terlalu sedikit bikin orang jadi ragu dan malah batal beli.

Daftar Kontak Kamu (Your List)

Kalau kamu benarbenar serius di dunia network marketing, menurutku kamu wajib mulai bangun daftar email (mailing list) sejak hari pertama. Memang bisa jalan tanpa list, tapi percayalah, bakal jauh lebih capek dan lambat hasilnya.

Aku sering dengar berbagai angka soal berapa banyak penghasilan yang “seharusnya” kamu bisa dapat dari list kamu. Tapi jujur aja, menurutku sebagian besar angkaangka itu cuma karangan para marketer yang ditanya mendadak.

Meskipun begitu, meskipun nggak ada jawaban pasti, aku pribadi punya rumus sederhana yang aku pakai buat mengukur penghasilan dari list aku sendiri.

Ini memang nggak ilmiah, cuma berdasarkan pengalaman aja — tapi buatku ini cukup akurat sebagai patokan.

Rumus Kasar:

Tanpa ngitung dari peluncuran produk baru, komisi afiliasi, atau penghasilan lain dari website — hanya dari email ke list, aku targetkan dapat sekitar \$0,50 (Rp7.500) per orang dalam listku setiap bulannya.

Bukan berarti semua orang kasih aku uang ya. Tapi rataratanya, ada yang beli, ada yang nggak, jadi aku dapet sekitar \$1 (Rp15.000) per orang per bulan.

Jadi kalau aku punya list 1.000 orang, ya aku harapkan bisa dapet \$500 sebulan (Rp7,5 juta) cuma dari kirim email.

Kenapa Harus Bangun Daftar Email?

Karena:

  • Nggak butuh tenaga besar untuk ngejalaninnya
  • Sumber penghasilan berulang
  • Dan kalau kamu lagi butuh uang cepat, kamu tinggal kirim email promosi, dan bisa aja dalam 1–2 hari uang langsung masuk \$500an (Rp7,5 juta)

Aku kenal orang yang pakai list emailnya (yang gede banget) buat beli rumah — tanpa pinjaman bank sama sekali. Dia bilang, dia beli rumah seharga \$300.000 cuma dari satu kali email ke listnya. Aku percaya.

Gimana Cara Bangun List?

Aku nggak bahas terlalu dalam di sini, karena topik ini banyak banget sumbernya di internet.

Aku sendiri pakai Aweber buat kelola listku. Ada juga yang pakai GetResponse, atau software sendiri yang bisa diinstal di server pribadi.

Rahasia Penghasilan Besar dari Mailing List

Punya lebih dari satu list.
Yup, itu dia rahasianya.

Kalau kamu cuma punya satu list, kamu bisa harapkan dapat \$1 per subscriber per bulan. Tapi kalau kamu punya dua list, potensi penghasilan kamu jadi dua kali lipat. Tiga list? Ya bisa tiga kali lipat.

Tapi Nggak Sesederhana Itu

Bisa aja kamu berpikir:

> “Kalau punya satu list besar atau beberapa list kecil, hasilnya kan sama aja?”

Iya, bisa benar… tapi juga bisa salah.

Kalau kamu cuma punya satu list yang isinya campur aduk, kamu cuma bisa jualan ke sebagian orang saja. Karena:

Ada yang tertarik Adsense
Ada yang minat kursus afiliasi
Ada yang suka viral marketing
Dan ada juga yang pengennya software, bukan ebook pengembangan diri

Nah, karena minat orang bedabeda, maka nggak semua orang di list kamu mau beli semua yang kamu tawarkan.

Makanya, para “guru” atau top marketer punya banyak list berbeda. Mereka bikin beberapa halaman optin, masingmasing dengan penawaran gratis (freebie) yang bedabeda.

Misalnya:

Halaman A: Free ebook tentang Adsense
Halaman B: Video gratis tentang affiliate
Halaman C: Panduan viral marketing gratis

Dengan begitu, mereka tahu persis apa yang dicari orang saat masuk ke list itu. Jadi, kalau seseorang masuk lewat halaman Adsense, ya mereka akan dikirimi produkproduk seputar Adsense, bukan yang lain.

Hasilnya?

Karena semua orang di list itu punya minat yang sama, maka penjualannya jauh lebih tinggi dibandingkan list campuran biasa.

Ini kayak niche marketing, tapi via email, bukan lewat situs.

Kalau list umum hanya dapat \$1 per orang, list yang niche bisa dapat \$7 per orang.

Bayangin, kalau kamu punya 15.000 orang di list kamu:

List biasa: \$15.000 per bulan (Rp225 juta)
List tertarget: \$105.000 per bulan (Rp1,57 miliar)

Jumlah orangnya sama, tapi karena lebih fokus, hasilnya jauh lebih besar.

Ini Mungkin Rahasia Terbesar di Dunia Email Marketing

Para guru nggak terlalu banyak cerita soal ini.
Mungkin kamu juga baru pertama kali baca rahasia ini.
Pakai strategi ini — nilainya bisa 100 kali lipat dari harga buku ini.

Aku ngomong dari pengalaman langsung.

Penutup

Network marketing itu kayak main game — game jangka panjang.
Kamu harus bisa lihat sisi serunya, jangan dibawa stres.

Kalau kamu pakai trik dan rahasia yang aku bagi di buku ini, kamu bisa sukses waktu meluncurkan produk, dan bisnis kamu bisa terus berkembang.

Pesan Terpentingnya Ini:

Berhenti beli produk dari pemasar lain karena pengen “belajar cara menghasilkan uang.”
Mulai beli produk karena kamu ingin tahu gimana para “guru” itu MENJUAL produknya ke orang lain.

> Perhatikan apa yang mereka LAKUKAN,
> bukan cuma apa yang mereka KATAKAN.

Itu dua hal yang sangat beda.

Kalau kamu udah paham caranya, pakai strategi yang sama untuk hasilkan uang online sendiri.
Nggak usah langsung besar — cukup penghasilan rutin yang bisa kamu ulang.

Lalu, tulis metode kamu sendiri… dan jual.

Sekian Cara Memulai Network Marketing Tanpa Harus Patah Semangat, Semoga Bermanfaat. Baca Juga Teknik Branding Sederhana untuk Para Pengusaha

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *