Mengunci Cinta – Panduan Menjaga Hubungan Tetap Langgeng
Mengunci Cinta – Panduan Menjaga Hubungan Tetap Langgeng – Kamu sering bertanya-tanya apakah kamu masih bahagia dalam hubunganmu? Sering melihat ke belakang dan mikir kenapa kamu bersama pasanganmu yang sekarang? Kamu merasa hubungan ini malah bikin capek daripada bikin semangat? Bisa jadi kamu sedang ada di hubungan yang nggak sehat dan perlu belajar cara menjaga hubungan yang lebih sehat. Semua info yang kamu butuhkan ada di sini.
Daftar isi
- 1 Dasar-Dasar Hubungan
- 2 Kenali Perasaanmu Sendiri
- 3 Pahami Bagaimana Rasa Takut Mempengaruhi Reaksimu
- 4 Punya Harapan yang Realistis
- 5 Belajar Bertanggung Jawab atas Bagianmu dalam Hubungan
- 6 Belajar Jadi Pasangan yang Peka dan Perhatian
- 7 Belajar Jadi Komunikator yang Baik
- 8 Belajar untuk Nggak Menyimpan Dendam
- 9 Belajar Menyukai Hal-Hal yang Sama
Dasar-Dasar Hubungan
Apa sih hubungan yang sehat itu?
Hubungan yang sehat itu biasanya punya ciri-ciri seperti ini:
Saling menghargai.
Pasanganmu harus bisa ngasih kamu rasa hormat yang sama seperti yang dia mau dapat dari kamu. Ini termasuk menghargai siapa dirimu sebenarnya—cara kamu tertawa, selera humormu, keunikanmu. Ini juga berarti menghargai pilihan-pilihan kamu. Menerima dan mencoba mengerti pilihanmu. Intinya, saling menghargai artinya kalian menghargai perbedaan satu sama lain dan nggak coba-coba mengubah kepribadian pasangan.
Saling percaya.
Percaya artinya yakin pasanganmu setia, walaupun godaan di luar sana banyak. Misalnya kamu lihat dia ngobrol sama cewek baru di kelasnya, tapi kamu tahu dalam hati dia cukup sayang sama kamu buat nggak main-main. Rasa cemburu itu wajar kok, manusiawi. Tapi yang penting gimana kamu menyikapinya. Kalau kamu bertindak karena cemburu, malah bisa ngerusak hubungan.
Jujur satu sama lain.
Kejujuran dan kepercayaan itu jalan bareng. Gimana bisa percaya kalau dia nggak jujur? Sekali kamu tahu dia bohong besar, pasti akan susah percaya lagi waktu dia bilang mau ke mana atau sama siapa.
Saling mendukung.
Pasanganmu butuh dukunganmu bukan cuma pas lagi susah aja. Kadang ada orang yang muncul pas situasi lagi kacau aja, tapi nggak kelihatan waktu semuanya bahagia. Padahal enak banget lho punya orang yang mau berbagi saat senang juga. Rasanya menyenangkan kalau ada yang percaya sama kemampuan kita dan ikut senang waktu kita berhasil.
Sama-sama adil.
Hubungan itu harus timbal balik. Gantian ngambil keputusan, bahkan untuk hal-hal kecil kayak milih film atau tempat makan. Nggak usah dihitung-hitung siapa yang lebih sering milih, dan jangan dijadiin ajang rebutan kuasa.
Tetap punya kehidupan masing-masing.
Kadang harus kompromi kalau ada perbedaan minat. Tapi ini bukan berarti kamu harus kehilangan jati dirimu demi pasangan. Kalian tetap bisa punya waktu untuk diri sendiri, seperti saat awal-awal pacaran dulu.
Komunikasi yang terbuka.
Artinya kamu bisa ngomong jujur dan terbuka soal perasaanmu ke pasangan tanpa takut disalahpahami. Kamu bisa bilang apa yang ada di pikiranmu dengan cara yang baik dan nggak menyakiti.
Kapan hubungan jadi nggak sehat?
Hubungan mulai nggak sehat kalau udah mulai kasar, nggak hormat, suka ngatur-ngatur atau menyakiti. Ada orang yang pernah mengalami kekerasan di rumah dan akhirnya bawa kebiasaan itu ke dalam hubungan mereka. Kalau dari kecil udah terbiasa lihat kekerasan fisik atau emosional, bisa jadi mereka kira itu hal yang wajar dalam hubungan.
Padahal, hubungan itu butuh usaha. Awalnya mungkin terasa indah banget karena cinta, tapi mempertahankan cinta itu ceritanya beda. Dengan memahami perbedaan kalian dan bisa nerima itu, serta belajar menghadapi konflik, hubungan jadi lebih mudah dijalani. Kalau bisa jaga hubungan tetap sehat, kalian bisa tumbuh—bukan cuma sebagai individu, tapi juga sebagai pasangan.

Kenali Perasaanmu Sendiri
Perasaan adalah “lem” yang menghubungkan kamu dengan orang lain dan memberi makna dalam hidup. Perasaan jadi dasar buat kamu memahami diri sendiri dan bisa nyambung dengan orang lain.
Kalau kamu sadar dan bisa mengendalikan perasaanmu, kamu bisa:
- berpikir jernih dan kreatif,
- menghadapi stres dan tantangan,
- berkomunikasi dengan baik,
- serta menunjukkan rasa percaya, empati, dan percaya diri.
Tapi kalau kamu kehilangan kendali atas emosimu, kamu bisa merasa kacau, kesepian, dan negatif. Dengan mengenali dan mengatur perasaanmu, kamu bisa mengontrol bagaimana kamu merespons masalah, memperbaiki cara berkomunikasi, dan punya hubungan yang lebih memuaskan.
Inilah kekuatan dari emotional awareness—kesadaran emosional.
Mengenal Emosimu
Disadari atau nggak, perasaan selalu ada dalam hidup kita, dan memengaruhi hampir semua yang kita lakukan.
Kesadaran emosional artinya kamu tahu apa yang sedang kamu rasakan dan kenapa kamu merasakannya. Kamu bisa mengenali dan mengungkapkan perasaanmu dari waktu ke waktu, serta memahami hubungan antara perasaan dan tindakanmu.
Kesadaran emosional juga bantu kamu mengerti perasaan orang lain dan bisa lebih nyambung sama mereka.
Agar bisa punya kesadaran emosional, kamu perlu:
- Mengerti perasaanmu dari waktu ke waktu
- Bisa menghadapi semua perasaan itu tanpa kewalahan
Pernah nggak sih kamu merasa depresi, cemas, atau marah sampai rasanya nggak bisa dikendalikan? Atau sering ngomong atau ngelakuin sesuatu tanpa mikir, terus nyesel setelahnya? Atau malah ngerasa hampa, kayak nggak punya rasa?
Kamu juga mungkin merasa susah ngobrol dengan orang lain dan sulit punya koneksi yang dalam. Atau hidup kamu terasa kayak naik rollercoaster emosional—naik turun terus, tanpa keseimbangan? Nah, semua itu sering kali karena kita kurang mengenal emosi kita sendiri.
Yang mendorong kita sebenarnya bukan pikiran, tapi perasaan.
Kalau kamu nggak sadar apa yang kamu rasakan, kamu bakal kesulitan:
- memahami kenapa kamu bertindak seperti itu,
- mengelola emosi dan reaksi dengan baik,
- dan membaca apa yang sebenarnya dibutuhkan atau dirasakan orang lain.
Dengan kesadaran emosional, kamu bisa:
- Tahu siapa dirimu: apa yang kamu suka, nggak suka, dan butuhkan
- Mengerti dan bisa berempati sama orang lain
- Berkomunikasi dengan jelas dan efektif
- Bikin keputusan yang masuk akal, sesuai dengan nilai yang penting buatmu
- Termotivasi dan ambil tindakan buat capai tujuan
- Membangun hubungan yang kuat, sehat, dan memuaskan
Pahami Bagaimana Rasa Takut Mempengaruhi Reaksimu
Rasa takut akan sesuatu yang buruk terjadi di masa depan adalah salah satu hal yang bikin kita manusia.
Hewan mungkin hanya takut sama bahaya yang langsung terjadi saat itu juga. Tapi kita, manusia, bisa takut pada hal yang belum terjadi, bahkan yang belum kelihatan sama sekali.
Beberapa orang bilang rasa takut itu penting… karena bisa mencegah kita melakukan hal bodoh. Tapi dari pengalaman, banyak rasa takut yang sebenarnya nggak perlu, nggak berdasar, dan justru bikin kita mundur dari sesuatu yang sebenarnya bisa kita capai.
Menghadapi Rasa Takut
Pernah merasa takut kalau kamu nggak cukup baik?
Tenang, rasa takut itu wajar kok. Tapi kalau rasa takut itu sampai bikin kamu berhenti ngejar impianmu, nah itu baru sayang banget.
Nggak ada langkah pasti satu-satu buat ngalahin rasa takut. Tapi ini yang aku pelajari, dari pengalaman sendiri dan cerita orang lain:
1. Akui rasa takutmu.
Ini langkah pertama yang penting banget. Kalau kamu bisa melakukan ini aja sekarang, kamu udah melakukan hal besar. Banyak dari kita punya rasa takut, tapi seringkali kita simpan jauh-jauh di belakang kepala, pura-pura nggak ada. Padahal mereka tetap ada. Dan setiap hari, mereka ngaruh ke hidup kita. Jadi, akui dulu rasa takut itu.
2. Tulis rasa takutmu.
Takutmu itu soal apa sih? Tulis di kertas. Dengan menulis, kamu bukan cuma mengakuinya, tapi juga mengeluarkannya dari kepala kamu. Sekarang dia nggak lagi nguasain kamu. Sekarang dia ada di luar, dan kamu bisa ngontrolnya.
3. Rasakan rasa takut itu.
Setelah kamu akui, kamu mungkin masih takut juga. Nggak apa-apa. Sadari kalau kamu nggak sendirian. Kita semua punya rasa takut seperti ini. Kita semua pernah mikir “apa aku cukup baik?”. Ulangi dalam hati: nggak ada yang salah dengan punya rasa takut ini.
Sekarang izinkan dirimu ngerasain takut itu.
4. Tanya ke diri sendiri: Apa hal terburuk yang bisa terjadi?
Seringnya, hal yang kita takutkan nggak separah bayangan kita. Misalnya kamu takut gagal dalam hubungan. Terus gimana kalau itu kejadian? Ya kamu mungkin bakal sakit hati, tapi kamu bisa bangkit, ketemu orang yang lebih cocok, dan hidupmu tetap jalan.
5. Lakukan saja.
Takut? Tetap lakukan. Cara ngalahin rasa takut ya dengan tetap maju.
6. Fokus di saat ini.
Rasa takut akan kegagalan biasanya muncul karena kita terlalu mikirin masa depan. Kita sibuk cemas sama “nanti gimana ya kalau…”.
Sekarang, coba singkirkan semua pikiran soal masa depan. Lupakan juga kegagalan masa lalu. Fokus aja sama sekarang.
Lakukan sesuatu sekarang juga buat ngelawan rasa takut itu, dan kejar tujuanmu tanpa mikirin “nanti gimana”.
7. Mulai dari langkah kecil.
Ngalahin rasa takut dan ngejar tujuan kadang terasa berat banget. Jadi, mulai dari yang kecil aja.
Lakukan satu hal kecil yang kamu tahu kamu bisa. Setelah berhasil, rayakan, dan lanjut ke langkah kecil berikutnya. Terus ulangi. Lama-lama kamu bakal nyadar kalau kamu udah ngalahin lebih banyak dari yang kamu bayangkan.
8. Rayakan setiap keberhasilan!
Sekecil apapun itu, tetap rayakan. Rasakan rasa bangga itu, dan pakai sebagai tenaga buat melangkah lebih jauh.
Punya Harapan yang Realistis
Salah satu alasan kenapa jatuh cinta bisa terasa bikin frustrasi adalah karena kita sering berharap yang terlalu tinggi. Kita mengharapkan hal yang ajaib—chemistry yang langsung klik, pujian manis, kesetiaan tanpa celah, dan obrolan yang seru dan nyambung.
Dan semua itu kita harapkan bahkan sebelum makanan utama datang di restoran.
Punya harapan yang sehat dalam hubungan bukan berarti kamu harus nurunin standar atau ngalahin prinsip.
Tapi lebih ke membuka pikiran dan membiarkan hubungan berkembang secara alami, dengan ritmenya sendiri.
Kalau kamu sering kecewa setiap kali jatuh cinta, mungkin kamu sedang “menciptakan” rasa kecewa itu sendiri karena ekspektasimu. Coba tips-tips ini untuk mengatur ulang harapanmu soal cinta.
Soal Harapan Kamu
1. Lihat kencan sebagai kesempatan kenalan, bukan ujian jodoh.
Anggap aja kencan itu momen buat saling mengenal. Udah itu aja.
Kalau ternyata cocok dan lanjut ke kencan kedua, ya bagus! Kalau terasa spesial banget, ya lebih bagus lagi! Tapi hubungan yang berbunga-bunga itu bonus, bukan kewajiban.
2. Jadi romantis yang jujur.
Punya harapan yang wajar bukan berarti kamu harus sinis atau pahit soal cinta. Kamu tetap bisa punya hati yang terbuka dan semangat yang optimis, sambil tetap membumi dan realistis.
3. Ingat, pasanganmu nggak berutang apa pun ke kamu.
Di awal kenalan, satu-satunya hal yang perlu adalah saling bersikap baik selama waktu kalian bareng.
Di luar itu, ya nggak ada kewajiban apa-apa. Dia nggak harus telepon kamu beberapa hari kemudian. Dia juga nggak harus kasih alasan kenapa nggak mau ketemu di hari tertentu. Jangan berharap terlalu banyak terlalu cepat.
4. Jujur soal apa yang bisa dan nggak bisa kamu berikan.
Kalau kamu nggak nyaman untuk ciuman, ya jangan dipaksain.
Kalau kamu nggak sanggup bayar makan malam mahal, ya jangan pura-pura mampu, kecuali pasanganmu memang niat mentraktir.
Kalau kamu capek dan pengen langsung pulang setelah makan, ya pulang aja.
Kalau kamu nggak nyaman berhubungan di tempat umum, ya jangan.
Memberi lebih dari yang kamu siap kasih, biasanya cuma bikin kamu merasa sakit hati atau nyesel nanti.
5. Biarkan hubungan berkembang dengan caranya sendiri.
Jangan terlalu ngatur atau maksa hubungan harus ke arah tertentu.
Kita nggak pernah tahu hubungan ini akan kemana.
Fokus ke saat ini, dan belajar untuk melepaskan kontrol.
6. Terima bahwa hubungan punya naik-turun.
Kenalan sama orang itu proses yang pelan, ada pasang surutnya.
Kadang dekat, kadang agak menjauh, lalu dekat lagi.
Jangan panik kalau kalian berdua kayak menjauh untuk sementara. Itu hal yang wajar.
7. Tetap jalani hidupmu sendiri.
Tetap nongkrong sama teman. Jalani rutinitas seperti biasa.
Waktu lagi jatuh cinta, gampang banget tenggelam dalam “gelembung cinta” yang rasanya indah banget.
Tapi suatu saat, gelembung itu bisa pecah.
Kalau kamu tetap punya sedikit keseimbangan dengan kehidupanmu sendiri, kamu nggak akan kaget saat kembali ke realita.
8. Kalau dia kelihatan nggak tertarik sama kamu, lanjut aja.
Dan kalau kamu sendiri merasa nggak tertarik lagi sama dia, ya udah, jangan dipaksain. Lanjutkan hidup.
Belajar Bertanggung Jawab atas Bagianmu dalam Hubungan
Kita bertanggung jawab atas semua tindakan kita—apa pun itu. Kita bertanggung jawab atas pikiran dan perbuatan kita, baik yang disengaja maupun tidak.
Orang yang bertanggung jawab bisa saja berbuat salah, tapi kalau itu terjadi, mereka akan mengakuinya dan mencoba memperbaikinya.
Berikut beberapa cara untuk jadi pribadi yang lebih bertanggung jawab.
Rapikan Diri
1. Bertanggung jawablah.
Mungkin kamu membentak anak karena kamu udah capek banget seharian.
Atau kamu ngomel ke pasanganmu karena dia terus ngobrol tentang hal yang kamu nggak tertarik.
Atau kamu klakson sambil kasih isyarat jari ke pengendara yang nyalip kamu sembarangan.
Meskipun orang lain yang mulai, kamu tetap bertanggung jawab atas diri sendiri.
Apa pun yang kamu lakukan, itu tanggung jawabmu.
Kalau anakmu lagi rewel, pasanganmu lagi nyebelin, atau rekan kerja bikin stres, kamu tetap punya kendali penuh atas cara kamu bereaksi. Sikapmu, tanggapanmu—itu milikmu sendiri.
2. Berhenti menyalahkan.
Menyalahkan orang lain itu gampang. Bahkan, kamu bisa aja nyari-nyari kesalahan siapa pun.
Tapi menyalahkan nggak akan bikin kamu jadi orang yang dewasa dan bertanggung jawab.
Kalau kamu berhenti nunjuk orang lain, kamu punya kuasa atas dirimu sendiri.
Ingat: cuma karena orang lain bersikap buruk, bukan berarti kamu juga harus ikut-ikutan.
3. Akui apa yang terjadi.
Kalau kamu bisa bilang jujur, “Iya, aku lupa nelpon seperti yang aku janjikan,”
itu lebih baik daripada nyari-nyari alasan aneh.
Kalimat yang bertanggung jawab adalah: “Aku salah.”
Dan kalau ditambah, “Gimana aku bisa memperbaikinya?” orang lain akan lebih mudah memaafkan kamu.
Sikap jujurmu bikin kamu lebih dihargai.
4. Fokus ke hal-hal positif.
Jalani hari dengan sikap yang positif.
Pernah sadar nggak, orang yang nggak mau tanggung jawab biasanya selalu negatif dan suka nyinyir?
Orang yang selalu nyalahin orang lain, biasanya merasa hidupnya apes terus.
Apa pun yang salah, pasti karena orang lain.
Makanya mereka susah bahagia—karena selalu merasa jadi korban.
Kalau kamu mau ambil tanggung jawab atas hidup yang kamu pengen, kamu akan lebih fokus ke hal-hal yang berjalan baik.
Sedikit perubahan sudut pandang bisa bikin kamu dari yang tadinya “pecundang,” jadi “pemenang.”
5. Kenali diri sendiri.
Bertanggung jawab juga berarti jujur sama kekuatan dan kelemahanmu.
Kamu akui hal-hal baik tentang dirimu, dan kamu manfaatkan bakatmu.
Kamu tahu kalau kamu sudah melakukan sesuatu dengan baik.
Kamu hargai usahamu sendiri.
Kamu baik ke dirimu sendiri.
Orang yang bertanggung jawab nggak akan meremehkan pencapaiannya sendiri.
Dia tahu kualitas positifnya, dan dia terus bertumbuh secara emosional.
6. Ucapkan terima kasih.
Kalau ada orang yang memuji kamu, cukup bilang, “Terima kasih.”
Kalau ada yang baik sama kamu atau ngasih hadiah, terimalah dengan tulus.
Respons yang bertanggung jawab adalah menghargai, bukan meremehkan.
7. Fokus pada diri sendiri dengan cara yang sehat.
Terlalu mikirin masalah sendiri, khawatir terus soal masa depan, atau menyesali masa lalu bisa bikin kamu tenggelam dalam rasa kasihan terhadap diri sendiri. Itu capek dan nggak sehat.
Tapi meluangkan waktu untuk benar-benar mengenali dirimu sendiri, dengan cara yang lembut dan jujur, itu adalah awal dari cinta diri dan tanggung jawab pribadi.
Kalau kamu mengenali luka batinmu, batasanmu, dan juga bakatmu, kamu akan bertumbuh jadi versi terbaik dari dirimu. Dan dari sanalah kamu bisa benar-benar hidup, mencintai dengan tulus, dan menciptakan hidup yang bermakna.
Belajar Jadi Pasangan yang Peka dan Perhatian
Menjalin hubungan berarti peduli pada kenyamanan dan kebahagiaan pasangan—di segala aspek.
Kalau kamu benar-benar ingin membahagiakan pasanganmu, kamu perlu memperhatikan hubungan ini, baik saat di ranjang maupun di luar itu.
Berikut beberapa ide yang bisa kamu coba.
Perhatikan Baik-Baik
1. Jadilah orang yang perhatian.
Nggak ada yang lebih menyenangkan daripada tahu kalau pasanganmu benar-benar pengin menghabiskan waktu bareng kamu.
Sediakan waktu buat ngobrol atau bahkan sekadar nemenin dia belanja atau jalan-jalan.
Kalau kamu nunjukin bahwa kamu senang bisa menghabiskan waktu bareng dia, itu bisa bikin pasanganmu merasa sangat dihargai dan dicintai.
2. Kenali hal-hal kecil yang dia suka.
Kalau pasanganmu suka minum teh hangat di pagi hari, bikinkan teh untuk dia.
Kalau dia suka tidur siang di kursi favoritnya, selimuti dia dengan lembut.
Hal-hal kecil kayak gitu bisa bikin hubungan kalian terasa lebih hangat dan berkualitas.
3. Jaga kebersihan diri.
Meskipun ini terdengar sepele, banyak orang yang masih cuek soal ini.
Misalnya, tetap pengin ciuman pagi-pagi padahal napasnya bau.
Coba deh, bangun duluan, sikat gigi, terus cium pasanganmu dengan segar.
Itu bisa bikin momen lebih manis, dan siapa tahu malah lanjut ke hal-hal romantis lainnya.
Kalau udah bangun, sekalian aja mandi biar tambah segar.
4. Tanyakan apa yang dia suka.
Khususnya dalam hal sentuhan atau keintiman, setiap orang punya preferensi sendiri.
Mungkin pasanganmu suka disentuh di bagian tertentu—misalnya di punggung bawah, atau suka dicium di leher.
Cari tahu apa yang dia suka dan gimana dia suka diperlakukan.
Kalian berdua akan sama-sama merasa lebih puas dan bahagia.
5. Bawa sikap perhatian itu sampai ke ranjang.
Hubungan seksual juga penting dalam banyak hubungan.
Setiap orang punya selera dan keinginan yang berbeda-beda.
Pelajari apa yang pasanganmu suka, dan tunjukkan bahwa kamu senang membuatnya bahagia.
Kalau kamu bisa bikin pasanganmu puas, baik di dalam maupun di luar ranjang, hubungan kalian akan terasa makin kuat.
6. Jujurlah.
Nggak ada yang bisa merusak hubungan secepat kebohongan.
Kalau kamu ketahuan bohong, kepercayaan pasanganmu bisa hancur total.
Itu akan memengaruhi semua bagian dari hubungan kalian.
Kejujuran itu penting banget buat menjaga hubungan tetap sehat dan langgeng.
Belajar Jadi Komunikator yang Baik
Belajar cara berkomunikasi dengan baik itu penting banget, baik dalam kehidupan sehari-hari, di tempat kerja, maupun dalam hubungan pribadi.
Kamu perlu tahu gimana caranya menyampaikan maksud tanpa bikin orang lain tersinggung atau merasa diserang.
Dengan latihan, kesabaran, dan waktu, siapa pun bisa jadi komunikator yang lebih baik dan punya hubungan yang lebih sehat dengan orang-orang terdekat.
Komunikasi yang Baik
1. Bicara dengan tenang dan pelan.
Tarik napas dalam-dalam supaya kamu tetap tenang dan nggak kebawa emosi—entah kamu lagi marah, gugup, atau malu.
Ngomong pelan dan jelas bikin pesan kamu lebih mudah dipahami.
2. Sampaikan dengan jelas dan langsung.
Jangan muter-muter. Katakan aja apa yang kamu rasakan secara spesifik, misalnya,
“Aku lagi capek banget karena semalam kurang tidur.”
Jangan berharap orang lain bisa baca pikiran kamu. Langsung ke intinya.
3. Belajar mendengarkan.
Fokus pada orang yang lagi ngomong. Tatap matanya.
Kamu bisa ulangi sedikit yang dia bilang, supaya dia tahu kamu benar-benar dengerin dan ikut terlibat dalam obrolannya.
Mendengarkan itu bagian besar dari komunikasi yang baik.
4. Perhatikan bahasa tubuh.
Jangan ngelirik ke mana-mana atau main HP saat orang lain ngomong.
Bahasa tubuh kamu bisa nunjukin apakah kamu peduli atau nggak.
Kalau kamu kelihatan cuek, kamu bisa terkesan dingin dan nggak empati.
5. Campur pujian dengan kritik.
Coba kasih pujian dulu sebelum nyampaikan keluhan.
Misalnya:
“Aku suka banget kamu perhatian, tapi aku jadi ngerasa kurang dihargai waktu kamu nggak dengerin aku kemarin.”
Dengan begitu, pasangan atau orang yang kamu ajak bicara nggak bakal langsung defensif atau marah.
Meskipun ada banyak cara buat komunikasi, orang-orang yang jago ngobrol biasanya punya prinsip dan teknik yang mirip.
Skill komunikasi yang baik penting banget, nggak cuma buat karier, tapi juga buat hubungan di rumah dan kehidupan sosial secara umum.
Ingat, jadi komunikator yang baik itu proses seumur hidup—bukan tujuan akhir yang langsung bisa dicapai.
Belajar untuk Nggak Menyimpan Dendam
Setiap orang pasti pernah merasa sakit hati atau kecewa.
Ada orang yang bisa cepat move on dan lanjut hidup, tapi ada juga yang nyimpan sakit hati bertahun-tahun.
Kalau kamu termasuk yang masih nyimpan dendam, coba ikuti langkah-langkah ini supaya bisa memaafkan dan melepaskan beban itu.
Jangan Menyimpan Dendam
1. Pilih untuk lanjut dan lepasin.
Nyimpan dendam itu makan energi banget.
Coba putuskan untuk melepaskan dan bersihin ruang pikiran yang dipenuhi rasa pahit itu.
Begitu kamu ambil keputusan buat move on, pelan-pelan dendam itu bakal memudar.
2. Sadari dan terima perasaan kamu.
Rasa pahit sering muncul karena kita nggak benar-benar mengakui perasaan kita.
Luangkan waktu buat bener-bener ngerti kamu tuh lagi ngerasa apa dan kenapa.
Kalau memang ada yang perlu kamu omongin, omongin.
Tapi kalau kamu udah pernah ungkapin, sekarang waktunya selesaikan perasaan itu sendiri dan berdamai.
3. Terima kenyataan.
Jangan nunggu-nunggu permintaan maaf.
Kemungkinan besar, orang yang nyakitin kamu udah nggak mikirin kejadian itu lagi.
Kamu mungkin nggak akan pernah dapat permintaan maaf, tapi itu bukan alasan buat terus nyimpan dendam. Jadilah orang yang lebih dewasa dan lepaskan kejadian itu.
4. Memaafkan bukan berarti membenarkan.
Memaafkan itu bukan berarti kamu bilang tindakan mereka benar.
Kalau kamu memang disakiti, kamu tetap bisa mengingatnya tanpa harus terus menyimpan sakitnya.
Memaafkan berarti kamu sadar bahwa orang lain juga manusia—dan semua orang bisa bikin kesalahan.
5. Ubah fokusmu.
Coba lihat sisi baik dari orang itu atau dari situasinya.
Mungkin kamu jadi belajar sesuatu, atau kamu jadi tahu batasan dan kekuatanmu sendiri.
Mengubah cara pandang bisa bantu kamu melepas rasa pahit itu.
6. Jangan terus-menerus mengungkit.
Kalau kamu udah pernah ungkapin rasa kecewamu dan memutuskan buat lanjut, jangan terus bahas kejadian itu. Kalau kamu mulai keinget lagi, alihkan pikiranmu. Kalau orang lain bahas itu, bilang aja, “Itu udah lewat, aku nggak mau bahas lagi.”
Belajar Menyukai Hal-Hal yang Sama
Dalam hubungan, pasanganmu mungkin punya minat yang nggak selalu kamu suka. Tapi penting buat cari cara supaya kamu tetap bisa berbagi minat itu tanpa terlihat pura-pura atau terlalu memaksakan diri. Misalnya, kalau pasanganmu suka musik rock tahun 60-an sementara kamu lebih suka R\&B klasik, kamu bisa coba pelajari musisi seperti Hendrix yang punya nuansa blues dalam musik rock-nya.
Tumbuhkan Ketertarikan
1. Gunakan latar belakangmu untuk nyambung.
Misalnya pasanganmu suka baca buku sejarah tentang Perang Dunia Kedua, dan kamu punya keluarga yang pernah terlibat dalam perang itu, kamu bisa tunjukin album keluarga dan cerita soal pengalaman mereka. Itu bisa bikin obrolan kalian makin dalam dan bermakna.
2. Cari aktivitas seru yang kalian berdua suka.
Misalnya kalian berdua suka musik jazz dan bisa main alat musik, kalian bisa bikin konser kecil-kecilan di rumah. Ajak teman-teman makan malam sambil nikmatin penampilan kalian. Ini bisa bikin hubungan makin dekat walau kalian beda latar belakang.
3. Sesekali kompromi.
Kadang kamu perlu sedikit keluar dari zona nyaman. Misalnya kamu nggak suka makanan Italia, tapi pasanganmu besar di keluarga Italia—cobalah belajar masak makanan favorit dia. Kamu bisa baca buku resep Italia, nanya ke keluarganya, atau cari resep di internet.
Siapa tahu, kamu malah jadi suka.
4. Tunjukkan rasa ingin tahu.
Tanya ke pasangan soal hal-hal yang dia suka. Ini bisa bantu kamu lebih ngerti, dan mungkin kamu malah jadi tertarik juga. Contohnya, kalau pasanganmu suka ngumpulin koin dari luar negeri, kamu bisa tanya soal budaya negara yang ada di koin itu. Semakin banyak kamu tahu, bisa jadi kamu malah tertarik buat belajar tentang budaya dunia.
Intinya, kamu nggak harus langsung suka semua hal yang dia suka. Tapi dengan usaha kecil dan terbuka buat belajar, kamu bisa lebih nyambung, dan hubungan kalian pun jadi lebih hangat.
Penutup
Hubungan yang kuat dan positif itu penting banget buat kesuksesan kita. Kita hampir selalu berinteraksi dengan orang lain, jadi setiap momen itu sebenarnya bisa jadi kesempatan buat memperkuat keterampilan sosial dan menjalin hubungan yang lebih baik.
Hubungan jangka panjang yang sehat bisa ngasih kita banyak manfaat.
Hubungan yang sehat itu menyenangkan dan bikin kita merasa lebih baik tentang diri sendiri. Kamu bisa punya hubungan yang baik dengan siapa aja di hidupmu—keluarga, teman, bahkan pasangan.
Hubungan yang sehat juga penting banget buat kebahagiaan dan kesehatan mental kita. Bahkan bisa berpengaruh ke kesehatan fisik juga, dari kesehatan jantung sampai masalah yang datang seiring bertambahnya usia. Menjaga hubungan yang sehat itu memang nggak gampang, tapi sangat mungkin dilakukan. Dalam hubungan yang sehat, ada saling percaya. Kalau udah saling percaya, kita bisa jujur soal kekurangan atau kesalahan kita karena tahu orang yang kita percaya nggak bakal menghakimi.
Kalau kamu punya hubungan yang sehat, kamu bisa dapat dukungan dari pasangan atau orang-orang terdekat. Hidup ini penuh perubahan dan tantangan. Kadang hal-hal itu bikin kita nggak nyaman, tapi justru itu yang bikin kita tumbuh. Hubungan yang baik bisa kasih dorongan dan semangat supaya kita bisa melewati semuanya dan jadi pribadi yang lebih baik.
Punya seseorang yang mau dengerin kamu tanpa menghakimi saat kamu lagi sedih, marah, atau stres itu berharga banget. Kadang kita cuma butuh curhat tanpa harus mikirin kata-kata yang pas. Orang-orang yang udah lama menjalin hubungan biasanya punya banyak pengalaman bareng, jadi mereka bisa “nangkap maksudmu” tanpa kamu perlu jelasin panjang lebar.
Kalau kamu punya hubungan yang sehat, kamu nggak sendirian. Selalu ada yang bisa kamu hubungi kalau kamu butuh bantuan—baik itu saran, info soal karier, atau sekadar minta bantuan ngerjain sesuatu yang kamu belum bisa sendiri.
Berbagi hidup dengan orang-orang yang kamu percaya, yang menerima kamu apa adanya, yang kenal dan dukung kamu, bikin hidup lebih ringan. Kamu punya teman sejati, dan jadi lebih kecil kemungkinan untuk konflik. Hubungan yang baik juga bikin kerja tim di kantor atau keluarga lebih lancar, karena bisa mengurangi stres dan menciptakan rasa aman secara emosional.
Punya hubungan yang baik juga berarti ada cinta dua arah. Dikelilingi orang-orang yang kamu sayang dan yang juga sayang kamu, bikin hidup jadi lebih harmonis, penuh dukungan, dan pastinya bahagia.
Kamu akan merasa hidupmu lebih utuh dan memuaskan.