Cara Mudah Mengahadapi Cemas Dan Serangan Panik
Cara Mudah Mengahadapi Cemas Dan Serangan Panik – Kecemasan (anxiety) adalah gangguan mental di mana seseorang merasa takut terhadap banyak hal, dan selalu berpikir semua hal akan berakhir buruk
Daftar isi
- 1 Jenis-Jenis Gangguan Kecemasan
- 1.1 1. Gangguan Kecemasan Umum (GAD – Generalized Anxiety Disorder)
- 1.2 2. Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder)
- 1.3 3. Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD – Obsessive Compulsive Disorder)
- 1.4 Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD)
- 1.5 Gangguan Panik dan Serangan Panik
- 1.6 Gejala Serangan Panik
- 1.7 Dampak Serangan Panik
- 1.8 Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
- 1.9 Phobia
- 1.10 Pengobatan Alternatif
- 1.11 Cara Membuat Pengobatanmu Lebih Efektif
- 1.12 Serangan Panik yang Tidak Diobati
- 1.13 Cara Mencegah Serangan Panik
- 1.14 Cara Memberikan Dukungan
Apa Itu Kecemasan?
Jantung kamu berdetak kencang dan kamu merasa pusing. Rasanya seperti kamu harus segera duduk supaya nggak jatuh. Kamu susah bernapas. Tangan dan kaki kamu terasa kesemutan atau mati rasa.
Dada kamu terasa sesak dan seperti tertekan. Kamu mungkin berpikir kamu sedang kena serangan jantung. Kamu merasa ada yang sangat salah dengan tubuh kamu, padahal sebenarnya kamu tidak dalam bahaya.
Kecemasan (anxiety) adalah gangguan mental di mana seseorang merasa takut terhadap banyak hal, dan selalu berpikir semua hal akan berakhir buruk. Rasa takut ini sangat kuat sampai-sampai mereka merasa seperti sedang diikuti atau diincar seseorang.
Kalau kamu punya gangguan yang berkaitan dengan kecemasan, pikiran kamu akan terus dipenuhi ketakutan tanpa alasan yang jelas. Kamu akan merasa tidak ada jalan keluar dari ketakutan itu, dan kamu tidak tahu harus bagaimana.
Kamu merasa seperti lumpuh, nggak bisa ngapa-ngapain. Seolah-olah kamu dibekukan oleh rasa takut. Gangguan ini bisa muncul kapan saja, tanpa peringatan.
Gangguan kecemasan bukan cuma satu jenis aja. Ada beberapa gangguan yang masuk dalam kelompok ini, misalnya serangan panik, gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan gangguan lain yang masih berhubungan.
Banyak orang di luar sana yang mengalami serangan cemas. Kalau kamu nggak mengalaminya sendiri, mungkin kamu kenal seseorang yang mengalaminya. Kalau itu kamu, kamu perlu tahu cara menolong diri sendiri. Kalau itu orang lain, kamu juga perlu tahu gimana cara membantu mereka. Kamu harus bersikap pengertian dan bantu mereka cari pengobatan dan dukungan yang mereka butuhkan buat melawan kondisi ini.
Penyebab Kecemasan
Nggak ada satu penyebab pasti dari gangguan ini dan gangguan-gangguan lain yang berhubungan. Kadang kita pikir ada pemicu tertentu. Bisa jadi ada, tapi kadang juga muncul begitu saja. Semua tergantung bagaimana seseorang melihat atau merasakannya.
Orang yang pernah mengalami serangan cemas mungkin bisa kambuh saat kembali ke tempat atau situasi yang sama seperti saat serangan pertama terjadi. Mereka teringat kejadian sebelumnya dan tanpa sadar jadi cemas lagi. Rasanya seperti lingkaran setan ketakutan yang terus berulang. Lalu mereka malah jadi tambah takut kalau serangan itu akan datang lagi.
Percaya atau nggak, semua ini berasal dari pikiran. Kalau kamu terus menerus takut atau khawatir bakal kena serangan cemas, maka kemungkinan besar itu akan terjadi. Masalahnya, orang yang mengalami gangguan ini biasanya kesal kalau dikasih tahu bahwa semua ini “cuma di pikiran”. Mereka merasa orang lain menganggap sepele dan berpikir mereka bisa sembuh hanya dengan “berpikir positif”.
Padahal, perasaan cemas memang berasal dari otak. Berdasarkan penelitian, ada setidaknya dua bagian di otak yang bertanggung jawab memicu rasa takut dan cemas. Otak kamu memicu sistem pertahanan, lalu tubuh kamu bereaksi.
Namun, memang ada juga hal-hal yang bisa memicu serangan cemas. Sekarang ini, banyak orang hidup dalam tekanan. Bisa karena masalah di tempat kerja, utang menumpuk, masalah keluarga, atau kejadian lain yang bikin stres.
Beberapa obat atau zat juga bisa memicu serangan cemas, entah dari efek samping atau dari gejala putus zat. Misalnya alkohol, kafein, obat flu, dekongestan, nikotin, pil diet, dan berbagai macam obat lain.
Pola makan yang buruk juga bisa jadi pemicu kecemasan. Selain itu, ada juga situasi tertentu yang bikin kamu gugup, seperti saat harus ujian atau berbicara di depan banyak orang. Kalau kamu belum siap, kamu bisa merasa sangat cemas atau gelisah.

Siapa Saja yang Bisa Mengalami Kecemasan?
Nggak ada kelompok tertentu di dunia ini yang jadi sasaran pasti gangguan kecemasan atau serangan panik. Jadi, siapa saja bisa mengalami ini? Jawabannya: siapa saja. Bisa saja itu anggota keluarga kamu, teman, rekan kerja, atau orang yang kamu kenal.
Sering kali, orang yang kamu kenal—dan kamu nggak akan nyangka sama sekali—ternyata juga mengalaminya.
Sayangnya, banyak orang menyembunyikan serangan ini. Mereka malu dan memilih untuk diam saja. Ini salah satu hal yang sering “disapu ke bawah karpet” karena dianggap memalukan. Jarang banget dibicarakan secara terbuka. Kadang orang baru ngaku setelah ketahuan dan nggak bisa lagi pura-pura.
Percaya atau nggak, bahkan politisi dan selebritas Hollywood pun ada yang mengalami serangan cemas. Tapi mereka membayar orang-orang seperti humas untuk jaga citra supaya publik nggak tahu.
Mereka nggak mau terlihat lemah karena harus menjaga penampilan dan reputasi. Padahal, kalau mereka berani terbuka, mungkin aja ada orang lain yang bisa terbantu.
Buat orang-orang yang mengalami ini, serangan cemas bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari. Kalau serangannya terlalu sering, bisa jadi itu tanda adanya masalah kejiwaan yang lebih serius. Apalagi kalau serangannya intens dan berlangsung lama—itu sudah di luar batas normal.
Waktu serangan cemas terjadi, otak akan mengirim sinyal ke bagian tubuh lain. Jantung dan paru-paru bekerja lebih keras. Otak juga mengeluarkan banyak adrenalin.
Jenis-Jenis Gangguan Kecemasan
1. Gangguan Kecemasan Umum (GAD – Generalized Anxiety Disorder)
Orang dengan GAD biasanya gampang khawatir dan selalu tegang, padahal nggak ada alasan jelas. Mereka selalu mikir yang terburuk, terlalu cemas soal kerjaan, kesehatan keluarga, atau uang. Bahkan dalam situasi biasa sehari-hari, mereka tetap merasa cemas.
Kalau kondisi ini terus terjadi selama minimal enam bulan, biasanya sudah masuk kategori GAD. Mereka merasa nggak bisa berhenti khawatir, walaupun kenyataannya nggak separah yang dipikirkan.
Mereka juga sulit santai, gampang kaget kalau ada suara atau orang muncul tiba-tiba, dan susah fokus. Sering juga susah tidur atau bangun pagi sendiri. Gejala lain yang sering muncul:
- Cepat capek
- Otot pegal-pegal
- Mudah marah
- Mual
- Keringat dingin
- Pusing
- Susah napas
- Sering bolak-balik ke kamar mandi
- Tangan gemetaran
- Muka atau tubuh terasa panas (hot flashes)
Kalau tingkat kecemasannya ringan, mereka tetap bisa kerja dan bersosialisasi. Tapi kalau sudah parah, hal-hal sederhana pun jadi susah dilakukan.
Di AS, sekitar 7 juta orang dewasa mengalami GAD. Perempuan dua kali lebih banyak dibanding laki-laki. GAD bisa muncul sejak kecil dan puncaknya bisa terjadi saat dewasa. Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik juga berpengaruh.
Biasanya GAD juga datang bersamaan dengan gangguan lain, seperti penyalahgunaan zat atau depresi. Tapi kalau ditangani dengan benar, orang yang mengalaminya bisa lepas dari rasa khawatir yang berlebihan.
2. Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder)
Gangguan ini juga dikenal sebagai fobia sosial. Biasanya muncul saat seseorang terlalu sadar diri dan merasa cemas banget dalam situasi sosial. Mereka takut dinilai atau diperhatikan orang lain.
Mereka akan berusaha banget buat menghindari hal-hal yang bisa bikin malu. Bahkan sebelum masuk ke situasi sosial tertentu, mereka udah takut duluan dan kepikiran terus. Sampai-sampai bisa kehilangan fokus.
Ini bisa terjadi di mana saja—di sekolah, tempat kerja, atau di rumah. Akibatnya, mereka susah menjalin hubungan dengan orang lain.
Orang dengan gangguan ini tahu bahwa ketakutan mereka nggak masuk akal, tapi tetap susah buat ngilangin perasaan itu. Bahkan setelah situasi selesai, mereka masih mikirin “tadi orang-orang mikir apa ya tentang aku?”
Misalnya, lagi makan bareng orang lain, mereka bisa merasa sangat cemas. Bisa sampai keringat dingin, muka memerah, gemetar, dan susah ngobrol. Mereka selalu merasa diperhatikan.
Di Amerika, lebih dari 15 juta orang dewasa mengalami fobia sosial. Biasanya mulai muncul sejak kecil dan bisa berlanjut sampai remaja atau dewasa.
Penelitian juga menunjukkan ada faktor genetik. Fobia sosial ini sering datang bersamaan dengan depresi atau gangguan kecemasan lainnya. Orang yang mengalaminya sebaiknya jangan coba-coba mengobati sendiri, karena bisa memperburuk keadaan. Lebih baik ditangani oleh profesional.
3. Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD – Obsessive Compulsive Disorder)
Orang yang punya OCD sering kali punya pikiran yang mengganggu dan bikin mereka cemas. Untuk meredakan kecemasan itu, mereka melakukan tindakan berulang (ritual). Tapi lama-kelamaan, ritual itu justru jadi menguasai hidup mereka.
Contohnya, ada orang yang sangat terobsesi sama kebersihan. Saking takutnya sama kuman atau kotoran, mereka bisa cuci tangan terus menerus. Kalau ke kamar mandi, mereka akan buka pintu pakai tisu supaya nggak langsung sentuh gagang pintu.
Kalau mereka merasa penampilan kurang oke, mereka bisa berkaca berkali-kali sampai merasa cukup rapi. Semua ini dilakukan supaya kecemasan mereka berkurang—meskipun cuma sementara.
Orang dengan OCD juga sering merasa harus mengecek sesuatu berulang kali, seperti kompor atau pintu rumah. Kadang mereka punya pikiran aneh, seperti kekerasan atau hal-hal ekstrem. Ada juga yang suka menimbun barang-barang yang sebenarnya nggak perlu.
Mereka sadar kok kalau perilaku itu aneh, tapi tetap aja merasa harus melakukannya. Mereka seperti terjebak.
Di AS, lebih dari 2 juta orang dewasa mengalami OCD. Biasanya OCD muncul bersamaan dengan kecemasan, depresi, atau gangguan makan. Laki-laki dan perempuan punya kemungkinan yang hampir sama. Bisa muncul sejak kecil, remaja, atau dewasa.
Gejala OCD bisa muncul dan hilang sewaktu-waktu. Kalau udah parah, bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Mereka yang punya OCD sebaiknya nggak mengandalkan alkohol atau obat penenang tanpa resep—itu justru bisa memperburuk keadaan.
Untungnya, ada pengobatan dan terapi yang bisa membantu. Terapi ini bisa bikin orang lebih kebal terhadap hal-hal yang biasanya bikin cemas.
Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD)
Gangguan Stres Pasca Trauma atau PTSD terjadi ketika seseorang mengalami sesuatu yang menyakitkan atau mengancam keselamatannya secara fisik. Bisa jadi dia sendiri yang terluka, atau orang terdekatnya yang mengalami hal itu.
PTSD biasanya dikenal karena dialami oleh para veteran perang. Tapi, hal-hal lain juga bisa menyebabkan PTSD, seperti pemerkosaan, penculikan, kekerasan, kecelakaan mobil, kecelakaan pesawat, atau bencana alam seperti badai dan banjir.
Orang yang mengalami PTSD biasanya gampang kaget. Mereka juga jadi terasa jauh dari orang-orang yang dulu dekat dengan mereka. Mereka jadi kurang tertarik dengan hal-hal yang dulu mereka suka. Mereka jadi kurang kasih sayang, lebih mudah marah, dan jadi lebih gampang tersinggung.
Mereka cenderung menghindari hal-hal yang mengingatkan mereka pada kejadian traumatis itu, daripada menghadapi dan menyelesaikannya. Kalau kejadian itu sengaja dilakukan orang lain ke mereka, PTSD bisa sangat mempengaruhi mereka.
Mereka sering mengalami mimpi buruk dan ingatan tentang kejadian itu sering tiba-tiba muncul kembali, lengkap dengan suara, perasaan, dan gambaran saat kejadian. Misalnya, suara pintu yang dibanting bisa bikin mereka merasa seperti sedang terperangkap dan akan diserang lagi.
Serangan itu bisa berupa kekerasan fisik atau kata-kata kasar. Banyak orang nggak sadar kalau kekerasan verbal itu sama bahayanya, bahkan bisa lebih buruk dari kekerasan fisik.
Ingat, nggak semua orang yang mengalami trauma langsung kena PTSD. Ada yang bisa mengatasi dan melanjutkan hidupnya. Tapi ada juga yang butuh terapi dan obat-obatan supaya bisa pulih.
PTSD biasanya mulai muncul beberapa bulan setelah kejadian traumatis itu. Bisa berlangsung beberapa bulan atau bertahun-tahun. Supaya dikatakan resmi sebagai PTSD, gejalanya harus berlangsung minimal sebulan. Ada juga yang mengalami PTSD dalam jangka waktu yang sangat lama atau kronis.
Di Amerika sendiri, lebih dari tujuh juta orang dewasa mengalami PTSD. Bisa mulai sejak masa kecil dan berlanjut sampai dewasa. Wanita lebih banyak yang mengalaminya dibanding pria. PTSD juga sering muncul bersamaan dengan penyalahgunaan obat, depresi, atau gangguan kecemasan lainnya.
Gangguan Panik dan Serangan Panik
Gangguan panik itu dianggap sebagai penyakit. Gejalanya bisa tiba-tiba merasa sangat takut, pusing, sakit di dada, atau merasa sesak. Serangan panik termasuk bagian dari gangguan panik dan biasanya punya gejala yang sama, plus beberapa tambahan lainnya. Saat seseorang mengalami serangan panik, pikirannya bisa jadi nggak realistis atau mereka takut kehilangan kendali atas situasi.
Orang dengan gangguan panik juga bisa mengalami depresi atau kecanduan obat-obatan. Kalau punya kondisi itu juga, biasanya nggak bisa diobati bersamaan. Kadang mereka merasa sedih, nggak mau makan, susah tidur atau cuma tidur sebentar. Energi mereka rendah dan susah fokus.
Serangan Panik
Serangan panik adalah ketika seseorang tiba-tiba merasa takut atau cemas yang sangat kuat. Biasanya nggak ada bahaya nyata dan nggak ada yang benar-benar salah. Serangan ini bisa datang tiba-tiba, berlangsung beberapa menit, lalu hilang. Tapi ada juga yang berlangsung lebih lama atau bisa datang bertubi-tubi.
Ada tiga jenis serangan panik:
Spontan – serangan ini datang tanpa peringatan. Nggak ada yang memicu sama sekali. Bahkan saat tidur, bisa juga kena serangan panik.
Terikat situasi – serangan ini muncul karena ada situasi tertentu yang pernah atau akan dialami orang tersebut. Contohnya, suara ledakan mobil bisa bikin mereka ingat waktu di militer dan bertempur dengan amunisi.
Predisposisi situasi – serangan ini muncul tapi dengan reaksi yang tertunda. Kadang datang langsung, kadang terlambat, atau bahkan nggak terjadi sama sekali.
Gejala Serangan Panik
Serangan panik biasanya punya minimal empat dari gejala berikut:
- Merasa sesak atau tersedak
- Pusing atau kepala ringan
- Gemetar
- Menggigil
- Sesak napas
- Detak jantung cepat
- Nyeri dada
- Mati rasa
- Merinding
- Merasa seperti gila
- Mual
- Berkeringat
- Merasa terlepas dari kenyataan
Kalau gejalanya kurang dari empat, tetap bisa disebut serangan panik tapi dengan gejala terbatas. Serangan panik bisa datang kapan saja, bahkan saat tidur. Jutaan orang dewasa di Amerika mengalami ini.
Wanita lebih sering mengalami serangan panik, dua kali lebih banyak dibanding pria. Biasanya mulai muncul saat remaja akhir atau dewasa muda.
Dampak Serangan Panik
Beberapa orang sering mengalami serangan panik sampai mereka merasa hampir nggak berdaya. Ada tempat-tempat yang mereka hindari karena takut memicu serangan lagi.
Mereka mungkin jadi nggak bisa ikut aktivitas biasa seperti belanja atau jalan-jalan. Biasanya mereka cuma di rumah dan nggak mau keluar sendirian, kecuali ada yang nemenin.
Kondisi ini disebut agorafobia, yaitu takut dengan tempat terbuka atau takut keluar rumah sendirian. Kalau dibantu sejak awal, pengobatan bertahap bisa berhasil.
Gangguan ini sangat bisa diobati, baik dengan obat maupun terapi. Obat dan terapi membantu mengubah cara pikir agar bisa hilangkan rasa takut dan cemas.
Kalau kamu sering mengalami serangan panik, mungkin kamu punya gangguan panik. Gangguan ini jadi serius kalau serangannya terjadi terus-menerus. Hidup kamu dan orang lain bisa dalam bahaya kalau nggak ditangani dengan baik.
Mencari Bantuan
Kalau kamu merasa mengalami gejala gangguan kecemasan, serangan panik, atau kondisi terkait, sebaiknya segera konsultasi ke dokter. Dokter bisa membantu memastikan apakah gejala kamu sesuai dengan diagnosis medis gangguan kesehatan mental tersebut.
Kalau memang iya, kamu akan disarankan bertemu dengan profesional yang ahli di bidang kesehatan mental. Mereka ini biasanya terlatih untuk memberikan terapi dan akan menyarankan obat kalau memang perlu.
Pilihlah profesional yang kamu merasa nyaman untuk ngobrol soal kondisi kamu. Jangan sampai kamu merasa takut atau terintimidasi sama mereka. Kamu harus bisa santai dan terbuka cerita apa yang sedang kamu alami. Profesional kesehatan mental ini nantinya akan bantu buat rencana supaya kamu bisa melewati masalah gangguan dan serangan ini.
Kalau kamu diberi obat, wajib diikuti aturan pakainya dan jangan berhenti kecuali disarankan oleh dokter. Kamu dan dokter harus berdiskusi soal bagaimana obat bekerja. Kalau kamu merasakan efek samping, segera beri tahu dokter supaya dosisnya bisa diatur ulang.
Soal biaya obat dan pengobatan, biasanya asuransi kesehatan yang kamu punya sudah menanggung. Tapi jangan langsung anggap begitu, coba cek dulu ke perusahaan asuransi kamu. Kalau kamu nggak punya asuransi, coba cari tahu dari instansi pemerintah di daerahmu yang menyediakan layanan kesehatan mental.
Biasanya instansi pemerintah punya sistem pembayaran berdasarkan kemampuan kamu. Kalau kamu dapat bantuan sosial, misalnya Medicaid, mereka juga bisa membantu bayar biaya pengobatan.
Obat dan Pengobatan
Biasanya obat diberikan untuk serangan panik, gangguan kecemasan, dan kondisi terkait. Jenis obat tergantung kondisi yang dialami dan keinginan pasien. Dokter harus memeriksa secara menyeluruh untuk memastikan kamu benar-benar mengalami gangguan mental tersebut.
Selain itu, dokter juga harus tahu jenis gangguan yang kamu alami. Kalau ada kombinasi beberapa masalah, semuanya harus diketahui supaya penanganannya tepat.
Kalau kamu pernah mendapat pengobatan sebelumnya, beritahu dokter soal itu. Misalnya obat yang pernah dikasih dan dosisnya. Juga kalau ada terapi yang pernah dijalani, apakah bermanfaat atau tidak. Jangan lupa juga laporkan kalau ada efek samping.
Beberapa orang merasa pengobatan sebelumnya nggak berhasil. Kadang karena belum cukup waktu atau pengobatannya kurang tepat. Bisa jadi harus coba obat atau terapi yang berbeda sampai nemu yang cocok.
Obat bukan obat mujarab untuk semua gangguan kecemasan, tapi bisa bantu mengendalikan gejala saat terapi berlangsung. Obat hanya boleh dipakai kalau dokter yang meresepkan.
Biasanya obat diberikan oleh psikiater yang juga menawarkan terapi, atau kerjasama dengan kolega yang memberikan layanan serupa.
Jenis Obat yang Digunakan untuk Gangguan Kecemasan:
- Antidepresan
- Obat Anti-kecemasan
- Beta-blockers
Antidepresan
Awalnya antidepresan dibuat untuk mengatasi depresi, tapi ternyata juga efektif untuk gangguan kecemasan karena bekerja mengubah kimia otak. Setelah mulai minum, butuh waktu sekitar 4 sampai 6 minggu supaya gejala mulai hilang. Obat ini harus diminum sesuai anjuran.
SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) – Obat ini mengubah cara sel otak berkomunikasi. Contoh yang populer adalah Prozac, Zoloft, dan Lexapro. Obat ini biasanya dipakai untuk gangguan panik yang disertai fobia sosial, depresi, atau OCD. Karena ini jenis baru, efek sampingnya lebih sedikit. Tapi awalnya mungkin kamu merasa gelisah atau mual, itu normal dan cuma sementara.
Trisiklik – Ini antidepresan yang lebih lama dari SSRI, untuk gangguan kecemasan selain OCD. Dosisnya kecil dulu lalu ditingkatkan perlahan. Efek samping bisa pusing, mulut kering, ngantuk, dan berat badan naik. Kalau muncul efek itu, dosis bisa diubah atau diganti obat yang sejenis. Contohnya Tofranil untuk GAD dan panik, Anafranil untuk OCD.
MAOI (Monoamine Oxidase Inhibitors) – Antidepresan tertua yang dipakai untuk gangguan kecemasan dan serangan panik. Contohnya Nardil, Marplan, Parnate. Saat minum obat ini, harus menghindari makanan dan minuman tertentu, seperti keju dan anggur merah. Juga nggak boleh minum obat pereda nyeri seperti Advil, Motrin, Tylenol, atau obat alergi. Wanita juga nggak boleh pakai pil KB tertentu. Suplemen herbal juga dilarang. Kalau dicampur bisa bahaya.
Obat Anti-kecemasan
Obat seperti benzodiazepine sangat kuat untuk melawan kecemasan dan biasanya efek sampingnya sedikit, hanya mengantuk. Obat ini hanya untuk pemakaian jangka pendek. Dokter biasanya berhati-hati memberikan obat ini pada mantan pengguna narkoba karena obat ini bisa bikin kecanduan.
Karena mudah kecanduan, orang bisa minta dosis lebih supaya bisa terus pakai. Tapi untuk gangguan panik, obat ini bisa dipakai sampai setahun.
Untuk fobia sosial dipakai Klonopin, untuk panik dipakai Ativan. Salah satu antidepresan yang populer adalah Xanax, untuk GAD dan panik.
Kalau tiba-tiba berhenti minum benzodiazepine, bisa mengalami gejala putus obat dan serangan panik bisa muncul lagi. Makanya dokter biasanya hati-hati pakai obat ini dan cuma sesekali.
Ada juga obat Buspirone untuk GAD, dengan efek samping seperti mual, sakit kepala, pusing. Obat ini beda cara pakainya, harus diminum setiap hari selama minimal dua minggu supaya terasa efeknya.
Beta-blockers
Beta-blockers biasanya untuk penyakit jantung, tapi juga dipakai untuk menghilangkan gejala fisik kecemasan. Misalnya kalau mau bicara di depan umum, obat ini bisa membantu supaya gejala kecemasan nggak muncul.
Kalau Kamu Minum Obat untuk Gangguan Kecemasan, Lakukan Ini:
Minta dokter jelaskan obat apa yang paling cocok untuk kondisi kamu.
Minta dokter jelaskan cara kerja obat dan efek sampingnya.
Beri tahu dokter obat lain yang kamu minum, karena bisa berinteraksi dengan obat kecemasan.
Dokter harus jelaskan dosis dan cara minumnya. Juga harus jelaskan kapan dan bagaimana cara berhenti minum obat.
Beberapa obat bisa memicu gejala panik, jadi dokter biasanya mulai dengan dosis rendah dan naikkan perlahan.
Psikoterapi
Psikoterapi itu ngobrol dan berinteraksi sama ahli kesehatan mental, misalnya psikolog, psikiater, atau orang yang sudah terlatih buat konseling masalah kesehatan mental. Mereka bisa bantu cari tahu apa yang bikin kamu mengalami gangguan kecemasan atau serangan panik. Mereka juga akan bantu cari cara terbaik buat ngatasi gejalanya.
Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
Terapi Perilaku Kognitif, atau CBT, sangat efektif buat mengatasi gangguan kecemasan. Bagian kognitif berarti mengubah pola pikir, sedangkan bagian perilaku berarti mengubah cara orang merespons masalah kecemasan.
Orang yang punya gangguan panik bisa pakai CBT supaya bisa membedakan antara serangan jantung dan serangan panik. CBT juga bisa bantu mengatasi fobia sosial. Dengan terapi ini, kamu bisa sadar kalau nggak semua orang sedang ngawasin setiap gerakan kamu, dan nggak semua orang sedang menghakimi kamu.
Ada teknik yang bisa dipelajari supaya kamu lebih berani menghadapi situasi yang bikin cemas. Teknik ini juga membantu supaya kamu nggak terlalu sensitif terhadap pemicu dan gejala kecemasan.
Contohnya, untuk orang yang punya OCD (gangguan obsesif kompulsif), terapis akan menyuruh mereka menyentuh kotoran atau kuman di tangan, lalu menunggu beberapa waktu sebelum cuci tangan. Terapis akan bantu mereka hadapi rasa cemas yang muncul sebelum mereka cuci tangan. Semakin sering dilakukan, rasa cemas itu lama-lama akan berkurang.
Kalau seseorang punya fobia sosial, terapis akan menyuruh mereka sering-sering berinteraksi dengan orang lain di situasi sosial. Mereka harus berusaha untuk nggak kabur atau pergi saat mulai merasa nggak nyaman. Lama-lama mereka nggak akan merasa malu atau takut dihakimi orang.
Kalau seseorang punya PTSD, terapi bisa melibatkan mengingat kembali kejadian yang bikin trauma dan sakit hati. Ini membantu mengurangi rasa takut yang mereka rasakan di dalam.
Dalam CBT, terapis juga akan ngajarin cara latihan pernapasan dalam dan latihan lain supaya bisa menghilangkan kecemasan. Latihan-latihan ini membantu kamu rileks saat berada di situasi yang tegang dan bikin stres.
Phobia
Phobia biasanya diatasi dengan terapi perilaku yang memaksa orang menghadapi ketakutan mereka secara langsung. Jadi mereka harus menghadapi hal yang mereka takutkan.
Misalnya, melihat foto, dengar suara rekaman, atau bahkan bertemu langsung sama orang yang mereka takutkan. Terapis akan menemani mereka supaya bisa dapat dukungan saat menghadapi ketakutan tersebut.
Dengan CBT, terapi harus benar-benar disesuaikan sama jenis kecemasan yang dialami seseorang dan fokus pada apa yang mereka butuhkan. Efek sampingnya cuma rasa nggak nyaman karena kecemasan yang meningkat, tapi itu cuma sementara.
Terapi ini biasanya berlangsung sekitar tiga bulan atau 12 minggu. Bisa dilakukan secara pribadi (satu lawan satu), atau dalam kelompok dengan orang-orang yang punya kondisi serupa.
Untuk fobia sosial, terapi kelompok biasanya lebih bagus karena kamu harus berinteraksi langsung dengan orang lain.
Untuk beberapa gangguan kecemasan, kadang obat juga diperlukan supaya pengobatan bisa berjalan efektif.
Pengobatan Alternatif
Selain minum obat dan terapi, ada juga pengobatan alternatif yang bisa dipakai untuk mengatasi gangguan kecemasan dan serangan panik.
Salah satu kunci utama supaya bisa mengatasi kecemasan dan serangan panik adalah dengan rileks. Tapi itu nggak gampang seperti yang banyak orang kira. Mulailah dengan fokus dan pastikan kamu bernapas pelan dan teratur.
Saat seseorang kena serangan panik, salah satu hal pertama yang terjadi adalah mereka susah bernapas. Kadang mereka sampai harus terengah-engah supaya bisa dapat napas. Tujuannya adalah supaya napas kamu jadi rata dan pelan supaya detak jantungmu juga melambat.
Ini akan bantu supaya serangan panik itu lama-lama hilang. Kamu bisa menenangkan diri dengan bernapas pelan-pelan. Terus keluarkan napas dari paru-paru kamu. Ini membantu supaya napas kamu dalam dan kamu merasa lebih tenang.
Coba berbaring dengan pantat menempel di dinding, tekuk lutut dengan kaki menempel di dinding. Gunakan satu kaki dulu dan tekan ke dinding. Saat kamu tekan, tarik napas. Saat kamu lepas dari dinding, hembuskan napas. Ganti kaki saat melakukan ini. Lakukan sekitar 15 menit sampai rasa panik hilang.
Usahakan jangan memikirkan masa lalu. Banyak serangan panik yang muncul karena sesuatu dari masa lalu yang bikin kamu sedih atau kesal. Lihatlah bentuk dan warna yang berbeda-beda. Kalau kamu suka binatang peliharaan, coba pelihara anjing kecil atau kucing dan peluk dia.
Kalau kamu suka wewangian, kamu bisa pakai aromaterapi untuk mengurangi kecemasan dan serangan panik. Salah satu aroma yang bikin rileks itu lavender. Banyak tempat yang jual minyak esensial ini.
Kalau kamu mulai merasa akan kena serangan panik atau kecemasan, cium minyaknya, nanti bisa bantu kamu tenang. Kamu juga bisa pakai minyak ini untuk pijat, dicampur dengan minyak zaitun atau minyak biji anggur. Ada banyak jenis minyak aromaterapi lainnya juga, kamu tinggal coba-coba mana yang kamu suka baunya.
Cara Membuat Pengobatanmu Lebih Efektif
Ada kelompok dukungan mandiri yang bisa kamu ikuti. Di sana kamu bisa berbagi pengalaman dan ilmu dengan orang-orang yang punya masalah yang sama. Sekarang juga ada ruang obrolan online.
Tapi, kamu harus hati-hati. Tidak semua yang orang bilang soal kecemasan dan serangan panik itu benar 100%. Kamu juga bisa minta nasihat ke pendeta atau pembimbing rohani kamu. Tapi pastikan kamu tetap dapat konseling dari profesional kesehatan mental yang sudah terlatih.
Ada juga meditasi dan teknik-teknik untuk mengelola stres. Ini bisa bantu kamu yang punya gangguan ini supaya tetap tenang dan fokus. Ini juga bisa mendukung terapi kamu. Sambil mencari ketenangan dalam diri, ada beberapa hal yang sebaiknya kamu hindari konsumsi.
Contohnya minuman yang mengandung kafein, obat-obatan terlarang, dan beberapa obat flu atau sinus yang dijual bebas. Itu bisa memicu gejala kecemasan dan serangan panik.
Keluarga kamu penting banget buat proses pemulihanmu. Mereka harus mendukung dan bantu sebisa mereka. Tapi kadang ada anggota keluarga yang malah meremehkan atau mengejek kamu.
Mereka mungkin mikir ini cuma hal sepele dan nggak serius. Kamu bisa coba bicara dan buat mereka ngerti kalau ini kondisi serius. Kalau mereka tetap nggak mau ngerti, ya udah, cari teman yang bisa dukung dan ada buat kamu.
Serangan Panik yang Tidak Diobati
Serangan panik bisa terus terjadi dalam waktu lama, bahkan bertahun-tahun. Kalau terus-terusan, bisa bikin kondisi makin parah. Gejalanya bisa termasuk takut pada hal tertentu (fobia), nggak mau keluar rumah, nggak mau ketemu orang lain, merasa pengen bunuh diri, masalah keuangan, dan penyalahgunaan obat atau alkohol. Akibatnya, orang bisa kena penyakit jantung.
Kalau serangan panik nggak diobati, kecemasan bisa makin parah. Rutinitas harian bisa terganggu karena serangan yang terus muncul. Ini harus diatasi dengan serius, kalau nggak, orang tersebut nggak bisa berfungsi normal dalam masyarakat.
Cara Mencegah Serangan Panik
Ada cara supaya kamu bisa kurangi kemungkinan serangan panik datang. Kamu bisa belajar cara menghadapinya dengan lebih baik. Kamu harus kenali gejalanya. Kalau gejala awal muncul, bisa jadi bakal ada gejala lain ikut muncul. Ingat selalu untuk bernapas pelan dan dalam.
Terus kurangi tingkat kecemasan dengan olahraga dan meditasi. Jangan buru-buru, lakukan perlahan-lahan. Kalau dipaksain cepat, malah nggak efektif. Terapi memang butuh waktu dan kemajuan itu bertahap.
Jangan terlalu keras sama diri sendiri. Santai aja. Jangan nyalahin diri sendiri gara-gara kondisi kamu. Hindari rokok, teh yang ada kafeinnya, dan minuman bersoda. Memang susah, tapi mulai aja pelan-pelan menguranginya.
Usahakan juga jangan terlalu mikirin hal-hal traumatis dari masa lalu. Hal-hal itu bisa memengaruhi cara kamu bereaksi ke sesuatu di masa depan. Kamu nggak boleh biarin masa lalu ngahalangi kamu buat maju.
Jaga lingkungan yang penuh kasih sayang dan pengertian supaya kamu bisa terus maju setiap hari. Entah itu keluarga atau teman, mereka harus benar-benar peduli dan mau bantu kamu sembuh dan hilangkan rasa takut yang selama ini kamu pendam.
Cara Memberikan Dukungan
Kalau kamu membantu seseorang yang punya kondisi seperti ini, penting banget buat kamu siap nemenin mereka dalam jangka panjang. Mungkin butuh waktu lebih dari beberapa minggu atau bulan supaya mereka bisa benar-benar sembuh.
Jangan pernah menghakimi atau merendahkan orang yang sedang berjuang itu. Ini masalah serius dan kamu harus memperlakukan dengan serius juga. Hal terburuk yang bisa kamu lakukan soal kecemasan dan serangan panik adalah menganggap enteng, mikir mereka bisa cepat sembuh begitu saja. Kamu bukan penyelamat yang bisa langsung selesaikan masalah mereka.
Orang yang kena serangan panik itu gak mikirin apa-apa selain rasa takut kalau sesuatu yang buruk bakal terjadi. Masalah ini gak bisa diatasi cuma dengan menggoyang mereka atau bilang “abracadabra” lalu semua hilang.
Jangan kira mereka cuma berpura-pura atau berpura-pura bertingkah. Ini serius dan tindakan mereka bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh. Hal terbaik yang bisa kamu lakukan adalah berusaha sebisa mungkin jadi sistem dukungan buat mereka.
Mereka bisa merasa kapan saja kalau mereka dalam bahaya besar. Mereka merasa gak bisa keluar dari masalah yang mereka rasakan. Ini saat detak jantung jadi cepat, napas jadi pendek, dan gejala lain muncul.
Kalau kamu cuekin, kamu malah bikin mereka semakin sakit, bukan bantu. Mereka bergantung sama dukungan kamu. Kalau kamu tiba-tiba ninggalin mereka waktu lagi lemah banget, mereka akan merasa gak berharga.
Ini bisa bikin mereka mulai merasa depresi dan gak mau ngapa-ngapain untuk bantu diri sendiri. Tapi kalau mereka tahu kamu ada buat nemenin dan bantu mereka bertahan, mereka akan merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri.
Kamu harus biarkan mereka melewati serangan itu. Kalau kamu coba ikut campur terlalu banyak, malah bisa bikin keadaan tambah buruk. Biarkan aja sampai mereka bisa keluar dari situasi itu sendiri. Tapi kalau tiba-tiba serangan gak berhenti, segera panggil paramedis buat bantu.
Satu hal yang gak boleh kamu lakukan adalah kasih obat-obatan, apalagi kalau itu bukan resep dari dokter mereka. Itu malah bisa membahayakan mereka. Jadi pastikan kamu gak melakukan hal yang bisa membahayakan kesehatannya.
Ada harapan buat mereka yang sudah lama berjuang dengan gangguan kecemasan, serangan panik, dan masalah lainnya. Kamu harus siap buat mulai berubah dalam hidupmu. Ada banyak orang lain yang juga mengalami hal yang sama.
Tapi, kondisi kamu gak harus terus begini selamanya. Ada bantuan berupa obat dan terapi. Kamu cuma perlu mau menerima bantuan itu. Semakin cepat kamu cari pertolongan, semakin cepat kamu akan membaik. Setelah itu, kamu bisa berhenti membiarkan kondisi ini mengendalikan hidupmu.
Sekian Cara Mudah Mengahadapi Cemas Dan Serangan Panik, Semoga Bermanfaat. Baca Juga Pengenalan Tentang Kesehatan Kamu dan Orang Kamu Sayangi