Cara Mudah

Wawasan Pengembangan Diri Tentang Cara Jujur Pada Diri Sendiri

Wawasan Pengembangan Diri Tentang Cara Jujur Pada Diri Sendiri – Aku Adalah Pribadi yang Asli dan Bebas – Wawasan Pengembangan Diri Tentang Cara Jujur Pada Diri Sendiri.

Jujur pada diri sendiri berarti bertindak sesuai dengan siapa kamu sebenarnya dan apa yang kamu percayai.
Kalau kamu bisa mengerti dan mencintai diri sendiri, kamu akan lebih mudah jadi diri sendiri.
Sama seperti kamu nggak bisa mencintai orang lain kalau kamu belum mencintai diri sendiri, kamu juga nggak bisa jujur sama orang lain kalau kamu belum jujur sama diri sendiri.
Jadilah siapa kamu sebenarnya. Beranilah menerima diri kamu apa adanya, bukan seperti yang orang lain pikir kamu harus jadi. Jangan bertindak atau pura-pura jadi orang lain cuma supaya diterima.

Apa Sih Nilai-Nilai Hidupmu?

Bakalan susah buat jujur sama diri sendiri kalau kamu nggak yakin apa yang sebenarnya penting buat kamu.

Jujur Sama Diri Sendiri

Kamu bakal gampang goyah walau cuma ada tantangan kecil atau tekanan, cuma karena kamu nggak ngerti apa yang bikin kamu semangat dan mana hal yang bisa dinego dalam hidup kamu.
Nanti kamu bakal bingung kenapa hidup kamu kok rasanya nggak enak. Makanya penting banget luangin waktu buat mikirin nilai-nilai dasar yang kamu pegang dan hal-hal yang beneran kamu suka lakukan, terus tulis dengan jelas.

Ambil selembar kertas dan pensil, tulis daftar kualitas positif kamu dan hal-hal yang kamu banggakan dari diri sendiri. Tulis aja spontan, jangan ragu-ragu. Tulis semua yang kamu rasa kamu unggul di situ.
Kebanyakan dari kita terlalu fokus sama hal negatif dalam diri, jadi buat latihan ini fokusin aja ke hal positif.

Dengan kertas yang sama atau kertas lain, tulis juga momen-momen di hari atau minggu yang bikin kamu benar-benar senang dan fokus. Ingat-ingat apa yang terjadi waktu itu, misalnya main gitar atau bantuin nenek nyebrang jalan, catat semua hal itu.

Tanya juga ke orang-orang terdekat kamu, seperti keluarga dan teman, apa sih yang mereka lihat sebagai kualitas terbaik kamu dan hal apa yang mereka suka dari kamu. Jangan takut dapat kritik, karena mereka adalah orang terdekat kamu, pasti mereka mau bilang hal baik tentang kamu dan apa yang kamu bisa berikan ke dunia.

Perhatikan pikiran kamu. Biasakan meditasi. Saat meditasi, kamu bisa lebih peka dengerin apa yang sebenarnya kamu inginkan dan butuhkan.

Setelah beberapa waktu, pikiran yang mengganggu dan ribet itu bakal hilang, dan kamu bisa dengar panggilan hati yang sebenarnya.

Baca lagi semua yang sudah kamu tulis, masukan dari orang lain, dan apa yang kamu pikirkan. Kemungkinan besar ada kemiripan antara semuanya.
Coba kelompokkan perasaan, pikiran, dan kemampuan itu jadi beberapa kategori. Kamu bakal mulai lihat pilihan hidup atau kegiatan yang bisa kamu lakukan di minggu atau akhir pekan.

Di Mana Kamu Punya Kelemahan

Lihat dengan jujur kelemahan-kelemahan kamu.

Gali Lebih Dalam

Kapan sih kamu biasanya paling nggak jujur sama diri sendiri? Pas ketemu orang baru? Waktu ada acara penting di kerjaan? Atau pas mertua lagi datang? Coba pikirin dengan seksama alasan kamu di tiap situasi itu.
Apakah penting banget buat kamu pura-pura jadi orang lain yang bukan diri kamu? Atau memaksakan diri ngelakuin sesuatu yang nggak sesuai dengan nilai-nilai kamu?
Apa sih hal terburuk yang bisa terjadi kalau kamu tetap jujur sama perasaan kamu sendiri? Apakah kamu bisa tetap capai apa yang kamu mau tanpa harus ngorbanin prinsip kamu?

Kita semua pengen jadi kuat. Maksudnya kuat di sini bukan ngaturin orang lain, tapi ngaturin diri sendiri. Gimana kita bisa capai mimpi kalau kita nggak bisa ngatur diri kita dulu? Makanya penting banget buat ngerti dan ngelola kelemahan kita. Pelajaran pertama adalah ingat kalau kelemahan itu artinya kurangnya kekuatan. Pertanyaannya bukan “Mau nggak aku ngalahin kelemahan ini?” tapi “Aku mau jadi kuat atau lemah?”

Kelemahan itu nggak perlu dipelankan atau disembunyiin, itu bagian dari manusiawi kita. Ini bukan soal moral, tapi soal praktis. Kita pengen tau apa yang bisa berhasil buat kita. Apa yang bisa bantu kita capai tujuan? Bukan kelemahan, tapi semangat dan kekuatan yang bakal bawa kita ke tujuan.

Jadi, kita perlu tahu kelemahan kita dan berusaha ngalahin atau setidaknya ngelola mereka. Tapi ingat juga, kita nggak akan pernah bisa ngalahin SEMUA kelemahan kita, dan sebenarnya juga nggak harus. Karena kelemahan itu penting. Mereka bikin kita unik dan beda dari orang lain.
Bukan cuma kelebihan orang lain yang bikin mereka menarik, tapi juga kelemahan mereka. Kita bisa relate sama kekurangan mereka dan dukung mereka karena kita juga manusia biasa yang nggak sempurna. Dan ketika kita berani buka diri dan tunjukin kelemahan kita ke teman-teman, hubungan kita jadi lebih erat dan kuat. Bahkan kelemahan juga nambah kedalaman dalam hubungan cinta kita.

Kadang kita sadar banget sama beberapa kelemahan kita, tapi nggak sadar sama yang lain. Nah, langkah pertama buat ngelawan kelemahan itu adalah sadar dulu kalau kita punya kelemahan itu.
Lalu, gimana caranya kita tahu cacat karakter yang tersembunyi? Salah satu cara bagus adalah dengan memperhatikan emosi negatif kita. Apakah kita sering marah, dendam, sakit hati, cemburu, iri…? Semua itu nunjukin kelemahan yang bisa kita perbaiki.

Wawasan-Pengembangan-Diri-Tentang-Cara-Jujur-Pada-Diri-Sendiri-683x1024 Wawasan Pengembangan Diri Tentang Cara Jujur Pada Diri Sendiri
Wawasan Pengembangan Diri Tentang Cara Jujur Pada Diri Sendiri

Meditasi

Kalau pikiran nggak tenang, kita kayak lilin yang berkedip-kedip karena ditiup angin, gampang terganggu sama apa aja yang datang.
Meditasi itu teknik gampang tapi efektif buat melatih pikiran.
Meditasi bantu kamu sadar kalau ada banyak banget ide dan pikiran yang muncul dan hilang di kepala, dan melatih kamu supaya nggak ikutan terbawa sama pikiran itu.

Tenang

Untuk sebagian orang, meditasi mungkin berarti fokus sama satu hal tertentu; tapi buat banyak orang, meditasi itu cara buat nggak ngapa-ngapain alias rileks.
Meditasi adalah cara buat bikin otak dan otot-otot jadi rileks.
Kamu bisa meditasi kapan aja, pagi, siang, malam. Tantangan terbesarnya cuma nyari waktu buat rutin meditasi.

Cari tempat yang tenang. Buat tubuh dan pikiran kamu nyaman. Meditasi bisa sangat spiritual dan bikin kamu lebih mengenal diri sendiri karena kamu nggak ngasih kesempatan buat mikirin masalah sehari-hari.
Banyak yang duduk bersila, tapi itu nggak wajib. Pastikan kamu duduk tegak supaya bisa fokus sama napas.

Pejamkan mata. Menutup mata bisa bantu supaya kamu nggak fokus ke sekitar. Memang nggak wajib tutup mata, tapi buat pemula biasanya sangat membantu.

Jangan pusing sama teknik atau durasi. Meditasi itu susah dijelasin karena tiap orang beda rasanya. Aku sendiri biasanya meditasi sekitar 10-15 menit.

Baca Juga:  Menetapkan Tujuan untuk Diri Sendiri

Cari panduan buat bantu meditasi kamu. Ada video dan audio untuk self hypnosis dan meditasi yang cocok buat pemula, misalnya di [http://inspirationdna.com/](http://inspirationdna.com/)

Jangan lupa bersikap positif dan sabar. Banyak orang mungkin bilang meditasi cuma hal dari budaya timur. Padahal nggak benar, budaya barat sekarang juga makin terbuka sama meditasi.
Meditasi bukan agama, tapi memang banyak agama punya makna khusus soal meditasi. Cara terbaik supaya paham lebih dalam adalah baca-baca tentang meditasi. Jangan berharap hasil instan.
Aku merasa meditasi itu kayak tidur siang singkat kalau dijelaskan secara fisik. Perasaan aku setelah meditasi paling pas digambarin dengan kata “rileks banget.”

Hargai Perasaan Kamu

Perasaan yang “nggak enak” biasanya bikin kita nggak nyaman, makanya begitu perasaan itu muncul, kita langsung tolak, cuekin, atau bahkan berusaha ganti perasaan itu. Padahal perasaan kita itu membawa pesan penting tentang diri kita dan sangat berharga buat mengenal diri sendiri lebih dalam.
Perasaan juga kasih tahu kita kalau ada sesuatu yang nggak sesuai dengan nilai dan kepercayaan kita. Kalau kita nggak bisa hargai perasaan kita, gimana bisa jujur sama diri sendiri?

Jujur Sama Diri Sendiri

Langkah pertama yang harus kamu lakukan jelas adalah mengakui perasaan kamu. Jangan menyangkal, melawan, atau pura-pura perasaan itu nggak ada. Sadari sepenuhnya perasaan kamu. Sebut dengan namanya. Kalau kamu lagi marah, akui kalau kamu marah. Kalau kamu merasa bersalah, bilang ke diri kamu kalau kamu merasa bersalah.

Sekarang setelah kamu buka pintu untuk kenalin si pembawa pesan itu (perasaan kamu), langkah selanjutnya adalah menyambut si pembawa pesan itu. Ketika kita menyambut tamu, kita nggak cuma menyambut bagian yang kita suka aja, itu nggak mungkin. Kita terima seluruh orangnya secara utuh.
Artinya, kamu harus terima perasaan kamu secara keseluruhan.

Miliki perasaan kamu itu. Jangan kecilkan atau menghukum diri sendiri karena merasa begini atau begitu. Apapun bentuknya, perasaan itu adalah bagian dari kamu. Stop kebiasaan menghakimi dan nyalahin diri sendiri. Kalau kamu tergoda buat menghakimi perasaan itu, coba bilang yang jujur aja, misalnya “Aku lagi sedih dan rasanya ada beban berat di dada.”

Setelah kamu menyambut perasaan itu, biarkan perasaan itu melakukan tugasnya. Jangan langsung tutup pintu begitu saja tanpa kasih kesempatan dia menyelesaikan apa yang dia harus lakukan. Artinya, kamu harus tetap bersama perasaan itu.

Tapi ini bukan berarti kamu cuma diam dan ngeliatin perasaan itu kayak hal yang nggak ada hubungannya sama kamu. Itu namanya melepas diri dari perasaan. Melepas diri itu artinya kamu bikin jarak antara kamu dan perasaan kamu.
Melepaskan diri itu juga bentuk penolakan sama kenyataan. Sebaliknya, tetaplah bersama perasaan itu dan jalani sepenuhnya. Tertarik dan penasaran sama perasaan itu.

Jangan bikin jarak antara kamu dan perasaan kamu.

Tapi sekaligus, jangan kebawa sama perasaan itu sampai kamu ikut hanyut di dalamnya. Sadari perasaan itu tanpa merasa terbebani, rasakan tanpa terjebak di cerita-cerita yang dibawanya, dan tetap bersama perasaan itu tanpa berusaha mengendalikannya. Rasakan dirimu yang sedang mengalami marah, senang, sedih, malu, atau apapun yang kamu rasakan tanpa berusaha melawan atau terlalu larut di dalamnya.

Hidup di Saat Ini

Jati dirimu yang sebenarnya ada di saat ini, bukan kemarin atau nanti. Jadi, supaya kamu tetap jujur sama diri sendiri, kamu harus hidup di saat ini, bukan di masa lalu atau masa depan.

Hidup di Saat Ini

Banyak orang masih hidup di masa lalu. Kita suka membayangkan “seandainya dulu…” Kita semua kadang-kadang mikirin masa lalu, apalagi kalau ketemu teman lama. Tapi kalau pikiran kamu kebanyakan tertuju ke masa lalu, itu bisa berdampak negatif banget ke hidup kamu. Terus-terusan mengingat dan mengulang masa lalu bisa bikin hubungan jadi rusak.

Sebaliknya, ada juga orang yang terus mikirin masa depan. Ini juga nggak bagus buat hubungan. Misalnya kamu kerja lama banget sampai lupa waktu buat keluarga, pulang ke rumah yang kosong karena anak-anak sudah besar dan pergi. Pasangan kamu jadi kesal karena kamu lebih mikirin duit daripada keluarga. Kamu kerja keras bertahun-tahun, tapi kalau sakit atau meninggal, buat apa semua itu?

Ingat, hidup itu buat sekarang, karena besok belum tentu datang.

Jangan buang energi kamu buat khawatirin masa depan atau nyesel sama masa lalu karena itu nggak bakal ngubah apa-apa. Jangan sampai kamu stres terus.

Coba deh, sadar dan lihat obrolan negatif yang kamu lakukan sama diri sendiri. Jangan terlalu banyak membayangkan apa yang akan terjadi karena biasanya gak bakal sesuai dengan bayangan kamu. Jangan terlalu mikirin besok karena biasanya juga gak akan sesuai ekspektasi.

Nikmatin aja hidup, itu bakal bikin kamu lebih bisa hidup di saat ini. Santai dan happy!

Jangan biarkan pikiran kamu “dibenarkan” buat bingung atau stres. Ingat, stres dan cemas itu pilihan kamu sendiri. Semua pasti ada jalan keluarnya dan gimana kamu nikmatin prosesnya itu terserah kamu.

Sebagian besar orang nggak peduli kamu pakai apa atau apa yang sudah kamu capai. Mereka peduli sama siapa kamu sekarang dan seperti apa kamu hari ini, karena apa yang kamu lakukan di masa lalu nggak selalu berlaku untuk masa depan. Jadi, jadilah dirimu sendiri dan jadi yang terbaik hari ini.

Terima kenyataan kalau hidup itu ada momen baik dan buruk, bahkan yang sangat buruk sekalipun punya makna. Kadang pengen kabur dari momen yang nggak enak itu, tapi momen itu tetap milik kamu, mau enak atau nggak. Kalau kamu pilih buat nggak hidupin momen itu, berarti kamu nyisihin bagian dari hidup kamu.

Percaya deh, kamu punya kekuatan buat jalani semua momen, bukan cuma yang menyenangkan.

Pas kamu lagi di momen “buruk”, bilang ke diri sendiri, “Ini juga akan berlalu kok.” Jadi jangan kasih kekuatan berlebihan ke momen itu. Setelah momen itu lewat, lepaskan. Jangan tolak perasaan kamu, tapi juga jangan terus-terusan mengulang perasaan itu.

Kalau kamu hidup di saat ini, kamu bebas dari masa lalu dan bebas dari rasa takut soal masa depan. Untuk benar-benar hadir di saat ini, kamu harus percaya penuh sama diri sendiri; percaya kalau apa pun yang terjadi di masa lalu nggak akan ganggu masa depan kamu. Percaya juga sama diri kamu untuk menghadapi masa depan, karena kamu sudah berhasil sampai sejauh ini. Percaya waktu akan mengurus semua masalah, ketakutan, dan keseharian hidup.

Mengakui Kesalahan

Semua orang pasti pernah buat kesalahan, bahkan orang sukses kayak presiden atau CEO sekalipun. Tapi kalau kita coba sembunyiin kesalahan itu, malah nanti kesalahannya jadi makin besar sendiri. Pas kita nutupin kesalahan, seringnya kita malah bikin kesalahan baru yang lebih parah. Jadi lebih gampang dan enak kalau kita langsung ngaku salah, anggap itu kesempatan buat belajar, bukan kegagalan, dan pakai pelajaran itu secepat mungkin.

Ngaku Salah

Begitu kamu sadar kamu salah, langsung akui aja. Kalau kamu tunda-tunda ngaku, kamu bakal makin nyesel atau malah salah langkah, pengen nutupin kesalahan itu.

Baca Juga:  Cara Mengobati Jerawat Secara Efektif

Tanggung Jawab

Jangan main “salahin sana sini.” Kebanyakan orang pinter kok, mereka bakal tahu kalau kamu cuma nyari alasan supaya gak disalahin, dan malah bikin kamu keliatan buruk karena “lempar tanggung jawab” ke orang lain. Misalnya kamu kasih tugas ke orang lain tapi gak selesai, tapi apakah itu sepenuhnya salah dia? Mungkin kamu juga kurang ngecek atau kurang follow up. Pikirin dulu sebelum nyalahin orang.

Minta Maaf

Mungkin kamu kehilangan proyek karena tugasnya ketumpuk di meja dan baru ketemu beberapa hari kemudian. Atau kamu mungkin ngejatuhin vas favorit ibu, atau lupa ulang tahun temen atau keluarga. Kadang cuma minta maaf dianggap basa-basi atau “solusi cepat,” tapi kalau kamu minta maaf dan minta dimaafkan, itu kasih kesempatan ke orang yang kamu sakiti buat memaafkan kamu, bukan cuma supaya kamu lega.

Beri Ganti Rugi

Tawaran solusi atau perbaikan bisa bantu mengurangi kekecewaan orang yang kamu sakiti. Misalnya, kamu siap kerja lembur buat nyelesain tugas yang telat, bayar vas yang pecah, atau ajak temen/keluarga makan siang atau makan malam. Dengan cara ini, kamu tunjukin kalau kamu serius pengen memperbaiki keadaan.

Jangan Ulangi Kesalahan

Yang penting, jangan sampai kejadian lagi. Pahami apa yang salah dan coba perbaiki supaya gak terulang. Kepercayaan orang ke kamu bisa hilang cepat, dan itu bisa merusak hubungan atau kesempatan di masa depan, kayak gak dapet promosi kerja, orang tua gak ngijinin anaknya tinggal sendiri di rumah, dan lain-lain.

Belajar dari Kesalahan

Kalau ini soal kerja atau tugas ke pelanggan, bikin daftar “To-Do” dan kasih batas waktu sebelum meeting selesai. Kalau soal lupa ulang tahun atau ngejatuhin vas, catat ulang tahunnya di kalender elektronik buat tahun depan, atau ingat-ingat apa yang kamu lakukan (mungkin hal yang ibu sudah bilang jangan dilakukan) yang bikin vas itu pecah, dan jangan ulangin lagi.

Menyerah

Menyerah pada kenyataan artinya kita buka diri menerima hidup apa adanya, bukan karena kebiasaan atau pola pikir yang kaku. Banyak dari kita suka bikin cerita lain dari kenyataan sebenarnya karena kita gak sanggup menghadapi kenyataan itu. Jadi, kita coba ‘mengakali’ kenyataan dengan gambar yang beda. Itu namanya menutupi kenyataan. Kita benci kalau organisasi besar yang lakukan, tapi kita sering gak sadar juga ngelakuin hal yang sama, walaupun skala kecil.

Tapi menyerah pada kenyataan bukan berarti kamu jadi orang yang pasrah gak berdaya. Intinya, buka pikiran supaya kamu gak menutup diri dari berbagai kemungkinan yang ada, dan gak maksa kenyataan masuk ke kotak-kotak yang sudah kamu buat di kepala.

Bagian Besar dari Menyerah adalah Memaafkan

Langkah awal dan paling penting adalah kamu harus mau memaafkan diri sendiri dulu. Kalau kita terus mikirin akibat gak bisa memaafkan diri sendiri, kita malah jadi fokus ke diri kita dan gimana caranya move on dari luka dan rasa nyalahin masa lalu. Jadi, masalahnya bukan cuma sama orang yang pernah nyakitin kamu, tapi lebih ke gimana kamu bisa sembuh dan dapat ketenangan.

Memaafkan orang lain juga berarti kamu sadar kalau memaafkan itu bukan berarti kamu ngasih ‘izin’ buat kesalahan yang pernah mereka buat. Banyak yang salah paham soal ini karena istilah memaafkan dan mengampuni sering dianggap sama, apalagi dalam banyak agama.

Kalau orang yang nyakitin kamu sudah nggak ada, atau itu kejadian yang lama banget, misal waktu kamu sekolah dulu yang bikin kamu malu banget, mereka juga gak perlu diajak ngomong lagi. Melepaskan rasa sakit itu bukan berarti kejadian itu gak pernah ada, tapi kamu gak mau terus-terusan dikendalikan sama rasa sakit itu.

Memaafkan bukan berarti kamu menolak kenyataan. Apa pun yang bikin sakit itu nyata. Kalau kamu nolak dan bilang kamu sudah memaafkan tapi sebenernya cuma menolak itu, artinya itu terlalu berat buat kamu hadapi. Nggak ada batas waktu buat memaafkan. Kadang butuh waktu lama dan itu wajar kalau kamu jalaninnya pelan-pelan.

Bagian dari memaafkan juga paham kalau orang yang bikin kamu sakit belum tentu minta maaf atau ngaku salah, itu gak bikin kamu harus terus merasa sakit dan nyesek tiap kali kamu inget kejadian itu.

Ingat, nggak semua orang yang memaafkan harus baikan lagi sama orang yang bikin sakit.
Ada hubungan yang toksik bahkan berbahaya secara fisik. Kamu bisa memaafkan dan move on, tapi itu bisa berarti orang itu gak harus lagi jadi bagian dari hidup kamu. Kalau situasi atau orang itu gak aman buat kamu, mending jangan baikan dulu. Fokuslah memaafkan saat kamu sudah siap secara emosi dan merasa aman secara fisik.

Ambil keputusan sadar untuk memaafkan seseorang.

Meski mereka gak pernah minta maaf, kamu putusin sendiri bahwa kamu oke buat jalanin hidup tanpa perlu maaf dari mereka. Maaf itu bukan izin buat kamu memaafkan. Maaf itu harus datang dari penyesalan yang tulus dan ngaku tanggung jawab. Tapi kalau nggak ada itu, kamu bisa berdamai dalam hati untuk memaafkan, melupakan, dan melepaskan.

Penutup

Singkatnya, jadi jujur sama diri sendiri itu artinya benar-benar jadi diri kamu sendiri. Daripada kamu kebayang-bayang rasa takut yang nggak jelas di kepala atau harapan orang lain, jadi jujur itu berarti kamu nyaman dengan kesederhanaan jadi diri sendiri. Kalau kamu jujur, kamu bisa merasakan diri kamu sepenuhnya tanpa sensor dari dalam hati.

Kalau kamu merasa terpecah karena nggak jadi diri sendiri, rasa terpisah dari keaslian itu akan hilang ketika kamu mulai jadi orang yang apa adanya. Keunikan kamu akan keluar dengan alami karena kamu sudah nyaman dengan diri kamu sendiri.

Tapi jangan salah paham, jadi jujur sama diri sendiri itu bukan seperti obat ajaib yang bisa ngilangin semua rasa takut, masalah, atau hutang hidup kamu. Jadi jujur juga nggak berarti kamu bebas bertindak egois atau nggak sopan sama orang lain.

Kalau begitu, kenapa harus repot-repot? Kamu mungkin mikir: “Apa gak takut sih kalau orang lain tahu semua kekurangan dan kelemahan aku kalau aku jadi diri aku yang sebenarnya?”

Ingat ya:

Berusaha jadi orang lain itu bukan cuma bikin kamu capek fisik dan mental, tapi juga bikin kamu percaya kalau kamu nggak cukup baik — jelas bukan cara yang baik buat membangun rasa percaya diri.
Nggak jujur sama diri sendiri bikin kamu selalu hidup dalam ketakutan ketahuan orang lain.
Orang lain, sama kayak kamu, bisa langsung tahu kalau kamu palsu.
Munafik, bohong, dan nipu cuma bikin kamu makin jauh dari diri sendiri karena kamu malah mulai percaya sama versi palsu kamu.
Kebahagiaan, kedamaian, dan ketenangan sejati cuma bisa kamu rasain kalau kamu jujur sama diri sendiri.

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *