Cara Mudah

Cara Mudah Temukan Orang yang Tepat Untuk Pasangan kamu

Sedang mencari pasangan hidup yang benar-benar cocok denganmu? Yuk, pelajari cara mudah temukan orang yang tepat untuk pasangan kamu lewat tips sederhana namun ampuh yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari mengenali diri sendiri hingga membangun koneksi yang sehat, temukan langkah-langkah yang bisa membantumu menjalin hubungan yang penuh makna dan langgeng. Cocok untuk kamu yang serius mencari cinta sejati!

Hubungan antarmanusia adalah sumber pembelajaran dan pertumbuhan yang luar biasa. Hadiah terbesar dalam hidup sering muncul dari situ, begitu juga dengan masalah yang paling rumit dan membingungkan. Kadang-kadang hubungan memang bisa terasa rumit dan bikin bingung, tapi seperti yang akan kamu pelajari, kenyataan, kasih sayang, dan kekuatan bisa membawa kesederhanaan yang indah ke dalamnya, membantu kita membangun hubungan yang sadar dan penuh cinta.

Kita punya banyak pilihan soal hubungan intim. Ada orang yang memilih untuk benar-benar monogami, hanya punya satu pasangan romantis seumur hidup, sampai maut memisahkan. Ada juga yang memilih monogami secara berurutan, alias ganti-ganti pasangan tapi tetap satu per satu.

Ada juga orang yang menjalani hubungan polyamori, artinya punya beberapa pasangan sekaligus dalam waktu yang sama. Dan ada juga yang memilih hidup selibat, alias tidak punya pasangan romantis dan menyalurkan energi cintanya ke hal lain.

Ada yang heteroseksual, ada yang homoseksual, dan ada juga yang biseksual. Nggak ada yang benar atau salah di sini. Kamu bebas menjalani hubungan seperti apa pun yang kamu mau, selama pasanganmu juga setuju dan menjalani hubungan itu dengan sadar dan sukarela.

Karena beberapa ide di buku ini mungkin berbeda dari norma sosial yang umum, kamu mungkin akan menemukan bagian-bagian yang nggak kamu setujui, dan itu nggak apa-apa. Tujuanku bukan untuk meyakinkan kamu agar mengubah nilai-nilai kamu supaya sesuai denganku. Tapi aku ingin menantang kamu untuk mempertanyakan pandangan kamu sendiri soal hubungan, dan membuat pilihan yang benar-benar sadar, walaupun nantinya pilihan kamu berbeda dengan punyaku.

Hidup kita penuh dengan berbagai macam bentuk hubungan: keluarga, kenalan, teman, rekan kerja, pasangan intim, bahkan musuh atau orang asing. Apa pun situasi kamu sekarang, kenyataan, kasih sayang, dan kekuatan bisa membantu kamu memperbaiki semua jenis hubungan ini.

Di buku ini, aku akan lebih fokus pada hubungan intim, tapi sebenarnya konsepnya bisa diterapkan ke semua jenis hubungan manusia.

Hubungan dan Kenyataan

Mari kita mulai dengan melihat kondisi kamu sekarang. Apa yang kamu rasakan? Apa yang sebenarnya terjadi? Gimana perasaan kamu soal hubungan-hubungan yang kamu jalani saat ini? Kamu merasa puas atau justru kecewa? Kamu merasa dekat dengan orang-orang di sekitarmu, atau malah merasa jauh dan kesepian?

Apakah hubungan kamu didasari oleh kenyataan, atau justru sudah tercampur dengan kebohongan? Apakah orang-orang di hidupmu benar-benar mengenal dirimu yang sebenarnya, atau kamu hanya menunjukkan sebagian kecil dari siapa kamu sebenarnya? Apakah hubunganmu memberi kekuatan atau justru bikin kamu lemah? Apakah kamu sudah punya apa yang kamu inginkan, atau masih ada yang kurang?

Lihatlah dengan Jujur

Coba nilai dengan jujur peran kamu sendiri dalam hubungan.

> Apa yang kamu berikan untuk orang-orang terdekatmu?
> Apa yang bisa kamu tawarkan ke pasangan?
> Apakah orang lain mendapatkan manfaat dari kehadiranmu di hidup mereka, atau kamu cuma “ambil untung” tanpa memberikan banyak balik?

Jangan cuma lihat permukaan hubunganmu, tapi coba cari tahu kebenarannya. Misalnya, sebuah pernikahan bisa saja cuma status hukum di atas kertas, atau bisa juga jadi hubungan yang benar-benar kuat dan dalam antara dua orang.

> Apa yang kamu lihat kalau kamu menyingkirkan label-label itu?
> Apa sih sebenarnya hubungan kamu itu?

Perhatikan juga seberapa luas dan dalam hubungan kamu sekarang:

> Apakah kamu terus bertemu orang-orang baru dalam hidupmu?
> Berapa banyak orang yang akan bilang bahwa mereka benar-benar mengenal kamu?
> Seberapa dalam ikatan kamu dengan mereka?
> Siapa saja yang menganggap kamu sebagai teman dekat atau pasangan intim?
> Apa kamu pengen punya lebih banyak hubungan?
> Apa kamu ingin memperdalam hubungan yang sudah ada?

Saat kamu menilai keadaan sekarang, ingat bahwa semua hubungan sebenarnya hidup di dalam pikiranmu. Persepsimu yang menentukan. Jadi, untuk bisa menilai dengan jujur, kamu harus melihat ke dalam diri sendiri. Terima semua pikiran dan perasaan yang muncul. Nggak masalah kalau perasaan kamu tentang hubungan tertentu campur aduk atau nggak jelas.

Sekarang coba pikirkan harapanmu sendiri. Kamu benar-benar melihat hubunganmu saat ini akan ke mana? Mana yang makin berkembang? Mana yang mulai menjauh? Ke arah mana kamu sedang berjalan? Situasi sekarang ini bisa jadi petunjuk tentang masa depanmu.

Memang sulit untuk memprediksi hubungan manusia, tapi yang perlu kamu lakukan sekarang cuma mencoba menebak dengan jujur. Walaupun tebakanmu mungkin salah, itu tetap penting karena mencerminkan perasaan kamu. Dan perasaan kamu akan memengaruhi tindakanmu, yang akhirnya mengubah arah hubunganmu ke depan.

Kenali Harapan dan Perasaanmu

Jadi penting banget untuk sadar dengan harapan-harapan kamu. Kesadaran itu bisa memberi kamu kekuatan untuk mengubah hal-hal yang nggak berjalan baik.

Perhatikan juga perasaan kamu, karena itu seringkali jadi semacam “radar” alami. Perasaan positif biasanya mencerminkan harapan yang positif juga. Sebaliknya, perasaan negatif sering menunjukkan ada yang nggak beres.

Kadang, kamu bisa merasa hubunganmu menurun walaupun di permukaan semuanya terlihat baik-baik saja. Tapi begitu kamu ngobrol dari hati ke hati sama pasanganmu, ternyata memang ada masalah penting yang belum dibahas dan perlu diselesaikan bareng-bareng.

Saat kita bisa mengangkat masalah itu ke permukaan — bahkan kalau belum langsung ada solusinya — biasanya rasa dekat itu akan kembali lagi. Aku sendiri belajar untuk percaya sama perasaanku dalam soal hubungan. Kalau aku merasa ada yang salah, hal terbaik yang bisa aku lakukan adalah ngomong langsung sama orang itu dan bilang, “Aku merasa ada yang nggak beres,” lalu cari jalan keluar bareng-bareng.

Membawa kenyataan ke dalam hubungan itu membangun kedekatan dan rasa saling percaya.

Realitas itu Aktivitas, Bukan Sekadar Tidak Bohong

Kebohongan jelas merusak, tapi kurang perhatian juga sama buruknya. Kalau kamu berhenti menghadirkan kenyataan secara sadar dalam hubungan, maka jarak akan terbentuk dengan sendirinya. Realitas bukan cuma soal “nggak bohong,” tapi juga harus aktif dibangun dalam hubungan.

Terimalah kenyataan tentang hubunganmu, bahkan kalau kamu merasa terjebak di situasi sekarang. Jangan pura-pura nggak tahu. Kalau kamu merasa sedih dan kesepian, akui perasaan itu. Kalau kamu merasa hubunganmu sudah di ambang perceraian, jujurlah dengan prediksi itu.

Kalau kamu merasa buntu dan nggak bisa mengubah keadaan, terima itu juga. Jangan pernah menutup mata terhadap kenyataan. Kalau kamu mau berkembang dan keluar dari batasan yang sekarang, kamu harus belajar untuk berhenti menolak posisi kamu saat ini.

Semua Hubungan Bersifat Sementara

Akhirnya, penting banget untuk menerima kenyataan bahwa semua hubungan manusia itu bersifat sementara. Nggak peduli sekuat apa ikatanmu, semuanya pada akhirnya akan berakhir — entah karena perpisahan atau kematian. Nggak ada hubungan yang bisa bertahan selamanya, setidaknya dalam bentuk fisik.

Kesadaran akan hal ini seharusnya bikin kamu lebih menghargai orang-orang di hidupmu. Saat kamu sadar bahwa hubungan itu sementara, kamu jadi lebih menghargai setiap momen, dan lebih kecil kemungkinan kamu mengambil orang lain sebagai sesuatu yang “biasa saja.”

Hubungan dan Kasih Sayang

Kamu membangun dan mengembangkan hubungan dengan memilih untuk terhubung dengan orang lain, dan membiarkan mereka terhubung denganmu. Cara paling umum hal ini terjadi adalah lewat komunikasi langsung. Semakin sering kamu berkomunikasi dengan orang lain, semakin dekat hubungan kalian. Dari komunikasi ini, kamu bisa merasakan sisi emosional dari kasih sayang—yaitu munculnya perasaan dekat dan saling peduli.

Kehangatan dalam Hubungan

Tapi komunikasi itu baru langkah awal. Hubungan manusia punya potensi untuk berkembang dari sekadar “terhubung” menjadi “menyatu”.

Meskipun kamu sering ngobrol, tetap ada risiko hubungan jadi monoton atau hambar. Kalau dalam komunikasi itu nggak ada kejujuran (realitas), kasih sayang (afeksi), atau dorongan (kekuatan), lama-lama hubungan bisa terasa dingin. Tapi kalau ketiga unsur itu ada, hubungan bisa jadi jauh lebih dalam dan bermakna.

Kalau kamu perhatikan gaya komunikasi kamu sehari-hari, mungkin kamu akan sadar bahwa kamu cenderung berat ke satu atau dua sisi saja. Misalnya, aku pribadi lebih sering mengandalkan realitas dan kekuatan. Aku suka menggali kebenaran, dan suka mendorong orang lain untuk bertindak dan berkembang. Tapi kelemahanku adalah kadang komunikasi aku kurang mengandung empati dan pengertian.

Coba pikirkan beberapa orang dalam hidup kamu, dan lihat apakah kamu bisa mengenali gaya komunikasi mereka:

> Siapa yang suka bicara soal fakta dan tukar informasi (realitas)?
> Siapa yang lebih suka ngobrol soal apa aja, hanya karena ingin merasa dekat (kasih sayang)?
> Siapa yang suka mendorong orang lain untuk bertindak dan berubah (kekuatan)?

Kamu pasti bisa lihat bahwa dalam komunikasi pasti ada unsur realitas, kasih sayang, dan kekuatan. Tapi biasanya, orang cenderung dominan di satu atau dua sisi.

Sekarang coba pikirkan:

> Campuran gaya komunikasi apa yang paling sering kamu pakai untuk terhubung dengan orang lain?

Perhatikan Kelemahanmu

Biasanya, sisi yang paling lemah dari gaya komunikasimu itulah yang bikin kamu sering mengalami masalah dalam hubungan. Kamu bisa mengalami kemajuan besar dalam hubungan dengan belajar menggunakan sisi yang selama ini paling lemah, bukan cuma mengandalkan kekuatan kamu saja.

Untuk bisa terhubung, kita butuh sedikit kecocokan dasar. Harus ada sedikit kesamaan dalam cara komunikasi supaya bisa membangun hubungan. Kalau gayanya benar-benar beda banget, susah buat dekat. Tapi untuk hubungan itu berkembang, justru kita butuh sedikit perbedaan. Kalau semuanya sama terus, hubungan cepat stagnan.

Baca Juga:  101 Langkah Menuju Sukses: Panduan Praktis

Kesamaan membuat kita saling tertarik, tapi perbedaan membantu kita berkembang. Sekarang setelah kamu sadar pentingnya unsur realitas, kasih sayang, dan kekuatan, kamu bisa lebih sadar mengarahkan perkembangan hubunganmu dan juga mengenali sumber masalahnya.

Kenali Titik Koneksi dalam Hubunganmu

Kalau kamu sedang berada dalam suatu hubungan, coba kenali:

> Kalian paling nyambung di bagian mana?
> Apakah kalian nyambung karena sama-sama suka berbagi informasi dan belajar satu sama lain (realitas)?
> Apakah kalian nyambung karena saling menunjukkan cinta dan menikmati kebersamaan (kasih sayang)?
> Atau kalian nyambung karena saling mendorong dan mendukung untuk meraih tujuan masing-masing (kekuatan)?

Walaupun mungkin ketiganya ada, biasanya ada satu sisi yang paling dominan.

Manfaat praktisnya, kalau kamu paham gaya koneksi utama kalian, kamu bisa menggunakan itu secara sadar untuk mengembalikan kedekatan saat hubungan mulai terasa menjauh.

Selain itu, kamu juga bisa menggunakan perbedaan kalian secara sengaja untuk saling membantu berkembang. Dalam hubungan, kita bisa secara sadar menyeimbangkan realitas, kasih sayang, dan kekuatan agar hubungan terus tumbuh dan mendalam.

Hubungan dan Kekuatan

Hubungan yang paling bermanfaat adalah hubungan yang bikin kamu jadi lebih kuat, bukan malah melemahkan. Tujuan dari menjalin hubungan adalah supaya kamu bisa semakin selaras dengan kenyataan, kasih sayang, dan kekuatan, sehingga bisa merasakan kedekatan yang lebih dalam. Kalau suatu hubungan justru menjauhkan kamu dari keseimbangan itu, lebih baik jangan diteruskan. Semakin lama kamu bertahan dalam hubungan yang melemahkan, kamu akan semakin lemah juga.

Hubungan yang sehat akan membantumu memenuhi kebutuhan, mewujudkan keinginan, membuat pikiranmu lebih jernih, dan merasa lebih terhubung. Hubungan seperti ini akan benar-benar memberi nilai dalam hidupmu.

Kekuatan

Kalau kamu bertahan dalam hubungan yang menyakitkan atau bikin kamu merasa terjebak, artinya kamu sedang menyerahkan kekuatanmu ke orang lain. Itu tanggung jawab kamu sendiri untuk memperbaikinya, apa pun situasinya. Ingat, kamu selalu punya pilihan untuk keluar dari hubungan tersebut. Mungkin memang akan ada konsekuensi yang nggak enak—misalnya kehilangan uang kalau kamu putus dari pasangan yang toksik—tapi itu hanya sementara.

Ketika kamu meninggalkan hubungan yang melemahkan, kamu akan mulai mendapatkan kembali kekuatanmu. Masalahnya, hubungan toksik sering membuatmu merasa begitu lemah sampai kamu bahkan nggak bisa membayangkan bisa kuat lagi. Tapi kalau kamu tetap memilih bertahan, artinya kamu secara sadar memilih untuk menyakiti dirimu sendiri.

Hubungan yang sehat dan sadar butuh usaha dari dua belah pihak. Nggak bisa cuma satu orang aja yang berjuang. Kalau kamu lebih sering berantem atau capek sendiri dibanding merasakan kasih sayang, mungkin sudah saatnya untuk melepaskan. Bukalah diri kamu untuk menerima hubungan yang lebih sehat dan setara. Jangan merasa kamu harus menerima hubungan yang lebih buruk dari yang kamu layak dapatkan.

Menguatkan diri bukanlah tindakan egois. Saat kamu menjadikan “kekuatan” sebagai standar hubunganmu, kamu jadi lebih kuat, dan kekuatan itu bisa menyebar ke orang-orang di sekitarmu.

Bagaimana Kalau Hubungan yang Melemahkan Itu dengan Keluarga?

Kalau kamu merasa hubungan yang paling melemahkan justru datang dari keluarga atau orang-orang terdekat, kamu tetap berhak untuk menjaga dirimu sendiri. Setia pada orang yang terus menyakiti kamu tidak akan membuat hidupmu atau hidup mereka jadi lebih baik. Justru kamu akan ikut menarik orang lain ke bawah bersamamu.

> Kalau kamu benar-benar orang yang setia, berikan kesetiaanmu untuk orang yang pantas menerimanya. Jangan berikan begitu saja hanya karena mereka merasa “berhak” mendapatkannya.

Kenali Hubungan yang Membantumu Tumbuh

> Apa yang sebenarnya kamu inginkan dari hubungan-hubunganmu?
> Sifat apa yang paling kamu kagumi dari orang lain?

Kamu bisa berteman atau menjalin hubungan dengan siapa saja, tapi penting juga untuk punya standar. Bangun hubungan, bahkan hubungan yang romantis, dengan orang-orang yang bisa menguatkanmu dan membantu kamu lebih selaras dengan kenyataan, kasih sayang, dan kekuatan. Jauhkan diri dari orang-orang yang cuma bikin kamu tersesat atau melemah.

Aku pribadi sangat selektif dalam memilih teman dekat atau orang yang aku habiskan waktu bersama. Aku lebih memilih orang-orang yang punya standar pribadi tinggi, yang sudah selaras dengan kenyataan, kasih sayang, dan kekuatan. Aku tidak membangun hubungan erat dengan orang-orang yang licik, cuek, gak jujur, gak fokus, atau gak bertanggung jawab.

Aku memang sering bertemu banyak orang dari berbagai latar belakang lewat pekerjaan, dan aku tetap terbuka untuk membantu siapa saja. Tapi untuk hubungan yang lebih dalam, aku hanya membuka diri untuk orang-orang yang memenuhi standar itu. Yang paling penting menurutku adalah komitmen terhadap pertumbuhan diri secara sadar. Sebelum aku punya standar ini, hubungan-hubunganku terasa kurang memuaskan. Aku mudah berteman, tapi terlalu sering juga justru menarik orang-orang yang menjauhkan aku dari keseimbangan diri.

Lingkunganmu Mempengaruhi Masa Depanmu

Ada yang bilang, kamu bisa lihat masa depanmu dari orang-orang yang paling sering kamu habiskan waktu bersamanya. Itu cukup benar. Hubunganmu punya pengaruh besar terhadap perkembangan dirimu.

Kalau kamu harus menggunakan seluruh tenaga dan kesabaranmu hanya untuk melawan pengaruh negatif dari orang-orang di sekitarmu, itu pertempuran yang akan kamu kalah. Lebih baik pakai tenagamu untuk mengakhiri hubungan seperti itu, dan kelilingi diri dengan orang-orang yang secara alami membuatmu merasa kuat.

Sebagai aturan umum:

> Kalau kamu berada di lingkungan yang bikin kamu makin lemah, jangan berusaha melawan situasi itu.
> Cukup bangkit dan tinggalkan.

Kalau nanti kamu masih ingin menyelesaikan masalah di situ, kamu bisa melakukannya dengan posisi yang jauh lebih kuat dari luar.

Meninggalkan Bukan Berarti Kalah

Aku paham kadang sangat sulit meninggalkan hubungan yang melemahkan. Tapi seberat apa pun, solusinya tetap sama. Kamu akan mendapatkan kembali energi luar biasa saat kamu berhenti melawan arus dan mulai mencari jalan keluar. Bahkan kalau kamu belum bisa pergi secara fisik, kamu akan mulai merasa lebih kuat hanya dengan mengubah arah pikirannya.

Karena kekuatan bukan soal “posisi”, tapi soal arah. Begitu kamu mulai bergerak ke arah yang benar, kamu mulai jadi pribadi yang lebih kuat.

Kuatkan Diri untuk Bisa Menguatkan Orang Lain

Cara terbaik untuk membantu orang lain adalah dengan menguatkan dirimu sendiri. Kamu bisa memberi jauh lebih banyak kalau kamu dalam posisi kuat. Mengorbankan dirimu sendiri nggak akan membantu siapa pun. Kalau kamu ingin menjadi bagian dari sesuatu yang kuat, kamu harus menjaga dirimu sendiri dulu.

Jangan Serahkan Keputusan Hidupmu ke Orang Lain

Jangan biarkan hubungan membuatmu kehilangan kendali atas hidupmu. Untuk bisa saling bergantung secara sehat, kamu tetap harus punya kemandirian. Kalau kamu merasa tidak bisa membuat keputusan sendiri dan selalu harus mengikuti orang lain, berarti kamu sedang menyerahkan kekuatanmu dan menghindari tanggung jawab atas hidupmu sendiri.

> Kalau kamu ingin menarik pasangan yang berkualitas, hal terbaik yang bisa kamu lakukan adalah memperkuat hubunganmu dengan kenyataan, kasih sayang, dan kekuatan.
> Kalau kamu terus-terusan menarik orang yang salah atau bahkan gak menarik siapa-siapa, mungkin kamu belum selaras dengan tiga prinsip dasar ini.

Kalau kamu berpikir solusinya adalah berpura-pura atau pakai trik untuk “menarik” orang yang kamu mau, itu artinya kamu sedang menipu, dan itu hanya akan merugikanmu sendiri.

> Kalau kamu ingin menarik orang yang jujur, mulailah dengan memperkuat kejujuran dalam dirimu sendiri.
> Kalau kamu ingin pasangan yang penyayang dan peduli, kembangkan sisi itu dalam dirimu.
> Kalau kamu ingin pasangan yang berani dan petualang, beranilah jadi orang seperti itu juga.

Meskipun setiap orang tertarik pada sifat yang berbeda-beda, prinsip kenyataan, kasih sayang, dan kekuatan adalah daya tarik universal. Nggak ada orang waras yang ingin hubungan penuh kebohongan. Nggak ada yang mau pasangan yang cuek. Dan nggak ada yang dengan sengaja mencari hubungan yang merendahkan.

Meskipun kita semua berbeda, kita sama-sama mencari hal yang sama dalam hubungan:

> Hubungan yang jujur, penuh kasih, dan saling menguatkan.
> Semakin kamu menumbuhkan tiga hal ini dalam dirimu, semakin kuat daya tarikmu secara alami.

Hubungan dan Kesatuan

Waktu kita ingin membuka diri dan membangun hubungan baru, penting untuk diingat bahwa sebenarnya kita semua sudah saling terhubung. Kita ini seperti bagian-bagian berbeda dari satu tubuh yang sama. Pikiran bahwa kita benar-benar terpisah dan berbeda itu cuma ilusi. Jadi secara teknis, kita nggak harus memulai hubungan dari nol-kita hanya perlu menyadari dan menyambungkan diri dengan koneksi yang sebenarnya sudah ada sejak awal.

Kesatuan

Kadang hidup mempertemukan kita dengan orang yang tepat di waktu yang tepat lewat kejadian yang tampaknya kebetulan. Rasanya seperti memang sudah “ditakdirkan” untuk bertemu. Sebelum aku mengalami pola pikir tentang kesatuan, aku nggak pernah membayangkan bisa tiba-tiba pelukan sama orang asing di toko. Tapi saat kamu mulai sejalan dengan energi kesatuan, pengalaman sosial seperti ini bisa jadi hal biasa.

Menurutku, alasan kenapa pola pikir ini begitu ampuh adalah karena saat kamu menganggap bahwa kamu dan orang lain sudah terhubung, orang lain bisa merasakan energi itu dan merespons dengan cara yang serupa. Cara terbaik untuk “mencairkan suasana” adalah dengan berpura-pura bahwa suasananya memang nggak pernah beku sejak awal. Ini sangat terasa kalau kamu bertemu orang-orang yang sadar dan peka terhadap energi di sekitarnya.

Orang-orang yang sadar secara alami merespons pendekatan hangat dari sesama yang sefrekuensi. Penolakan yang menyakitkan jarang terjadi. Tapi kalau kamu tetap ditolak dengan kasar, bisa jadi orang itu memang belum sejalan dengan pola pikir ini—dan artinya memang bukan orang yang cocok untukmu. Hal indah dari kesatuan adalah: ia secara alami menarik orang yang sejiwa dan menyaring yang tidak.

Semakin kamu menyatu dengan kesatuan, kamu juga akan menarik lebih banyak hubungan yang serupa. Dan itu akan memperkuat pengalamanmu sendiri.

Fokus pada Koneksi, Bukan Penolakan

Baca Juga:  Membuat Kebun yang Sempurna dengan Metode Zona Berkebun

Kebanyakan dari kita sejak kecil diajari untuk takut ditolak saat mendekati orang baru. Tapi pola pikir kesatuan justru mengajarkan kita untuk fokus pada kemungkinan koneksi. Penolakan bukan kegagalan, tapi cuma tanda bahwa kalian nggak cocok. Dan di sisi lain, kalau kamu berhasil membangun koneksi yang baik, ada peluang besar bahwa hubungan itu bisa mengubah hidup kalian berdua jadi lebih baik. Ini bukan risiko yang menakutkan—tapi taruhan yang pantas dicoba berulang kali.

Selain berani memulai hubungan baru, kamu juga perlu terbuka menerima pendekatan dari orang lain. Kalau ada yang mendekatimu, responlah dengan empati dan kebaikan. Sambut dengan sikap ramah. Tapi kalau kamu merasa koneksinya kurang cocok, tolaklah dengan halus. Saat kamu perlu menolak seseorang, jangan membuat mereka merasa lemah. Jujur boleh, tapi tetap lembut.

Tapi sebaliknya, kalau kamu langsung merasa klik sejak awal, turunkan tembokmu, ikuti perasaanmu, dan biarkan hubungan itu berkembang dengan alami.

Jangan Membatasi Koneksi Hanya pada Pasangan

Banyak hubungan yang rusak atau berakhir karena salah satu atau keduanya merasa “terputus” terlalu lama. Mereka hanya mengizinkan diri mereka untuk terhubung secara emosional dengan pasangan, tapi tidak dengan orang lain. Kesetiaan seperti ini justru bisa berubah jadi jebakan yang menghalangi kita terhubung dengan kesatuan yang lebih luas.

Ini bisa menimbulkan rasa haus akan koneksi yang lebih tulus, dan akhirnya orang akan memilih untuk menyendiri atau malah mencari kedekatan dari luar hubungan utama. Tapi karena merasa hubungan itu “salah”, mereka mulai menyembunyikannya, berbohong, dan justru semakin menjauh dari rasa kesatuan.

Pasanganmu Bukan Milikmu

Kalau kamu sedang berada dalam hubungan yang dekat, sadari bahwa pasanganmu bukan milik pribadimu. Jangan terlalu mengekang sampai mereka nggak bisa menjalin hubungan dengan siapa pun selain kamu.

Kalau kamu ingin tumbuh sebagai individu yang sadar, kamu perlu membuka diri terhadap hubungan baru dengan berbagai jenis orang—terutama saat kamu sedang menjalin hubungan yang serius. Ironisnya, justru dalam hubungan seperti inilah kita paling sering menutup diri.

Pola Sosial yang Salah Arah

Dari kecil, kita sering diajari untuk menemukan satu pasangan hidup, menikah, dan hanya mencurahkan keintiman fisik dan emosional kita pada satu orang saja. Tapi kenyataannya, kita bisa lihat sendiri: hubungan yang seperti itu seringkali gagal, entah itu putus, cerai, atau menjadi hubungan yang hambar.

Bahkan jika mereka masih tinggal bersama, hubungan itu seringkali sudah tidak memuaskan kebutuhan emosional jangka panjang kedua belah pihak.

Hubungan yang Sehat Itu Memberi Ruang

Hubungan yang sehat seharusnya menempatkan nilai tinggi pada kesejahteraan pasanganmu secara keseluruhan. Itu termasuk menghargai kebutuhan mereka untuk terhubung dengan orang lain—kadang sekadar ngobrol santai, kadang bisa jadi koneksi yang lebih dalam.

Kalau hubungan utamamu justru mencegah kamu membangun koneksi yang bermakna dengan orang lain, berarti itu bukan hubungan yang sehat dan sadar. Itu lebih seperti sangkar daripada kemitraan.

Hubungan Mengajarkan Keberanian dan Kecerdasan

Kamu yang mengendalikan takdirmu sendiri. Meskipun pertemuan tak terduga bisa memainkan peran penting dalam hidupmu, kamu akan mendapatkan hasil terbaik dengan memilih secara sadar apa yang kamu inginkan dan bertindak untuk mencapainya. Mengambil kendali, menjadi berani dan cerdas tidak berarti mengendalikan atau mendominasi orang lain. Itu hanya berarti kamu menghargai diri sendiri cukup tinggi untuk tahu bahwa kamu berhak mengalami hubungan yang kamu inginkan.

Gunakan Semua Bersama-sama

Karena hubungan sosial sangat pribadi, kamu nggak bisa hanya menyerahkan hal ini kepada orang lain. Kalau kamu ingin efektif dalam membangun hubungan dengan orang lain, kamu harus berusaha menjadi ahli hubunganmu sendiri. Ada yang bilang kamu bisa menipu diri untuk percaya diri dengan memposisikan pikiranmu dengan benar. Tapi, menurutku, teknik fake it till you make it itu kesalahan besar. Lebih baik meluangkan waktu untuk membangun keterampilan sosial yang sebenarnya daripada berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan dirimu.

Meskipun kamu bisa meningkatkan keterampilan hubunganmu lewat coba-coba, aku rasa lebih mudah untuk mencari mentor yang bisa membimbingmu. Tapi, ini hanya akan berhasil kalau kamu benar-benar menghargai dan menerapkan nasihat dari mentor itu.

Menemukan mentor sosial nggak seharusnya terlalu sulit. Cukup cari seseorang yang kamu kenal yang tampaknya mudah berhubungan dengan orang lain, yang keterampilan sosialnya lebih berkembang darimu. Katakan padanya bahwa kamu ingin meningkatkan keterampilan sosialmu dan minta nasihat serta mungkin hubungan pelatihan berkelanjutan. Berdasarkan pengalamanku, kebanyakan orang justru senang dengan permintaan seperti ini, seringkali menganggapnya sebagai tantangan yang menyenangkan untuk mencoba mengubah seseorang yang pemalu jadi lebih sosial.

Keterampilan interpersonal pada akhirnya harus dikembangkan melalui tindakan. Nggak cukup hanya mencari informasi di internet atau membaca buku tentang bagaimana berhubungan dengan orang. Pada suatu titik, kamu harus mempraktikkannya. Semakin banyak pengalaman langsung yang kamu dapatkan, semakin nyaman kamu merasa, dan semakin banyak diri aslimu yang muncul.

Keberanian dalam Hubungan

Keberanian memiliki peran penting dalam hubungan manusia:

1. Pertama, kamu perlu keberanian untuk memulai hubungan baru dan mengatasi rasa takut akan penolakan.
2. Kedua, kamu memerlukan keberanian untuk terhubung secara intim dengan orang lain.
3. Ketiga, kamu butuh keberanian untuk menghadapi kenyataan tentang hubungan yang sudah tidak berjalan dengan baik.
4. Dan terakhir, kamu butuh keberanian untuk mengakhiri hubungan yang sudah tidak membantumu lagi.

Ambil Langkah Pertama

Kalau kamu ingin membawa hubungan baru dalam hidupmu, jangan menunggu orang lain untuk datang kepadamu. Kamu harus mengambil langkah pertama. Menunggu hanya akan membuat banyak kesempatan terlewat dan berujung penyesalan. Waktu bertemu orang baru, aku lebih suka langsung mengatakan, “Hai, saya \[nama].” Aku ingin bersikap langsung dan jujur daripada menggunakan pendekatan yang nggak tulus. Kalau responnya dingin, aku akan pergi.

Seseorang yang merespon dingin pada pendekatan ramah bukan orang yang cocok dengan diriku, jadi nggak ada gunanya memaksakan diri untuk berhubungan dengan mereka. Aku lebih memilih berinteraksi dengan orang yang memang terbuka dan ramah, daripada mencoba memikat seseorang yang dingin dan tertutup.

Menghadapi Penolakan

Menghadapi penolakan dan rasa malu sesekali adalah harga kecil yang harus dibayar untuk mendapatkan hadiah besar dalam hubungan. Imajinasi kita sering kali membesar-besarkan ketakutan ini, tapi sebenarnya itu hanya seperti peri kecil yang menjaga sebuah permata besar—mudah ditaklukkan begitu kamu memutuskan untuk menghadapinya. Risiko terbesar adalah melewatkan tawa yang tidak pernah dibagikan, orang-orang yang tidak pernah kamu bantu, dan pasangan yang mungkin kamu buat kesepian. Itu harga yang terlalu tinggi hanya untuk menghindari sedikit penolakan atau rasa malu.

Di masa depan, kamu mungkin nggak akan menyesali hubungan yang gagal; yang kamu sesali adalah hubungan yang tidak pernah kamu mulai, selalu bertanya-tanya “Apa yang seharusnya terjadi?”

Pertanyaan tentang Hubungan

Berhenti sejenak dan tanyakan pada dirimu tentang hubunganmu: Apakah hubungan ini memiliki hati dan jiwa? Kemudian pilih dengan sadar hubungan mana yang ingin kamu pertahankan, mana yang ingin kamu perkuat, dan mana yang ingin kamu akhiri. Jangan puas dengan hubungan yang dangkal dan kosong. Carilah hubungan yang mendalam, dan pastikan hidupmu penuh dengan banyak hati.

Menghadapi Hubungan yang Rusak

Salah satu tantangan terbesar adalah menghadapi hubungan yang sudah rusak. Perasaan negatif seperti kesedihan, kebencian, kemarahan, rasa malu, dan kecemasan membuat risikonya terasa jauh lebih besar. Jika kamu menghadapi situasi seperti ini, percayalah pada kenyataan, kasih sayang, dan kekuatan untuk membimbingmu. Bicarakan secara terbuka dengan pasanganmu, dan ungkapkan ide dan perasaanmu dengan jujur. Fokuslah pada menyampaikan kenyataan tentang apa yang kamu rasakan, daripada terburu-buru menyimpulkan atau menyalahkan. Untuk memastikan kamu berbicara dengan jujur, gunakan kalimat pertama: “Saya merasa…” “Saya khawatir…” Daripada kalimat yang menyalahkan, seperti “Kamu bilang…” “Kamu membuat saya…”

Saat berbicara tentang masalah hubungan dengan pasangan, jangan menahan diri. Ucapkan kenyataanmu, terlepas dari apa yang kamu kira akan menjadi akibatnya. Jangan terkejut jika pasanganmu merespon dengan defensif di awal. Teruslah bicara dan mendengarkan, dan berusahalah untuk bekerja melalui sikap defensif itu. Tegaskan bahwa kamu mencari kebenaran, dan ajak pasanganmu untuk berbagi komitmen yang sama.

Mengakhiri Hubungan

Kamu mungkin akan menemukan bahwa sejalan dengan kenyataan, kasih sayang, dan kekuatan utama mengharuskanmu untuk mengakhiri hubungan. Jika pasanganmu membawamu menjauh dari hidup yang berlandaskan prinsip dan tidak mau atau tidak bisa memperbaikinya, lebih baik kamu pergi. Bebaskan dirimu untuk menikmati hubungan baru yang meningkatkan keselarasanmu dengan kenyataan, kasih sayang, dan kekuatan. Ketika mengakhiri hubungan, bersikaplah langsung, jujur, penuh kasih, dan tegas. Ucapkan kenyataanmu, dan biarkan segala sesuatunya berjalan sebagaimana mestinya. Tidak ada rasa malu dalam mengakhiri sesuatu yang tidak memuaskanmu. Kamu berhak untuk mencari kebahagiaanmu sendiri.

Membangun Hubungan yang Otentik

Usahakan untuk membangun hubungan yang otentik dengan orang lain. Mereka nggak akan pernah sempurna, tapi kesempurnaan bukanlah hal yang penting. Roda mobilmu tidak sempurna bulatnya, tapi tetap berfungsi dengan baik. Begitu pula dengan hubunganmu-meskipun tidak akan pernah sempurna dalam kenyataan, kasih sayang, dan kekuatan, mereka tetap bisa memberikan pengalaman pertumbuhan yang luar biasa. Salah satu hal terbaik yang bisa kamu lakukan untuk menarik orang baru adalah dengan fokus pada ekspresi diri yang otentik. Dengan mengekspresikan diri secara jujur, kamu akan menarik orang-orang yang sefrekuensi, sehingga lebih mudah membangun hubungan yang cocok.

Penutup

Berbagi hidup dengan orang lain adalah salah satu bagian terbaik dari menjadi manusia, tapi itu nggak datang tanpa bahaya. Berbeda dengan aspek lain dalam pertumbuhan pribadi, hubungan melibatkan taruhannya lebih besar karena kesalahan yang kita buat bisa menyakiti orang lain dengan sangat dalam. Tidak ada cara untuk menghindari bahaya ini sepenuhnya, tapi keputusan untuk sejalan dengan kenyataan, kasih sayang, dan kekuatan akan membantumu melewati hambatan-hambatan besar. Ketika kamu melakukan kesalahan, usahakan untuk memaafkan dirimu, memaafkan orang lain, dan terus berjalan maju.

Sekian Cara Mudah Temukan Orang yang Tepat Untuk Pasangan kamu, Semoga Bermanfaat. Baca Juga Cara Mudah Nyalakan Kembalikan Api Cinta

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *