Mengatur Keuangan dengan Cara Seru dan Gampang
Mengatur Keuangan dengan Cara Seru dan Gampang!
Daftar isi
Dasar Kecerdasan Finansial
Secara alami, hampir semua dari kita pasti pengin hidup yang lebih baik. Kita pengin mobil yang lebih bagus, rumah yang lebih nyaman, atau bisa beliin halhal keren buat keluarga. Kita terus berharap punya lebih banyak, tapi kenyataannya, kalau kamu mau sesuatu yang belum pernah kamu punya, ya kamu harus ngelakuin sesuatu yang belum pernah kamu lakukan.
Sederhananya:
> Terus ngelakuin hal yang sama tapi ngarep hasil yang berbeda, itu namanya gila!
Contohnya, kalau kamu kerja kantoran, kamu nggak bisa terusterusan duduk di posisi yang sama dan berharap bos kamu tibatiba ngasih gaji lebih. Kalau pun kamu beruntung nggak kena PHK, itu aja udah syukur.
Pindah kerja ke perusahaan lain? Mungkin bisa bantu, tapi itu cuma solusi jangka pendek untuk masalah yang bakal terus muncul.
Kamu juga bisa ambil kerja sambilan, atau bahkan kerja ketiga. Tapi, coba pikir: kamu punya waktu dan tenaga cukup buat terusterusan kerja kayak gitu?
Intinya:
Menukar waktu dengan uang itu bukan strategi keuangan yang cerdas buat jangka panjang. Kamu bisa aja kerja lebih banyak jam demi ikut lomba ‘balapan tikus’, tapi ujungujungnya kamu tetap tikus yang lari di roda—nggak ke manamana.
Gaji naik? Oke, tapi biasanya itu bikin kamu masuk ke level pajak yang lebih tinggi. Penghasilan naik, pengeluaran juga ikut naik—rumah lebih besar, mobil lebih mahal.
Lalu, kapan kamu punya waktu dan uang buat investasi ke diri sendiri?
Kalau semua waktumu habis buat kerja di kantor, bayar pajak ke pemerintah, dan bayar cicilan ke bank, gimana?
Dan kalau kamu sakit besok dan nggak bisa kerja, apa pemerintah bakal ngurus keluargamu?
Hmm… kayaknya sih nggak.
Makanya, mungkin ini saatnya kamu mulai lebih serius ngatur keuanganmu.
Apa Itu Uang?
Banyak orang punya definisi masingmasing tentang uang.
Ada yang bilang uang itu alat ukur.
Ya, tapi ukuran apa? Kekayaan?
Dulu, kekayaan diukur dari berapa banyak sapi, kambing, atau kuda yang dimiliki. Tapi sekarang? Kamu kaya bukan karena punya sapi atau kuda. Dulu tenaga kerja (budak) juga dianggap harta. Tapi sekarang? Budak udah nggak berlaku lagi. Dan uang kertas yang kamu simpan di bank… apa bisa bantu kamu waktu negara lagi krisis ekonomi? Nggak juga. Jadi, kekayaan bukan cuma soal uang kertas.
Ada juga yang bilang uang itu bentuk kekuasaan.
Benar juga. Tapi coba kamu terdampar di pulau terpencil bawa satu triliun rupiah. Apa uang itu bakal berguna? Kalau ada orang nawarin air dan helikopter buat keluar dari pulau itu, pasti kamu rela tukar semua uangmu dalam hitungan detik. Jadi jelas, uang itu bukan ukuran kekuasaan yang pasti—itu tergantung dari gimana kamu pakainya.
Banyak juga yang percaya uang itu akar dari segala kejahatan.
Dan banyak orang nerima anggapan itu begitu saja tanpa mikir panjang.
Padahal, uang bukan akar dari kejahatan.
Kalau iya, kenapa rumah ibadah masih nerima sumbangan uang? Yang jadi masalah itu “cinta berlebihan pada uang”—itu yang bisa bikin orang jahat. Ingat, uang itu pelayan yang bagus, tapi tuan yang jahat. Kalau kamu terusterusan ngorbanin hidup buat ngejar uang, berarti uang udah menguasai waktumu dan hidupmu.
Dan kalau kamu nggak punya kecerdasan finansial, kekurangan uang malah bisa bikin pikiranmu penuh hal negatif. Contohnya: penipuan, pencurian, kriminalitas, perpisahan, parasit sosial, pelit, dan masih banyak lagi.

Lalu, uang itu apa sebenarnya?
Uang itu ide, yang didukung oleh rasa percaya.
Dulu, uang diciptakan pedagang buat ganti sistem barter yang ribet. Sekarang, uang secara teknis diciptakan oleh orangorang kaya.
Para pengusaha bersedia bayar untuk “membeli” waktu orang lain.
Waktu dan tenaga orang lain—alias karyawan atau pekerja lepas—jadi aset buat si pemilik usaha. Dan dari sanalah si pemilik bisnis bisa terus menciptakan kekayaan baru buat dirinya sendiri.
Nah, selama kamu masih kerja demi uang, berarti kamu diperbudak oleh uang.
Faktanya, 80%–90% orang di dunia ini “terperangkap” dalam sistem ini—tanpa sadar.
Kita sering lupa bahwa ada bagian dari diri kita yang nggak bisa dibeli dengan uang berapa pun.
Misalnya: kalau bos kamu nawarin gaji 2 tahun dibayar tunai sekarang, kamu mau nggak potong jari kelingking kamu?
Pasti kamu akan bilang, “Ya enggaklah!”
Karena kita tahu diri kita lebih berharga dari itu.
Tapi kenyataannya, di beberapa negara, ada orang yang benarbenar jual organ tubuhnya demi uang.
Gila kan?
Dan jujur aja, kadang kita juga secara nggak sadar “menjual diri” kita demi uang, kayak keledai yang terus ngejar wortel di ujung tongkat.
Sadar Dulu Baru Berubah
Jangan salah paham dulu ya: aku bukan maksudnya nyuruh kamu kerja kantoran terus (aku juga pernah kerja kantoran sebelum jadi pebisnis online).
Tapi ya, faktanya kebutuhan kita sekarang makin banyak dibanding zaman duludulu. Hargaharga naik, gaji malah nggak naik. Jumlah orang tua yang sudah pensiun juga makin banyak, tapi uang pensiunnya malah sedikit setelah puluhan tahun kerja.
Dan nggak heran kalau banyak banget orang yang benerbener benci dengan gaya hidup yang nggak sehat dan melelahkan—bangun pagi, stres sepanjang hari, kena macet, keluar uang dan waktu buat perjalanan, istirahat sedikit, terus ngulang terus.
Ya jelas, itu gambaran keuangan dan gaya hidup yang nggak enak banget, ya nggak?
Langkah pertama buat berubah adalah sadar dulu sama masalahnya. Sadar dulu baru berubah (atau disingkat ABC) itu penting banget kalau kamu mau mulai ngatur keuangan dan keluar dari ‘balapan tikus’ ini.
Kita perlu sadar kondisi kita sekarang supaya tahu mau dibawa ke mana. Sebelum kita selesai di bab ini, coba deh ikut latihan singkat ini:
Waktu dan Uang
Di dunia ini, orang itu biasanya masuk ke 4 kategori:
1. Nggak punya waktu, nggak punya uang.
Kebanyakan pekerja kantoran masuk sini. Kamu nggak bisa belanja siang bolong atau langsung berhenti kerja kalau kamu mau. Banyak pekerja bahkan nggak bisa nabung buat pensiun sampai 3 tahun!
2. Nggak punya waktu, tapi punya banyak uang.
Para pekerja lepas, profesional, atau pemilik bisnis kecil ada di sini. Mereka dapat penghasilan lebih, tapi harus kerja lebih keras dari pekerja kantoran karena persaingan, margin untung yang tipis, dan harus melayani pelanggan.
3. Punya waktu, tapi nggak punya uang.
Banyak petani, orang desa, anak yang putus kuliah, atau pengangguran ada di kategori ini. Mungkin memang santai, tapi kalau nggak ada penghasilan tetap, berapa lama kamu bisa bertahan?
4. Punya waktu, dan punya banyak uang.
Ini kategori para pengusaha besar, pemilik tanah, atau investor. Bayangin, kamu nggak perlu kerja buat cari uang, tapi uang kamu yang bekerja buat kamu dengan cara investasi dan menghasilkan keuntungan.
Kuis Singkat
1. Kamu sekarang masuk kategori mana dari keempat itu?
2. Kategori mana yang kamu pengin kamu capai besok atau nanti?
Cara Membangun Kekayaan
2 Model Membangun Kekayaan
Semua orang pengin punya uang lebih, tapi orang biasanya terbagi jadi dua kelompok:
Mereka yang baru bergerak setelah dijanjikan duit dulu
Atau
Mereka yang kerja dulu baru dapat hasil dan dihargai kemudian
Yuk kita bahas dua kelompok ini lebih dalam.
Orang yang cuma bergerak setelah dijanjikan gaji besar itu kayak karyawan biasa, pemula, atau pekerja bayaran.
Gak salah atau benar sih, cuma kalau kamu kayak gini, artinya kamu lagi terusterusan jual waktu kamu buat dapetin uang. Daripada kamu investasi waktu buat punya ASET yang bisa kasih kamu uang terusterusan, kamu malah kerja buat hal yang cuma sementara dan berhenti kasih penghasilan kalau kamu berhenti kerja.
Kalau cuma mikir jangka pendek, hasilnya juga pasti terbatas dan cuma sementara. Pernah lihat satpam tidur waktu bosnya gak ada? Itu contoh nyata!
Lebih parah lagi, emosi kita yang sering ngatur hidup kita karena ngejar duit terus. Ketika seorang karyawan ditawarin gaji lebih tinggi, asuransi kesehatan lebih bagus, dan liburan lebih lama, degdegan dan semangatnya langsung naik.
Tapi gaji besar bukan berarti masalah keuangan berkurang. Malah makin gede gaji, makin banyak kewajiban, pajak, dan waktu yang kamu habiskan buat perusahaan. Kalau bos kamu bayar kamu 5 digit dan tibatiba minta rapat darurat, kamu harus buruburu ke kantor walau lagi asik sama istri di rumah!
Aku rasa hubungan karyawan dan bos itu bisa disimpulin begini:
Karyawan cuma ngelakuin yang perlu biar gak dipecat, dan bos cuma bayar sekedarnya biar karyawan gak keluar.
Sekarang kita bahas kelompok kedua.
Banyak orang kreatif, penemu, wirausaha, dan pemimpin bisnis ada di sini.
Wirausaha adalah orang yang selalu punya ide bagus.
Tantangan pertama supaya sukses di kelompok ini adalah berhenti kerja cuma demi duit. Maksudnya gimana? Bukannya cari uang itu bagian dari kecerdasan finansial?
Yang aku maksud berhenti kerja demi duit itu bukan kerja gratis, tapi kerja buat dapetin keterampilan yang kamu butuhin buat jadi wirausaha sukses (atau penemu, investor). Contoh:
Kalau kamu gak punya kenalan buat bisnis, kamu cari kenalan di mana? Ya, di pelanggan pesaingmu.
Mau tau produk? Kerja di perusahaan yang ajarin kamu selukbeluknya.
Gak paham jalur produksi pabrik? Kerja di pabrik! Belajar cara kerja atau kelola karyawan pabrik.
Gak berani ngomong sama orang? Cari kerja sales, kamu bakal dipaksa ngobrol sama banyak orang. Sekalian belajar sabar!
Pendidikan terbaik itu yang didapat langsung dari kehidupan nyata, bukan cuma di kelas.
Intinya: Gak semua orang punya kemampuan buat sukses jadi wirausaha!
Nggak gampang. Banyak yang gak punya ketekunan, pola pikir kreatif, kemampuan finansial, atau jaringan yang dibutuhkan, lalu nyerah sebelum hasilnya kelihatan! Cara tercepat belajar semua itu adalah praktek langsung, dan kamu bahkan bisa dibayar selama belajar! Jangan terlalu mikirin gaji waktu itu.
Contohnya, waktu Donald Trump nyari peserta acara The Apprentice, tugas pertama mereka adalah jualan lemonade di jalanan! Banyak yang ngerasa tugas itu merendahkan. Tapi buat Donald, itu penting banget: kalau kamu gak bisa jualan lemonade, gimana bisa ngatur kerajaan bisnis sekelas Trump?
Sekali lagi aku tekankan:
Kamu mau terus jual waktu untuk duit yang cuma sementara?
(Uang berhenti datang kalau kamu berhenti kerja)
Atau
Kamu mau tukar waktu dan uang untuk aset jangka panjang yang bisa kasih kamu uang terusterusan?
(Meski kamu sudah berhenti kerja)
Tuhan ngasih kita otak. Kita cuma perlu lihat sekitar dan cari masalah yang harus diselesaikan karena setiap masalah itu peluang yang tersembunyi.
Semua terserah kamu. Mungkin kamu gak langsung lihat hasilnya, tapi kalau kamu pake otak dan sumber daya yang ada, kamu bisa bikin sesuatu yang bernilai dan orang mau bayar buat itu.
3 Cara Menghasilkan Uang
1. Jual waktu untuk uang – karyawan, pekerja lepas
2. Mewujudkan dan pakai ide kreatif – penemu, seniman, programmer
3. Manfaatkan sumber daya dan orang lain – pengusaha, pemimpin
Kalau kamu profesional, pernah kepikiran buat nulis ebook tentang keahlian kamu? Kalau bagus, bisa jadi sumber penghasilan baru, daripada kamu cuma jual waktu melayani klien.
Programmer komputer? Bisa bikin produk revolusioner sendiri daripada cuma jual ide ke perusahaan.
Kalau di bidang properti, daripada cuma jual rumah, kamu bisa kumpulin dana buat beli rumah murah, naikin nilainya, lalu jual lagi lebih mahal. Cuma butuh waktu dan riset buat nemuin ide bagus.
Kalau masalah modal, cari pinjaman kalau kamu berani ambil risiko, kumpulin uang dari investor, atau cari dana hibah. Langit itu batasnya buat cari uang.
Aturan Paling Penting dalam Investasi
Apa Arti Investasi bagi Orang?
Waktu denger kata “investasi,” apa yang langsung kepikiran di kepala kamu?
Apakah investasi itu cuma tentang masukin duit ke asuransi, reksa dana, pasar saham, atau investasi yang hasilnya tinggi?
Beberapa orang malah cuma mikir investasi pas udah tua dan khawatir gak ninggalin apaapa buat anak cucunya.
Ada juga yang merinding dengar kata investasi, merasa gak punya duit buat investasi, atau mikirnya ribet banget sampai gak berani bahas.
Bahkan banyak yang rela keluar banyak duit buat suplemen kesehatan, pelatih pribadi, atau perawatan kecantikan supaya hidup lebih lama, sehat, atau kelihatan muda! Bayangin aja seberapa gede dana iklan perusahaan kecantikan sekarang.
Semua itu memang penting kalau ngomong soal investasi, tapi aku mau bahas investasi paling penting yang bisa kamu lakukan seumur hidup.
Investasi Terpenting: Investasi pada Dirimu Sendiri
Aturan paling penting nomor satu adalah: Investasi pada diri sendiri. Kalau kamu gak investasi pada dirimu sendiri, siapa lagi?
Orang tua kamu cuma akan investasi buat pendidikan kamu sampai kamu selesai kuliah. Itu juga cuma kebutuhan dasar, gak ngajarin kamu hal penting tentang keuangan.
Mau bergantung sama kuliah buat belajar cara dapetin duit? Kebanyakan kampus cuma ngajarin skill supaya kamu bisa kerja buat orang lain. Sekolah bisnis? Kalau dosen bisnis itu jago banget, kenapa masih ngajar dan gak jadi pebisnis sukses?
Apakah bos kamu bakal ngajarin cara sukses berbisnis supaya suatu hari kamu bisa gantikan posisinya?
Kamu sendirilah yang harus ambil tanggung jawab itu.
Maksudnya investasi pada diri sendiri itu artinya kamu serius buat belajar dan mendidik dirimu.
Bukan cuma soal akademik atau keahlian teknis, walau itu penting, tapi pendidikan gak berhenti cuma di bangku kuliah.
Kebanyakan orang kerja itu pendidikan mentalnya berhenti berkembang setelah lulus kuliah. Mereka berhenti belajar dan otomatis berhenti berkembang. Kadang cuma tambah gendut karena makan pizza atau jajan saat istirahat makan siang yang sibuk.
Kamu tahu IQ penting, kan? Tapi kenapa orang paling pintar di dunia gak selalu jadi yang terkaya? Banyak akuntan atau perencana keuangan yang tiap sore buruburu ke mobil supaya gak kena macet pulang kerja! Mereka gak kaya, loh!
Bagaimana dengan EQ (Emotional Quotient)?
Apakah kerja keras, punya sikap bagus, dan mindset positif bisa menyelesaikan masalah keuangan kita? Ini penting kalau kamu punya bisnis, tapi aku kasih contoh:
Kalau kamu nyetir dari Boston ke New York tapi pakai peta yang salah, secepat apapun kamu jalanin mobilnya, kamu gak akan sampai ke tujuan! Kamu bisa kerja makin keras, tapi kamu cuma akan sampai ke tempat yang salah lebih cepat!
Bisa jadi kamu punya sikap paling baik dan mindset paling positif, tapi kamu tetap gak akan sampai New York (walaupun perjalanan itu mungkin kamu nikmati karena kamu merasa positif).
Pentingnya Pendidikan Keuangan
Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah investasi untuk kecerdasan finansial (Financial IQ) kamu.
Memiliki kecerdasan finansial yang bagus itu bukan soal menabung banyak duit atau langsung masukin uang ke reksa dana. Tapi lebih ke bagaimana kamu membangun hubungan yang sehat sama uang dan membangun aset yang bisa menghasilkan uang buat kamu.
Apa sih yang perlu dilakukan supaya kecerdasan finansial kamu berkembang?
Salah satu hal terpenting adalah menunda kepuasan (delayed gratification). Coba bayangin contoh ini:
Mau beli susu satu gelas atau satu sapi?
Kalau kamu beli susu, susu itu langsung habis diminum. Kamu harus beli susu lagi dan lagi terus tiap kali habis. Walaupun susu harganya jauh lebih murah daripada sapi, tapi dalam jangka panjang kamu bakal terusterusan beli susu.
Kalau sapi harganya 50 kali lebih mahal dari susu, ya kamu harus keluar banyak duit waktu beli sapi. Tapi setelah kamu dapat susu dari sapi itu sampai 50 gelas, kamu sudah balik modal dan bisa lebih hemat ke depannya. Apalagi kalau sapi itu punya anak, kamu bisa jual anaknya dan dapat untung!
Paham maksudnya, kan?
Semua orang sebenarnya bisa menciptakan kekayaan. Misal kamu punya mobil tua yang rusak, kalau kamu perbaiki, cat ulang, ganti beberapa part, lalu jual lagi, kamu bisa dapat duit lebih banyak dibanding mobil itu kalau cuma dibiarkan rusak. Kamu sudah bikin kekayaan di situ!
Contoh lain, kalau kamu punya lahan pertanian dan kamu ubah jadi tempat wisata atau villa, nilai tanah itu bisa naik berkalikali lipat.
Hal yang sama berlaku buat koki, programmer, dan tukang. Gabungan skill dan kreativitas kamu itu lebih berharga daripada bagianbagiannya.
Nilai sesuatu itu tergantung pada penawaran dan permintaan.
Kamu gak perlu jadi ahli ekonomi buat paham ini. Uang cuma sebuah ide. Ingat contoh pulau terpencil? Uang bukan ukuran nilai sebenarnya.
Kalau kamu bikin produk yang orang mau, apa mereka mau bayar lebih mahal? Apa kamu pakai skill buat bikin aset yang bagus?
Investasikan uang kamu ke aset yang bisa kasih nilai jangka panjang. Apa saja yang bisa kasih kamu pemasukan lebih banyak itu aset. Jangan terlalu banyak investasi ke beban (liabilitas) seperti mobil, kapal, atau barang mewah yang cuma bikin kamu keluar uang.
Bahkan rumah belum dianggap aset kalau kamu belum lunasi. (Kalau kamu tibatiba kehilangan kerja dan gak mampu bayar cicilan rumah, rumah itu aset atau beban buat kamu?)
Kamu siap keluar dari zona nyaman, bayar harga belajar kecerdasan finansial, atau kamu tetap berharap bos, pemerintah, dan bank yang urus keuangan kamu seumur hidup, hidup paspasan tanpa berani ambil risiko buat masa depan keluarga?
Cara Keluar Dari Masalah Keuangan
Ada dua cara yang bisa aku rekomendasikan buat keluar dari masalah keuangan.
Strategi Defensif
Cara pertama itu defensif:
Kurangi pengeluaran yang sudah kamu punya sekarang. Kamu gak bisa mulai bisnis kalau keuangan kamu berantakan. Aliran kas (cash flow) lebih penting daripada pendapatan kotor. Kamu butuh banyak uang masuk ke kantong kamu dulu supaya bisa sukses.
Beberapa hal yang bisa kamu kurangi:
Rokok, kalau gak bisa berhenti, kurangi aja jumlah batangnya
Minuman alkohol, ini bisa bikin keuangan kamu cepat habis
Nongkrong malam, sesekali habiskan malam di rumah sambil mikirin cara cari duit lebih banyak
Judi, kalau mau judi, lebih baik main di bisnis (bukan judi beneran)
Liburan dan keanggotaan klub mahal, kamu gak bakal mati tanpa itu
Makan, makan sehat supaya otak kamu juga makin tajam
Malas, ini yang paling besar penghambat kamu!
Yang paling penting: jangan beli barang yang cuma bikin kamu keluar uang terus (liabilitas). Pikirkan aliran kas. Apa yang bisa aku investasikan hari ini supaya dapat uang besok?
Sekarang lanjut ke strategi ofensif:
Strategi Ofensif
Salah satu cara paling murah dan bagus buat belajar bisnis adalah ikut perusahaan Network Marketing. Ada juga pilihan lain seperti mulai bisnis biasa atau bisnis online.
Tapi kalau mau belajar skill bisnis yang nyata, menurut aku Network Marketing itu pilihan terbaik.
Walaupun banyak yang bilang negatif tentang network marketing atau bilang banyak orang rugi di sana, alasan aku rekomendasiin ini bukan karena uang yang bisa kamu hasilkan (meskipun itu asyik kalau kamu bisa hidup dari situ).
Network marketing itu tempat di mana orang akan dengan sukarela berbagi rahasia bisnis. Logis sih, supaya upline (orang atas kamu) bisa sukses, mereka mau kamu juga sukses! Jadi mereka gak bakal pelit ngajarin skill bisnis.
Selain itu, modal masuk yang relatif kecil bikin kamu kaget dengan apa yang bisa kamu pelajari (cuma modal beli beberapa botol vitamin dan kit bisnis, tapi kamu dapet pengalaman berharga seumur hidup!). Mereka sabar ngajarin attitude dan skill bisnis yang kamu butuhkan.
Pokoknya, mindset kamu gak bisa kayak karyawan kalau mau sukses di network marketing. Di situ kamu akan belajar jualan, komunikasi, kerja tim, kepemimpinan, berpikir positif, memperbaiki diri, manajemen waktu dan uang, serta didukung mentor pribadi.
Aku berani bilang, walaupun kamu gak dapat uang sepeser pun, tapi kalau kamu jalani programnya dengan serius, skill yang kamu dapat bakal berguna seumur hidup.
Kamu juga bisa belajar skill bisnis dengan bergabung di agen asuransi. Pekerjaannya mungkin berat, tapi kamu dapat ilmu serupa plus tips perencanaan keuangan.
Bagaimana dengan bisnis internet? Kalau kamu suka komputer, bisnis online itu modalnya kecil tapi potensi keuntungannya besar dan pasar dunia.
Tempat lain buat belajar skill bisnis misalnya kursus perencanaan keuangan, kursus investasi properti, kursus manajemen waktu, dan lainlain.
Semua ini cara aman buat mulai bisnis baru. Modalnya cuma beberapa ratus sampai seribu dolar untuk mulai dan belajar. Bisnis tradisional kadang terlalu berisiko buat pemula, modal besar, belum tentu balik modal cepat. Tapi kalau kamu punya skill bisnis yang tadi, peluang sukses kamu jauh lebih besar.
Hal terpenting selain punya attitude belajar yang baik adalah orangorang yang kamu temani.
Ada pepatah, kamu adalah ratarata dari lima orang yang paling sering kamu habiskan waktu bersama.
Ini kadang susah diterima, tapi bayangkan kamu ngomong sama lima temanmu yang tiap hari cuma minum bir dan main poker, kamu bilang pengen sukses sendiri dan kaya raya. Mereka bakal ketawa terbahakbahak dan bisa saja hancurkan semangat kamu!
Manusia itu dasarnya suka iri. Mereka gak mau lihat orang sekitar sukses karena itu bikin mereka terlihat buruk. Mereka tahu kalau mereka gak kemanamana, tapi mereka nyaman dengan gaya hidup itu dan malah narik kamu jatuh bareng mereka. Mereka bisa mencuri mimpi dan kebebasan finansial kamu kalau gak hatihati!
Jadi intinya: Hanya temani orangorang yang berpikiran positif!
Berpikir positif bukan berarti cuma berharap aja. Orang yang cuma berharap tapi gak bertindak itu cuma pemimpi. Berpikir positif harus disertai tindakan, dan kamu bakal ngerasain energi dari orangorang yang percaya dan dukung mimpi kamu.
Kalau kamu nongkrong sama bebek, kamu bakal ngorok. Tapi kalau sama elang, kamu bakal terbang tinggi!
Jadi mulai cari orangorang yang sejalan sama visi kamu atau mau tumbuh bareng kamu.
Terakhir, kamu harus PERCAYA PADA DIRI SENDIRI!
Keluar dari zona nyaman memang menakutkan, dan banyak orang gak akan dukung mimpi kamu. Bahkan bisa jadi mereka menyerang kamu walau kamu gak cerita apaapa. Orang itu bisa saja orang tua atau pasangan kamu.
Saat itu kamu akan dihadapkan sama pertanyaan: Apakah kebebasan finansial ini sebanding dengan harga yang harus aku bayar sekarang? Bisa gak aku hidup sehari lagi dengan rutinitas sama, pekerjaan sama, gaji sama, dan kebosanan yang sama?
Kalau jawabannya nggak, maka bertindaklah SEKARANG juga. Jangan tunggu besok, nanti kamu bangun dan lupa sama mimpi kamu.
Tulis keinginan kamu di selembar kertas dan pegang eraterat setiap hari. Ceritakan pada orang yang positif dan ambil langkah pertama.
Kamu gak akan menyesal.