Tips dan Cara Menghadapi Wawancara Kerja
Tips dan Cara Menghadapi Wawancara Kerja – Pelajari hal-hal penting yang harus dan tidak boleh dilakukan saat wawancara kerja. Dari persiapan hingga pilihan kata, semua dibahas di sini supaya peluang diterima kerja jadi lebih besar.
Daftar isi
- 1 Hal yang Harus dan Tidak Boleh Dilakukan Saat Wawancara
- 2 Saat Wawancara, Jangan Pernah Pakai Bahasa Gaul atau Kata Kasar
- 3 Kesalahan Umum Saat Wawancara
- 4 Proses Setelah Wawancara
- 5 Cara Jaminan Wawancara yang Sukses
- 6 Tunjukkan Kamu Tahu Tentang Perusahaannya
- 7 Wawancara Santai Bisa Membuat Suasana Lebih Nyaman
- 8 Kunci Sukses Saat Wawancara Kerja
- 9 Pertanyaan yang Harus Kamu Siapkan
- 10 Alasan Lain Kenapa Kamu Bisa Gagal Wawancara
- 11 Topik Pembicaraan Saat Wawancara
Hal yang Harus dan Tidak Boleh Dilakukan Saat Wawancara
Kalau kamu mau peluangmu untuk dapat kerja lebih besar, kamu harus tahu apa yang boleh dan nggak boleh dilakukan saat wawancara. Mungkin kelihatannya sepele, tapi hal-hal kecil ini bisa banget nentuin kamu diterima atau nggak. Penting banget tahu apa yang bikin kamu dapat nilai plus, dan apa yang malah bikin kamu kehilangan kesempatan itu. Kebanyakan orang mungkin sudah tahu apa yang harus dan nggak harus dilakukan saat wawancara, tapi buat yang baru nyari kerja pertama kali—apalagi kerja full-time pertama—mungkin belum tahu banyak hal ini.
Hal yang Harus Dilakukan Sebelum dan Saat Wawancara:
- Cari tahu dulu tentang perusahaan tempat kamu melamar
- Siapin CV (resume) cetak, jangan cuma simpan di HP
- Pastikan pakaian kamu cocok untuk wawancara (biasanya yang rapi dan sopan, bisa pakai baju kerja atau business casual sesuai perusahaan), pastikan baju kamu bersih dan tidak kusut
- Buat daftar pertanyaan yang ingin kamu tanyakan ke pewawancara
- Bawa buku catatan untuk mencatat hal penting selama wawancara
- Datang tepat waktu—kalau ada hal yang bikin kamu telat, langsung hubungi pewawancara dan bilang apakah masih mau ketemu atau mau jadwal ulang
- Matikan atau taruh HP di mobil saat wawancara, jangan ganggu selama wawancara
- Kirim ucapan terima kasih ke pewawancara sesegera mungkin setelah wawancara, ini bisa nambah peluang kamu diterima
Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Sebelum dan Saat Wawancara:
- Jangan jadwalkan wawancara terlalu berdekatan, siapa tahu ada tes tambahan atau harus ketemu bos departemen
- Jangan bawa anak atau orang lain kecuali mereka juga melamar posisi yang sama
- Jangan merokok saat wawancara, walaupun diizinkan; kalau kamu merokok sebelum wawancara, sedia permen karet atau mint buat ngilangin bau mulut dan bau rokok di baju
- Jangan makan atau mengunyah permen karet saat wawancara; kalau kamu pakai permen untuk ngilangin bau rokok, habiskan dulu sebelum masuk ruangan
- Fokuslah pada topik wawancara, jangan ngobrolin hal pribadi
- Jangan bawa minuman sendiri ke ruangan wawancara—kalau ditawarin kopi, teh, atau air sama pewawancara, baru boleh terima
Pilih Kata-kata dengan Hati-hati
Saat ngobrol soal posisi kerja baru, walaupun itu di perusahaan yang sama kamu kerja sekarang, hati-hati dengan pilihan kata. Banyak orang kehilangan kesempatan bagus karena nggak jaga bahasa yang sopan dan tata bahasa yang benar saat wawancara. Kalau kamu biasa ngomong nggak pake grammar yang bener, saat wawancara kamu harus pakai grammar yang baik. Mungkin di antara teman atau rekan kerja kamu biasa ngomong santai pakai bahasa gaul atau double negative, tapi kalau mau dapet nilai plus saat wawancara, kamu harus ngomong kayak orang yang terdidik.

Saat Wawancara, Jangan Pernah Pakai Bahasa Gaul atau Kata Kasar
Saat wawancara, jangan sekali-kali pakai bahasa gaul atau kata-kata kasar. Mungkin buat sebagian orang ini berarti harus mikir dulu sebelum ngomong, tapi ini penting banget kalau kamu pengen dapat kerja atau pindah kerjaan. Apa yang biasa kamu bilang di rumah atau di kantor kamu sekarang, belum tentu oke di ruang wawancara atau tempat pertemuan wawancara. Pilihan kata kamu bisa jadi penentu kamu diterima atau nggak. Kalau kamu nggak yakin soal grammar atau tata bahasa kamu, ada baiknya kamu belajar sedikit dulu sebelum wawancara. Kadang hal kecil kayak mengakhiri kalimat dengan kata depan (preposition) mungkin nggak terlalu dilihat, tapi salah pakai kata kerja atau pakai bahasa gaul pasti langsung ketahuan.
Topik Pembicaraan Saat Wawancara
Topik yang kamu bicarain juga harus profesional. Walaupun kamu kenal pewawancara sebagai teman, jangan pakai kesempatan wawancara buat cerita lelucon atau cerita-cerita pribadi yang nggak ada hubungannya. Wawancara itu waktu buat pisahin urusan pribadi dan pekerjaan. Pilih topik yang sesuai dengan wawancara dan pilih kata-katamu dengan cermat supaya kamu terlihat profesional, bukan orang yang butuh banyak belajar lagi. Jangan coba-coba pakai kata-kata besar yang kamu nggak ngerti cuma buat keliatan pinter, karena kalau kamu salah konteks, kamu malah keliatan konyol di mata pewawancara dan kemungkinan besar kamu nggak akan dapat pekerjaan itu.
Memilih Wawancara yang Tepat Kalau Dapet Banyak Undangan
Kalau kamu sudah kirim banyak lamaran dan dapat banyak undangan wawancara, gimana? Kalau kamu nggak kerja ya nggak masalah, tinggal ikut aja. Tapi kalau kamu pengen pindah karier dan cuma punya waktu terbatas buat wawancara, gimana cara milihnya? Cara terbaik adalah pilih yang paling sesuai sama yang kamu cari. Kalau waktu kamu terbatas, pilihlah wawancara yang paling menguntungkan buat karier kamu.
Kalau kamu punya beberapa pilihan yang bagus, kamu harus pertimbangin semuanya, termasuk seberapa cepat wawancaranya bisa dilakukan supaya kamu bisa pilih yang terbaik. Mungkin kamu bisa ambil cuti beberapa jam dari kerja sekarang buat ikut wawancara yang bagus-bagus itu. Kalau kamu batasi jumlah wawancara, kamu mungkin susah dapetin posisi yang kamu mau. Tapi bukan berarti kamu harus ambil cuti banyak banget buat wawancara. Kamu cuma perlu atur waktu supaya semua wawancara yang penting bisa kamu jalani. Pilihlah wawancara yang benar-benar bisa bantu karier kamu dan yang peluang kamu diterima paling besar. Hindari yang nggak mendukung pilihan karier kamu.
Setelah kamu bisa atur waktu dengan baik untuk wawancara posisi yang sesuai tujuan karier kamu, pastikan kamu ikuti aturan wawancara supaya peluang diterima makin besar. Artinya, kamu harus berpakaian rapi dan ngobrol dengan baik saat wawancara. Fokuslah pada posisi yang kamu lamar dan hindari ngobrolin hal pribadi yang nggak ada hubungannya sama pekerjaan. Penting banget untuk tetap fokus kalau kamu mau pindah karier atau mulai karier baru secepat mungkin. Memilih tawaran wawancara yang tepat bisa bantu kamu ngelakuin itu tanpa ganggu jam kerja atau tugas kamu sekarang. Jadi, pilih dengan bijak tapi tetap cari peluang karier terbaik supaya waktu wawancara kamu bisa efisien.
Kesalahan Umum Saat Wawancara
Kalau kamu lagi nyari kerja, apalagi di waktu yang lapangan kerjanya terbatas, penting banget buat nunjukin diri kamu sebaik mungkin. Banyak pelamar kerja yang sering bikin kesalahan yang sebenarnya bisa bikin mereka gagal dapetin posisi yang dilamar. Dengan tahu dan menghindari kesalahan-kesalahan ini, peluang kamu buat sukses di wawancara dan dapat kerja baru bakal jauh lebih besar. Ini sebenarnya nggak susah, cuma perlu niat dan paham betapa pentingnya hal ini. Kalau kamu tahu apa yang biasanya salah, kamu bisa tahu juga kenapa kamu gagal sebelumnya.
Pakaian yang Nggak Pas Bisa Bikin Gagal
Salah satu hal pertama yang bisa bikin kamu gagal adalah salah pakai baju. Mungkin kamu pikir pakai jeans dan kaos itu oke buat wawancara karena kamu nggak punya baju kerja. Tapi kenyataannya, jeans itu nggak cocok sama sekali untuk wawancara, kecuali wawancara kamu dilakukan di lokasi konstruksi atau gudang yang kotor, dan itu pun cuma kalau pewawancara bilang sebelumnya kalau tempatnya kotor. Jangan pernah pakai celana pendek, apapun jenisnya, ke wawancara. Pakaian yang cocok buat wawancara biasanya untuk cewek itu rok dan blouse, dress, atau celana panjang yang rapi dengan atasan yang matching. Untuk cowok, pakailah celana panjang rapi atau casual dengan kemeja.
Bawa HP ke Wawancara Bisa Bikin Gagal
Bawa HP ke wawancara juga bisa bikin kamu gagal. Kalau nggak bisa ninggalin HP di mobil, setidaknya matiin atau silent dulu. Kecuali ada keadaan darurat yang serius banget sama anak atau keluarga, nggak ada yang nggak bisa nunggu sampai wawancara selesai. Kasih tahu teman dan keluarga supaya nggak nelpon atau SMS kamu dulu sampai wawancara beres. Saat wawancara, HP jangan sampai di tangan atau kelihatan. Pakai HP saat wawancara itu sama aja salahnya kayak bawa anak ke wawancara — ini juga bikin perusahaan langsung coret kamu dari daftar pelamar. Kalau kamu nggak bisa cari babysitter buat wawancara, artinya kamu juga belum siap kerja tiap hari.
Cari Tahu Tentang Perusahaannya Dulu
Kalau kamu wawancara di perusahaan yang belum kamu kenal, ada baiknya cari tahu dulu tentang perusahaan itu. Biasanya pewawancara bakal tanya apa yang bisa kamu kontribusikan buat perusahaan, dan susah jawab kalau kamu nggak tahu apa-apa tentang mereka. Kamu bisa dapet banyak info dari laporan tahunan mereka yang biasanya dipajang di ruang tunggu — jadi usahain datang agak lebih awal supaya bisa baca dulu. Halaman “Tentang Kami” di website perusahaan juga tempat yang bagus buat cari info. Kalau kamu nggak punya komputer di rumah atau kantor, bisa ke perpustakaan buat cari info soal perusahaan itu. Mungkin sekarang kedengeran nggak penting, tapi kalau kamu tahu tentang perusahaan itu, kamu bakal kelihatan lebih serius dan ambisius. Kalau kamu dan pelamar lain sama-sama bagus, tapi kamu yang sudah usaha cari info soal perusahaan, kamu pasti dapat nilai plus di penilaian akhir.
Kalau kamu tahu lebih banyak soal perusahaan, kamu juga bisa lebih paham apakah kamu cocok dan memang benar-benar mau kerja di situ. Masalahnya, pas wawancara kamu nggak selalu dapat gambaran yang jelas soal perusahaan itu, dan kamu juga nggak mau tanya terus terang kalau kamu nggak pernah cari info sebelumnya. Semakin banyak kamu tahu soal perusahaan, kamu dan pewawancara bakal lebih gampang nentuin apakah kamu cocok buat posisi yang dilamar.
Kadang-kadang waktu buat cari info juga terbatas, tapi kamu harus cukup paham supaya bisa nunjukin ke pewawancara kalau kamu setidaknya tahu perusahaan itu dan ngerti produk atau jasa yang mereka tawarkan.
Penting juga buat tahu soal perusahaan yang kamu lamar karena bisa jadi mereka mendukung hal-hal yang nggak kamu setujui. Contohnya, kalau mereka dukung riset stem cell tapi kamu nggak setuju, mungkin itu bukan perusahaan yang pas buat kamu. Kalau kamu tahu hal-hal kayak gitu sebelum wawancara atau sebelum proses diterima selesai, kamu bisa menghindari kerja di perusahaan yang punya prinsip yang bertentangan sama kamu.
Mengatur Alur Obrolan Wawancara
Salah satu masalah yang sering dialami orang adalah sulit mengarahkan pembicaraan supaya tetap profesional saat wawancara. Ngobrol yang terlalu personal sama pewawancara nggak bakal nambah nilai kamu — malah bisa bikin kamu keliatan kurang serius karena terkesan lagi cari teman bukan cari kerjaan. Memang sih, kadang pewawancara juga ikut ‘mengalihkan’ pembicaraan ke hal-hal personal. Tapi kalau kamu terus-terusan ngobrol soal pribadi, tujuan wawancara jadi nggak jelas dan kamu juga nggak fokus ngerespon pertanyaan yang penting buat kamu dan pewawancara.
Kadang ada pewawancara yang sengaja nyoba gali info pribadi dengan cara mengalihkan pembicaraan keluar dari topik kerja. Kamu harus jaga supaya tetap fokus ke hal-hal yang penting buat posisi kerja yang kamu lamar. Ini supaya kamu nggak kebanyakan ngomong dan waktu pewawancara nggak kebuang sia-sia, dan kamu bisa dapat semua info soal posisi dan perusahaan.
Boleh sih bilang kalau kamu sudah menikah dan punya anak, tapi nggak perlu cerita panjang lebar dan pewawancara juga nggak seharusnya tanya detail soal itu. Kalau ditanya soal pengasuhan anak, cukup bilang kamu sudah mengatur semuanya.
Kalau kamu bikin daftar pertanyaan yang mau kamu tanyakan, kamu bakal lebih fokus dan nggak perlu ngomongin hal-hal pribadi cuma buat ngisi waktu. Kamu bakal sibuk tanya dan denger jawaban, bahkan mungkin kepikiran pertanyaan tambahan. Intinya, tetap fokus di topik kerja dan perusahaan, jangan bawa-bawa hal pribadi. Dengan cara ini, wawancara bisa selesai tepat waktu dan kamu dapat jawaban semua pertanyaan yang kamu bawa. Kamu juga bisa lebih ngerasa nyaman dan yakin apakah posisi itu cocok buat kamu, bukan pulang dengan perasaan bingung atau nggak tahu harus gimana.
Proses Setelah Wawancara
Walaupun tiap perusahaan beda-beda, setiap perusahaan punya proses wawancara sendiri. Sebelum mulai wawancara, ada baiknya kamu cari tahu dulu gimana prosesnya di perusahaan itu. Ada perusahaan yang serahin seluruh proses rekrutmen ke bagian HRD, tapi di kebanyakan perusahaan, HRD cuma ngelakuin wawancara awal dan kalau kamu lolos, mereka akan bawa nama kamu ke supervisor atau manajer departemen yang akhirnya yang putusin kamu diterima atau nggak. Jangan pernah masuk wawancara dengan pikiran kamu bakal langsung diterima saat itu juga — dulu sih mungkin sering kejadian, tapi sekarang jarang banget, kecuali perusahaan kecil yang bener-bener butuh pegawai.
Biasanya kamu bakal lewat minimal dua tahap wawancara — satu sama HRD dan satu lagi sama orang dari departemen tempat kamu nanti kerja kalau diterima. Kadang-kadang keduanya bisa dijalanin di hari yang sama. Kalau HRD merasa kamu cocok, biasanya mereka bakal langsung bawa kamu ketemu manajer departemen, jadi kalau kamu jadwalkan dua wawancara dalam satu hari, siap-siap aja buat waktu yang lebih panjang. Jangan ngarep cuma sejam selesai, karena belum tentu.
Tergantung jenis pekerjaan yang kamu lamar, kamu mungkin juga harus ikut tes kemampuan. Misalnya, buat kerja kantor biasanya ada tes umum, tes mengetik, dan kalau posisi terkait akuntansi, bisa ada tes khusus juga. Biasanya perusahaan bakal kasih tahu kalau ada tes, tapi nggak salah kok kalau kamu nanya supaya bisa siap-siap. Kesalahan terburuk itu mikir semua wawancara cuma sebentar — mending siapin waktu minimal dua jam, belum termasuk waktu perjalanan. Jadi jangan jadwalkan terlalu banyak wawancara dalam satu hari kecuali kamu yakin tiap wawancara cuma sejam aja. Kadang waktu wawancara ini bisa kamu tahu waktu bikin janji, apalagi kalau dikasih pilihan jam.
Seberapa Efektif Wawancara Grup?
Pasti ada beberapa orang yang pernah ikut wawancara grup. Nah, pertanyaannya, efektif nggak sih? Soalnya wawancara grup biasanya nggak personal — cuma sama-sama jelasin kualifikasi masing-masing orang di ruangan itu. Apa sih tujuannya dan gimana perasaan kebanyakan orang soal ini? Biasanya, wawancara grup kurang efektif karena orang-orang cenderung nggak nyaman buka-bukaan soal kemampuan dan pengalaman mereka kalau ada banyak orang, apalagi kalau yang lain kelihatan lebih tinggi jabatannya.
Kenapa perusahaan mau pakai wawancara grup? Biasanya karena banyak pelamar buat posisi yang sama dan daripada wawancara satu-satu, mereka kumpulin dulu semua supaya bisa langsung nyaring yang nggak cocok. Ini buat ngirit waktu HRD yang harus pilih pelamar sesuai kriteria. Tapi sebenarnya, dari CV aja kan udah kelihatan apakah pelamar memenuhi syarat minimum atau nggak, jadi mendingan cuma panggil yang memenuhi syarat aja. Untungnya, kebanyakan perusahaan memang kayak gitu, tapi kadang ada pengecualian, makanya ada wawancara grup.
Masalahnya, banyak orang jadi malu dan minder di situasi kayak gini, jadi tujuannya kurang tercapai. Wawancara satu-satu yang lebih personal biasanya lebih efektif. Masa mau cerita soal pekerjaan sebelumnya depan orang banyak yang bahkan belum kamu kenal? Memang kamu nggak kenal pewawancara sampai datang wawancara, tapi cuma satu orang kan, beda sama di depan banyak orang. Mungkin perusahaan yang pakai wawancara grup buat nyaring pelamar harus mikir ulang, lebih baik luangin waktu buat baca CV dengan teliti daripada paksain orang-orang yang nggak saling kenal buat dikumpulin bareng. Soalnya baca CV lebih cepet daripada nyaring pelamar lewat wawancara grup.
Seberapa Banyak yang Harus Kamu Ceritain Saat Wawancara?
Kadang susah tahu mau cerita apa dan seberapa banyak informasi yang harus kamu kasih pas wawancara. Kalau kamu pengen banget dapet kerja, gampang banget buat ngomong kebanyakan. Beberapa pelamar mikir makin banyak cerita makin bagus peluang diterimanya, tapi sebenarnya bisa kebalik. Kalau terlalu banyak cerita malah bisa bikin kamu kelihatan kurang baik. Ada info yang nggak perlu kamu kasih, kamu cuma perlu cerita yang memang relevan sama posisi yang kamu lamar.
Gimana cara tahu apa yang harus diceritain? Aturan paling gampang: jawab aja pertanyaan langsung dan kasih info yang berhubungan sama pekerjaan itu. Misalnya kamu pernah dipecat dari pekerjaan sebelumnya, tapi pewawancara nggak nanya, kamu nggak wajib cerita. Biasanya pewawancara cuma tertarik sama pengalaman yang ada hubungannya sama posisi itu, kecuali posisi itu adalah pekerjaan terakhir kamu. Kalau iya, jangan cerita lebih dari yang ditanya.
Sekarang ini, banyak perusahaan nggak kasih info selain jabatan dan tanggal kerja waktu verifikasi kerja, jadi makin sedikit kamu cerita makin baik. Banyak perusahaan juga pakai jasa pihak ketiga buat verifikasi kerja, jadi sekarang mereka jarang cek referensi seperti dulu.
Banyak hal yang dulu sering ditanyain di wawancara sekarang dilarang karena aturan anti diskriminasi. Misalnya, perusahaan nggak boleh tanya umur atau status pernikahan saat wawancara. Tapi setelah kamu diterima, info itu bakal penting buat urusan asuransi. Perusahaan juga nggak boleh tanya soal anak atau pengasuhan anak karena dulu wanita yang punya anak sering ditolak kerja karena alasan siapa yang jagain anaknya pas libur. Kadang ada yang masih nanya, tapi kamu nggak wajib jawab soal keluarga kecuali itu diperlukan untuk urusan asuransi setelah diterima.
Semakin banyak info yang kamu kasih, makin banyak juga alasan bagi perusahaan buat menghapus nama kamu dari daftar pelamar yang lolos.
Cara Jaminan Wawancara yang Sukses
Wawancara kerja bisa jadi salah satu hal yang paling susah dilewatin, tapi kalau kamu ikutin beberapa tips simpel, peluang kamu buat sukses bakal lebih besar. Kalau wawancara kamu sukses, peluang kamu diterima kerja juga jadi lebih besar, walaupun nggak ada yang bisa jamin 100%. Tapi yang penting kamu tahu cara bikin wawancara kamu sukses dulu — soalnya kalau gagal di wawancara, ya nggak bakal dipilih kerja. Banyak pelamar gagal karena nggak tahu atau nggak patuh sama aturan dasar waktu wawancara. Tau harus ngapain dan ngomong apa waktu wawancara bisa bantu banget supaya kamu lebih sukses.
Penampilan Itu Penting Banget
Cara kamu berpakaian jadi tantangan terbesar buat sukses waktu wawancara, apalagi buat kamu yang masih muda. Bedanya sama generasi yang lebih tua, anak muda sekarang jarang banget pakai rok, dress, atau jas, jadi merasa nggak perlu pakai itu cuma buat wawancara kerja. Mereka mikir, “Ini kan abad 21,” tapi pemikiran itu nggak berlaku waktu wawancara kerja, terutama kalau pewawancara dari generasi yang percaya kalau kamu harus pakai pakaian profesional buat wawancara. Malah banyak kantor hukum dan perusahaan investasi yang masih ngatur pakaiannya ketat dan pengen pelamar ikut aturan itu. Lebih baik kamu pakai pakaian yang terlalu rapi daripada terlalu santai. Selalu pakai pakaian profesional, atau minimal business casual — jangan pakai pakaian santai biasa — waktu wawancara. Kalau kamu nggak punya celana kain dan kemeja atau blouse yang bagus, mending beli dulu atau pinjam sama teman atau keluarga.
Sikap dan Cara Kamu Membawa Diri
Cara kamu bersikap di lingkungan kerja juga pengaruh besar ke keberhasilan wawancara. Ini penting banget waktu kamu berhadapan langsung sama pewawancara. Hal paling penting yang harus diingat adalah jaga kontak mata sama pewawancara. Kalau kamu cuma lihat-lihat ruangan, jendela, tas, dan nggak fokus, pewawancara jadi nggak tahu kamu perhatiin dia atau lagi mikirin hal lain. Kalau dia mikir pikiran kamu nggak fokus, dia bisa langsung akhiri wawancara, dan kesempatan kamu buat dapet kerja hilang begitu aja.
Tips Biar Wawancara Kamu Berhasil
Beberapa orang memang jago wawancara, tapi banyak juga yang nggak tahu harus ngapain supaya sukses. Wawancara itu sering bikin stres, apalagi buat yang lagi nganggur, mau di-PHK, atau nggak puas sama kerjaannya sekarang. Tapi kamu bisa kurangi stres itu kalau tahu beberapa hal penting yang harus dilakukan supaya wawancara sukses. Bukan berarti kamu pasti diterima, tapi peluang kamu pasti lebih besar dan kamu tahu gimana cara berperilaku biar sukses.
Jangan Salah Kaprah Soal Penampilan
Ini sering salah paham di kalangan anak muda yang mikir kalau perusahaan harus nerima kamu apa adanya. Ingat juga, perusahaan nggak wajib nerima kamu. Apalagi sekarang banyak banget orang yang cari kerja, jadi kamu bakal rugi besar kalau mikir perusahaan nggak peduli sama penampilan kamu. Kalau kamu biasanya nggak pernah pakai pakaian profesional atau business casual, wajib banget pakai itu saat wawancara. Kalau kamu tahu perusahaan itu minta pegawainya pakai baju resmi atau business casual, jangan datang wawancara cuma pakai baju santai. Itu bisa bikin peluang kamu turun.
Tunjukkan Kamu Tahu Tentang Perusahaannya
Biar peluang kamu diterima makin besar, tunjukkan ke calon bos kalau kamu tahu sedikit tentang perusahaannya. Kalau kamu sampai meluangkan waktu buat cari tahu sejarah, produk, atau layanan mereka, itu bakal bikin kamu terlihat lebih serius dan dapat nilai plus di mata pewawancara. Selain itu, orang yang sudah tahu tentang perusahaan biasanya lebih gampang waktu pelatihan nanti. Soalnya, butuh waktu lama buat jelasin semuanya ke orang yang nggak tahu sama sekali kenapa perusahaan itu ada dan kenapa mereka melakukan sesuatu.
Fokus ke Pewawancara
Kalau kamu fokus sama apa yang dikatakan pewawancara, peluang kamu buat dapet kerja juga lebih besar. Nggak ada cara yang lebih gampang buat kehilangan kesempatan kerja selain menunjukkan kalau kamu nggak tertarik sama apa yang dia bilang. Jadi, perhatian itu penting banget, dan kamu harus selalu jaga kontak mata sama pewawancara.
Cara Menjadwalkan Wawancara dengan Baik
Kalau kamu yang telpon buat atur jadwal wawancara, ingat deh biasanya ada orang lain juga yang pengen jadwal wawancara. Biasanya sih perusahaan yang telepon pelamar yang mereka minati, tapi ada juga kok yang pasang iklan di koran dan suruh yang minat buat telpon atur wawancara. Walaupun kamu pengen waktu yang enak buat kamu, belum tentu itu cocok sama jadwal perusahaan. Kalau kamu serius pengen kerja, kamu harus siap buat kompromi.
Siap-siap Ambil Waktu Libur dari Kerja Sekarang
Kalau mau telpon atur wawancara, kamu juga harus siap ambil waktu cuti tanpa dibayar dari kerja kamu sekarang. Kadang nggak selalu perlu, tapi ada kalanya kamu nggak ada pilihan lain. Misalnya, perusahaan cuma wawancara minggu ini dan tinggal satu slot aja, kamu harus putusin seberapa penting buat kamu dapet kesempatan itu. Kalau kamu nggak mau bos kamu tahu kamu lagi cari kerja lain, kamu bisa cari alasan yang sopan, misalnya bilang ada urusan pribadi, daripada bohong. Biasanya kamu juga bakal tahu kira-kira berapa lama wawancara itu, misalnya satu jam, jadi kamu bisa siap-siap.
Pilih Waktu yang Tepat dan Jangan Sering Ganti Jadwal
Pilih waktu yang enak buat kamu dan perusahaan, yang kamu juga nggak bakal perlu ganti-ganti kecuali ada keadaan darurat. Nggak baik buat wawancara kalau kamu cuma kasih jadwal sementara atau ragu-ragu, kecuali memang pewawancara yang izinkan. Kadang mereka suka sedia slot cadangan buat orang yang mungkin nggak datang, karena mereka ngerasa orang itu nggak serius dan cuma formalitas aja. Mereka juga kadang nggak tahu pasti berapa lama wawancara bakal berlangsung, jadi mereka atur jadwal padat supaya bisa wawancara banyak orang. Tapi kamu harus lebih tegas waktu atur jadwal dan jangan kasih waktu yang kurang dari yang kamu butuhin.
Wawancara Santai Bisa Membuat Suasana Lebih Nyaman
Walaupun biasanya nggak sering dilakukan buat pekerjaan biasa, wawancara santai ini umum banget di level eksekutif. Tapi sebenarnya, nggak ada alasan kenapa wawancara santai nggak bisa juga dipakai buat posisi lain. Nggak harus ketemu sambil sarapan atau makan siang buat ngobrol soal kerjaan baru, tapi ada cara-cara santai lain buat ngobrol soal posisi yang kamu lamar. Cara ini bisa bikin suasana lebih rileks, apalagi kalau kamu datang dari luar kota cuma buat wawancara. Nggak harus di ruangan kantor yang kaku, kok.
Kalau lagi musim dingin, jalan-jalan di halaman kantor atau nongkrong di restoran sambil ngopi atau minum dingin juga cukup. Kalau musim semi atau panas, café outdoor bisa jadi tempat ngobrol yang nyaman. Tapi tetap hati-hati supaya suasana santai ini nggak bikin kamu lupa tujuan utama kamu datang: wawancara kerja. Situasi kayak gini cocok buat yang nggak suka pertemuan formal atau kalau pewawancara nggak mau staf lain tahu dia lagi cari orang baru—mungkin karena kamu akan gantiin orang yang sekarang tapi kerjanya kurang oke.
Wawancara santai juga bagus buat yang sudah lama nggak wawancara atau yang baru lulus kuliah dan masih agak gugup. Suasana yang santai bikin kamu bisa ngobrol tanpa gangguan telepon atau tamu, yang bisa bikin stres. Intinya, kamu harus rileks supaya bisa ngobrol lancar dan fokus ke apa yang perusahaan tawarkan buat kamu yang pengen karier jangka panjang di sana.
Sikap Saat Wawancara Bisa Bikin Gagal atau Sukses
Cara kamu bawa diri dan sikap yang kamu tunjukin ke pewawancara sangat berpengaruh buat peluang kamu diterima. Gak salah kok kalau kamu mau “menjual” diri, tapi caranya harus dengan nunjukin pendidikan dan pengalaman kamu, bukan dengan kesan kamu merasa lebih hebat dari orang lain. Memang kamu pengen terlihat sebagai orang terbaik buat pekerjaan itu, tapi jangan sampai terkesan kamu cuma meyakinkan diri sendiri, bukan perusahaan.
Sikap negatif soal bos atau pekerjaan sebelumnya juga harus dihindari. Misalnya, kamu dipecat tapi itu bukan salah kamu, jangan ngomongin jeleknya perusahaan atau atasan. Biasanya perusahaan cuma kasih info soal jabatan dan lama kerja kamu, jadi kamu bisa jelasin singkat dan nggak perlu berlama-lama cerita masalah itu.
Kalau kamu lagi ada masalah pribadi—misalnya ribut sama pacar, dapat tilang, atau masalah lain—jangan bawa ke wawancara. Tinggalin masalah itu di luar, biar kamu bisa tampil sebaik mungkin. Pewawancara nggak peduli kamu habis ribut sama siapa, yang penting mereka mau tahu apakah kamu cocok buat posisi itu.
Kalau disuruh tes narkoba atau alkohol, jangan marah atau ilfeel. Sikap kamu bakal jadi bahan penilaian juga. Kalau kamu terlihat gelisah soal tes itu, pewawancara bisa mikir kamu nyembunyiin sesuatu dan bisa gagal tes. Bisa-bisa mereka langsung pilih orang lain.
Anggap Cari Kerja Langsung sebagai Kesempatan Wawancara
Walaupun sekarang jarang perusahaan langsung wawancara saat kamu datang, kemungkinan itu tetap ada, terutama di toko retail atau perusahaan kecil. Jadi, jangan datang ke toko pake jeans atau celana pendek sambil bawa anak kalau cuma mau ambil formulir lamaran. Apalagi kalau kamu mau langsung isi dan balik lagi, itu juga nggak selalu ide bagus, apalagi kalau manajer toko lagi ada.
Kalau cuma iseng mampir karena ada tanda lowongan, wajar sih nggak langsung balik. Tapi kalau kamu serius cari kerja, kamu harus berpakaian rapi dan tinggalkan anak di rumah kalau memang ada kemungkinan langsung wawancara. Kamu nggak mau kesempatan itu hilang cuma karena nggak siap.
Jangan bawa teman kecuali dia antar atau dia juga lagi cari kerja. Kalau teman cuma antar, mending dia tunggu di kafe terdekat. Teman yang ikut masuk cuma yang juga serius cari kerja. Jangan bawa teman buat ngobrol-ngobrol, itu bisa bikin kamu kelihatan nggak profesional.
Wawancara dengan Banyak Orang Sekaligus
Kadang perusahaan lebih suka wawancara pelamar dengan beberapa orang sekaligus daripada harus wawancara satu per satu. Ini hemat waktu buat HR dan kepala departemen karena mereka bisa tanya langsung semua pertanyaan sekaligus. Buat pelamar juga lebih praktis, nggak perlu balik lagi kalau lolos.
HR biasanya sudah tahu siapa yang paling cocok dari CV, jadi dengan ketemu semua sekaligus, tiap orang bisa tanya langsung tanpa bolak-balik nanya hal yang sama. Meski mungkin kamu agak nggak nyaman, ini malah bisa lebih efisien daripada harus ketemu HR dulu, terus balik lagi buat ketemu kepala departemen.
Metode ini biasa dipakai di perusahaan besar maupun kecil. Biasanya ini mempercepat proses seleksi karena biasanya proses yang awalnya 2-3 tahap jadi cuma satu kali ketemu.
Kunci Sukses Saat Wawancara Kerja
Sukses waktu wawancara itu nggak cuma soal nunjukin ke pewawancara kalau kamu punya kualifikasi yang pas buat kerjaan itu. Sebenarnya, punya kualifikasi cuma bikin kamu dapat undangan wawancara, tapi nggak jamin kamu bakal langsung diterima kerja. Kuncinya supaya diterima adalah bagaimana kamu “menjual diri” ke pewawancara, jadi kamu harus lebih dari sekadar nunjukin skill kamu yang keren. Jangan terlalu pede juga — orang yang paling qualified bisa kalah cuma karena nggak jago saat wawancara.
Salah satu kesalahan terbesar adalah daftar kerjaan yang sebenarnya kamu nggak qualified, terus nyoba meyakinkan pewawancara kalau kamu bisa. Kalau perusahaan bilang mau orang yang punya pengalaman, ya kamu harus punya pengalaman itu atau bisa cepat belajar. Contohnya, ada cewek muda yang dulu kerja sementara di universitas, masukin data pakai Excel. Waktu itu dia belum bisa Excel tapi belajar cepat, dan selesai kerja dua minggu padahal targetnya sebulan. Akhirnya dia diterima di universitas itu dan sekarang jadi help desk admin. Tapi nggak semua orang bisa kayak dia.
Seberapa pun kamu qualified, kalau kamu nggak tampil dengan image yang tepat, kamu nggak akan diterima. Banyak anak muda gagal gara-gara nggak denger saran soal cara berpakaian waktu wawancara. Pakai jeans, kaos, dan sneakers itu nggak oke buat wawancara kerja, tapi banyak yang masih ngelakuin. Kadang karena itu kerjaan pertama mereka dan nggak punya baju lain, tapi kalau mau diterima, ya kamu harus siapin baju yang pantas buat wawancara. Mungkin di restoran atau toko-toko santai nggak masalah, tapi banyak perusahaan yang bakal nolak cuma karena kamu nggak rapi. Pakailah baju profesional atau minimal kasual bisnis, dan datang tepat waktu. Kalau kamu telat karena hal di luar kendali kamu, telepon dulu buat bilang dan tanya apakah wawancaranya tetap dilanjut atau mau dijadwal ulang.
Persiapan Sebelum Wawancara
Kalau mau wawancara kerja, ada beberapa hal yang bisa kamu siapin. Jangan datang dengan attitude “Aku baru dari kerjaan lain, terima aku apa adanya.” Kalau kamu mau ganti karier, apalagi yang penghasilan atau benefitnya naik, kamu harus kasih kesan baik ke calon bos. Kalau dress code perusahaan santai, tanya dulu apakah kamu boleh pakai baju casual atau gimana, supaya kamu tahu harus pakai apa.
Walau kamu sudah kirim CV lewat email atau pos, lebih baik bawa juga salinannya waktu wawancara. Soalnya biasanya pewawancara akan tanya tentang CV kamu, dan bakal lebih gampang kalau kamu punya copy-nya. Jangan coba-coba menghafal semuanya, apalagi kalau karier kamu sudah panjang. Salah-salah malah keliatan nggak profesional dan nggak siap. Pewawancara juga biasanya mau copy CV yang bersih, karena yang mereka pegang biasanya penuh coretan.
Siapin baju dari malam sebelumnya supaya bisa dicuci dan disetrika kalau kusut. Pilih warna yang nggak terlalu mencolok biar nggak mengalihkan perhatian. Warna gelap atau pastel biasanya lebih oke, dan pilih model baju yang sopan, nggak terlalu terbuka. Ini terutama buat cewek, supaya pewawancara fokus ke kamu, bukan ke bagian tubuh kamu. Jadi jangan mikir bisa menarik perhatian cuma karena pakaian.
Bawa juga buku catatan buat nyatet. Meski kamu sudah punya daftar pertanyaan yang mau ditanya, pasti ada hal-hal yang perlu diingat, apalagi nama pewawancara buat nanti dikirim ucapan terima kasih.
Siapkan Pertanyaan Kamu Sendiri
Waktu wawancara, ada baiknya kamu juga siap beberapa pertanyaan buat ditanyain. Walaupun pewawancara sudah bahas banyak hal soal kerjaan dan perusahaan, tunjukin kalau kamu sudah siap dan punya inisiatif dengan bertanya. Kalau kamu nggak punya pertanyaan sama sekali, pewawancara bisa pikir kamu nggak punya inisiatif, dan itu bisa bikin kamu gagal di tahap awal yang penting ini.
Pertanyaan yang Harus Kamu Siapkan
Pertanyaan yang kamu siapkan sebaiknya yang nggak biasa, bukan yang biasanya sering ditanyain pewawancara. Kalau kamu mau bikin pertanyaan yang beda, coba deh cari tahu dulu soal perusahaan sebelum wawancara. Soalnya informasi yang kamu dapat dari riset itu nggak bakal bisa ngejawab semua hal yang pengen kamu tahu. Cari tahu sejarah perusahaan dan pilih pertanyaan yang bikin pewawancara bisa ngobrol lebih panjang soal itu. Tapi hati-hati ya milih pertanyaannya — jangan sampai kamu pilih pertanyaan yang malah bikin pewawancara bingung atau nggak bisa jawab. Pilih yang nggak terlalu gampang tapi juga yang perusahaan pasti pengen semua karyawannya tahu.
Kalau kamu mau tanya soal benefit, boleh-boleh aja kalau pewawancara nggak ngomongin itu duluan. Tapi jangan tanya soal gaji dulu, ya! Banyak orang pengen buru-buru tanya gaji, tapi itu bikin pewawancara mikir kamu cuma mikirin duit doang dan bisa bikin kamu langsung gagal sebelum diterima kerja. Kalau kamu punya batasan gaji minimal, kamu bisa bahas itu pas perusahaan udah kasih tawaran kerja. Jangan juga terlalu banyak tanya soal cuti atau liburan supaya nggak keliatan kamu cuma pengen benefitnya aja, bukan kerjaannya. Kamu bisa tanya lebih detail soal itu pas udah dapat tawaran, dan kalau nggak cocok, kamu bisa negosiasi atau tolak tawarannya.
Pertanyaan yang bagus itu yang berhubungan langsung sama kerjaan dan perusahaan — kayak sejarah perusahaan, bagaimana perusahaan berkembang, catatan penjualan, standar kualitas, dan hal-hal semacam itu. Tapi jangan tanya soal detail posisi yang kamu lamar selain deskripsi kerja utamanya.
Perilaku yang Tepat Saat Wawancara Kerja
Kalau kamu udah sering ikut wawancara tapi belum pernah dapat tawaran kerja, mungkin kamu perlu lihat lagi gimana cara kamu bersikap waktu wawancara. Mungkin kamu gagal di tahap ini karena ada sesuatu yang salah dari cara kamu, atau ada hal yang sebaiknya nggak kamu lakukan. Sering banget ada alasan kenapa seseorang gagal saat wawancara, dan meskipun nggak selalu salah pelamar, kadang memang salahnya dari pelamar itu sendiri. Untuk tahu apakah kesalahannya dari kamu, coba evaluasi lagi sikap dan cara kamu tampil waktu wawancara buat cari sumber masalahnya.
Salah satu hal yang bikin banyak pelamar gagal sebelum mulai adalah penampilan dan kebersihan diri. Sebelum ke wawancara kerja, pastikan baju kamu bersih, sudah dicuci, nggak kusut, dan pas dipakai. Jangan lupa sikat gigi juga supaya napas kamu nggak bau, baik karena makanan yang kamu makan atau asap rokok. Kalau kamu ngerokok sebelum wawancara, bawalah permen mint atau permen karet, dan semprotkan pewangi baju supaya bau rokok hilang.
Waktu kamu datang wawancara, mending tinggalkan HP di mobil atau matiin semuanya. Kalau kamu punya anak, minta tolong orang lain untuk jaga mereka sampai kamu selesai wawancara. Kasih nomor kantor cuma buat keadaan darurat yang sangat penting — yang lain bisa nunggu sampai kamu selesai. Nggak ada cara yang lebih cepat buat gagal diterima selain HP kamu tiba-tiba bunyi atau ada pesan masuk waktu wawancara. Alasannya, kalau kamu nggak bisa lepas dari masalah kamu selama wawancara, gimana nanti kalau kamu udah kerja di sana?
Alasan Lain Kenapa Kamu Bisa Gagal Wawancara
Salah satu alasan kamu bisa gagal di wawancara adalah karena kamu cerita terlalu banyak hal pribadi. Misalnya, nggak perlu cerita soal pacar atau suami kamu kecuali pewawancara tanya soal hal-hal yang berhubungan dengan anak atau transportasi, yang memang butuh jawaban singkat. Fokus aja sama pewawancara, jangan lihat-lihat hal lain di ruangan, atau sibuk sama isi tas dan HP kamu. Ingat, pewawancara itu sibuk dan nggak punya waktu buat ngobrol-ngobrol nggak penting, jadi mereka pantas dapat perhatian penuh dari kamu.
Pentingnya Atur Waktu Wawancara dengan Baik
Kalau kamu lagi cari kerja atau kerja baru, kadang suka kepencet buat bikin jadwal wawancara terlalu banyak, apalagi kalau waktu kamu terbatas. Masalahnya, kalau terlalu banyak jadwal, kamu bisa kehabisan waktu saat wawancara, dan itu bikin kamu nggak keliatan bagus. Kalau kamu mau atur lebih dari satu wawancara dalam sehari, kamu harus hati-hati banget sama jadwalnya. Jangan ragu bilang ke pewawancara kalau kamu punya janji lain dan mau tahu kira-kira wawancaranya bakal makan waktu berapa lama. Kedengerannya mungkin agak canggung, tapi ini jauh lebih baik daripada kamu nyiapin satu jam tapi ternyata wawancaranya lebih lama karena mereka pengen kamu ketemu manajer departemen atau ikut tes keterampilan.
Pastikan juga kasih jarak waktu yang cukup antara wawancara supaya kamu nggak perlu reschedule. Kecuali kamu tahu kalau waktunya pendek, mending cuma atur maksimal dua wawancara sehari—satu pagi dan satu sore. Jadi kamu punya waktu cukup buat tiap wawancara tanpa harus buru-buru takut telat ke wawancara berikutnya. Sekalipun kamu sangat butuh kerjaan, jangan sampai merusak peluang kamu karena atur jadwal wawancara terlalu mepet. Ini apalagi penting kalau kamu wawancara buat kerjaan kontrak sementara, karena biasanya kamu bisa di sana sampai dua atau tiga jam, bahkan lebih.
Kalau ada jadwal lain, jangan takut bilang ke pewawancara supaya mereka tahu dan bisa menyesuaikan jadwalnya. Kadang kalau mereka tahu kamu ada wawancara lain dan mereka memang pengen kamu, mereka bisa cepat ambil keputusan. Biasanya sih ini lebih sering terjadi dulu dibanding sekarang, tapi masih ada kok. Tergantung juga seberapa cepat perusahaan butuh pegawai, tapi kamu harus lakuin semua hal dengan benar supaya peluang kamu diterima makin besar. Pindah dari pengangguran atau kerja yang kurang cocok ke karier baru sangat tergantung seberapa baik kamu jalani wawancara pertama — jual diri kamu sebaik mungkin ke perusahaan adalah satu-satunya cara supaya kamu sukses.
Kesan Pertama Itu Penting Banget
Pasti kamu pernah dengar kata-kata “kesan pertama adalah kesan terakhir,” dan ini bener banget buat wawancara kerja. Kalau kamu nggak bisa tampil keren di pandangan pertama, kamu nggak bakal dapat kesempatan kedua. Buat yang mikir nggak masalah datang wawancara pakai jeans atau baju santai, kamu harus tahu kamu sudah gagal duluan walau kamu sebenernya qualified banget. Pakai wawancara sebagai kesempatan buat dapetin posisi itu, dan supaya bisa berhasil kamu harus tampil keren dan profesional — intinya, “Berpakaianlah supaya Mengesankan,” kayak judul buku soal cara pakai baju pas wawancara.
Walaupun kamu sudah kenal sama perusahaan dan tahu kalau aturan pakaiannya santai atau business casual, mending simpan itu untuk setelah kamu diterima kerja.
Memang ada situasi di mana pakai business casual itu boleh-boleh aja, tapi kamu jangan pernah pakai baju santai buat wawancara kerja kecuali perusahaan yang bilang begitu, dan itu biasanya cuma kalau wawancaranya di pabrik atau gudang, di mana pakai business casual pun terasa kurang pas. Saat kamu masuk ruang wawancara, kamu harus bikin pewawancara pengen lihat kamu dua kali dan merasa kalau kamu bakal jadi aset berharga buat perusahaan.
Kadang ada pengecualian, misalnya kalau kamu kerja di perusahaan yang aturan pakaiannya santai dan kamu wawancara tepat sebelum atau sesudah kerja. Dalam kasus ini, kamu harus kasih tahu pewawancara supaya nggak dianggap negatif saat kamu datang. Apalagi kalau kamu pergi atau pulang dari kerja lain, jangan sampai kamu pakai baju beda banget dan bikin orang curiga, apalagi kalau kamu nggak mau bos lama tahu kamu lagi cari kerjaan baru.
Apa pun keadaannya, jangan pernah pakai baju yang robek, kotor, kusut, atau kebesaran/kekecilan saat wawancara.
Kalau kamu langsung dari kerja lain dan bajumu kotor, luangkan waktu buat ganti baju, bahkan kalau harus ke toilet umum dulu. Ingat, kamu nggak bakal punya kesempatan kedua buat kasih kesan pertama.
Proses Wawancara dari Awal sampai Akhir
Sebelum mulai wawancara buat kerja pertama kamu, kamu harus tahu proses wawancaranya gimana. Biasanya kamu nggak cuma sekali wawancara — biasanya sebelum diterima, kamu bakal wawancara minimal dua kali. Wawancara pertama biasanya sama HRD, kalau mereka merasa kamu cocok, kamu bakal ketemu kepala departemen yang bertanggung jawab buat pilih karyawan. Kadang kamu juga ketemu supervisor dan manager, jadi ada tiga wawancara. Kalau perusahaannya kecil, semua biasanya digabung jadi satu biar cepat.
Kadang kamu bisa langsung wawancara dua orang sekaligus, atau kamu diminta balik lagi, tergantung ukuran dan cara kerja perusahaan. Di perusahaan kecil, bisa jadi nggak ada HRD, dan yang wawancara langsung manager toko atau departemen. Yang penting adalah perusahaan bisa pilih orang yang paling cocok, jadi makin jago kamu jual diri waktu wawancara, makin cepat kamu dapat kerjaan yang kamu mau.
Tes juga bisa jadi bagian dari proses wawancara.
Biasanya kamu sudah dikasih tahu sebelum wawancara biar bisa siap-siap. Jenis tes tergantung posisi yang kamu lamar. Meski kamu baru lulus kuliah dan belum punya pengalaman, kamu mungkin disuruh tes skill buat ngukur pengetahuan umum kamu. Kalau lamar kerja kantor, bisa jadi ada tes mengetik atau tes aplikasi kantor. Kamu harus siap ikut semua tes yang diperlukan kalau mau diterima.
Kalau perusahaan serius mau terima kamu, mereka mungkin juga akan minta tes narkoba dan alkohol. Ini biasanya setelah mereka putuskan mau terima kamu, tapi sebelum mereka kasih tawaran kerja resmi.
Mengatur Waktu Antar Wawancara
Kadang susah buat tahu berapa lama harus kasih jarak antar wawancara, tapi mending kasih waktu terlalu banyak daripada kurang. Jangan pikir 1-2 jam plus waktu perjalanan cukup buat jarak antar wawancara, karena belum tentu. Kalau kamu pengen bikin jadwal sebanyak mungkin, minta detail waktu wawancara ke yang atur jadwal supaya kamu bisa rencanain waktu dengan baik. Tapi ini bisa jadi masalah kalau pewawancara suka sama kamu dan pengen kamu ikut tes atau ketemu bos departemen langsung.
Supaya nggak ribet, batasi wawancara maksimal dua per hari — satu pagi, satu sore, dengan jeda minimal 4-5 jam. Kalau yang satu pagi banget dan satunya sore, kamu bisa coba atur janji lain setelah yang pertama selesai atau jadwalkan sementara. Jangan sampai kebanyakan jadwal terus kamu cuma bengong sambil deg-degan takut telat wawancara kedua. Sikap kayak gitu bisa bikin pewawancara terganggu karena dia bisa ngerasa kamu lagi buru-buru, dan kamu juga bakal susah fokus dengerin apa yang dia bilang.
Kadang pewawancara juga mau kerja lembur buat atur wawancara bagi yang datang dari kerja lain. Biasanya kalau ini terjadi, kamu jadi wawancara terakhir hari itu, jadi nggak perlu buru-buru. Tapi kemungkinan kamu nggak bisa ketemu bos langsung, jadi harus datang lagi buat wawancara kedua. Meskipun itu merepotkan, tapi mereka juga yang harus ngorbanin waktu buat sesuaikan jadwal kamu. Ingat, nggak semua perusahaan mau ngelakuin ini — beberapa punya jam wawancara yang sudah tetap dan kamu cuma bisa pilih dari jam itu aja. Jadi inget, kamu bukan satu-satunya pelamar, jadwal kamu nggak selalu paling penting buat yang wawancara.
Topik Pembicaraan Saat Wawancara
Banyak pelamar suka coba ngobrol soal hal-hal yang nggak ada hubungannya sama alasan mereka datang wawancara. Ini bisa bikin masalah seperti:
- Pewawancara nggak bisa manfaatin waktunya dengan efisien
- Terlihat kayak kamu mau deketin pewawancara buat dapat kerja
- Fokus wawancara jadi hilang
- Waktu untuk pelamar lain jadi berkurang
Tujuan wawancara itu bukan buat tahu kamu sama pewawancara makan di mana atau ngapain di akhir minggu. Bahkan kalau kamu kenal sama pewawancara, jangan bahas hal pribadi. Boleh kok tanya sedikit atau bahas hal yang kalian berdua tahu, tapi jangan sampai jadi ngobrol panjang soal yang nggak berhubungan sama kerjaan dan CV kamu.
Waktu pewawancara terbatas, apalagi kalau dia ada wawancara lagi setelah kamu. Jadi ngobrol ngalor-ngidul cuma bakal nyuri waktu pelamar lain. Meskipun kamu pengen banget dapet kerjaan itu, jangan sampai kamu dapat kerjaan dengan cara nyuri waktu orang lain. Bayangin kalau kamu yang diperlakukan kayak gitu, pasti nggak enak kan? Jadi penting banget buat biarin pewawancara tetap sesuai jadwal. Kalau kamu wawancara terakhir, mungkin masih ada pekerjaan lain yang harus dia selesaikan sebelum pulang, jadi kamu bisa bikin dia kerja lembur.
Kalau kamu tetap bahas soal yang berhubungan sama kerjaan yang kamu lamar, misalnya pendidikan dan pengalaman kamu, proses wawancara bakal lancar dan kamu nggak nyuri waktu pelamar lain, bahkan waktu kamu sendiri. Pewawancara perlu tanya soal pendidikan dan pengalaman buat tahu kamu cocok atau nggak, jadi usahakan bahas topik itu sebanyak mungkin supaya tetap sesuai waktu yang udah disediain.